3.

1K 136 6
                                    

Chapter Three.

Draco tertegun sejenak saat melihat nama Hermione dan menghirup nafas dalam-dalam. Sebenarnya, Draco mengingat Hermione Jean Granger tentu saja. Perempuan yang berhasil merebut posisi pertama nyaris dalam semua pelajaran Hogwarts. Sok tahu dari Gryffindor tetapi payah dalam Quidditch. Apalagi ingatan soal Hermione Jean Granger? 

Tidak ada. Dia tidak penting sama sekali. 

Draco berada persis di belakang Johannson saat Healer Seniornya membuka pintu ruangan dengan pelan. Sejenak dunia Draco berhenti. Rambut Hermione yang seingatnya sangat berantakan kini lebih lurus, jatuh, rapi, dan cokelat. Hermione membelakangi mereka sembari merapatkan kardigan berwarna salem tanda mencari kehangatan. Draco terdiam. Dunia-nya seolah berhenti melihat perempuan dengan rambut cokelat.

Draco teringat Astoria. Hatinya nyeri begitu saja tanpa bisa Ia cegah sedikitpun. Draco mengalihkan perhatianya dengan mencoret-coret catatanya asal. Merlin, Draco tidak bisa dekat-dekat dengan Hermione Granger. Mereka tidak mirip sedikitpun. Perempuan dengan rambut cokelat di dunia ini sangat banyak bukan? Kenapa harus Hermione Granger yang mirip sekali dengan rambut Astoria? 

"Malfoy, aku akan mengambil hasil pemeriksaan Miss Granger dulu. Kau bisa menemani-nya kan?" 

Draco mengerjapkan matanya beberapa kali dan mengangguk. Dia menatap Hermione dengan dingin dan langsung duduk saja di depan ranjang Hermione tanpa ekspresi. Sibuk mencatat entah apa. Lalu mengingat hal yang sebenarnya tidak tahu Draco sendiri mengingat apa. 

"Hi, Malfoy." sapa Hermione ringan. 

Draco hanya mengangguk tidak berusaha memandang Hermione sedikit-pun. Draco tentu menyadari Hermione memandanginya terus menerus membuatnya agak merasa terganggu. Agak. 

"Uhm, if you don't mind...

Draco segera berdiri meletakkan catatanya, "Katakan. Kau butuh apa?" 

Hermione tampak kaget dengan tindakan tiba-tiba Draco seolah menghakimi dan terburu-buru membuat Hermione semakin tidak enak hati. "Ah, tidak jadi. Maaf aku mengganggu." 

Draco mengerutkan kening lalu mengerucutkan bibir, "Tidak sopan seperti itu. Aku sudah berdiri dan bersiap membantumu. Katakan. Ada apa?" 

Hermione menunduk tampak semakin tidak enak hati, harusnya Hermione Granger yang dulu dia akan membalas hardikan Malfoy atau justru meninju Draco seperti di tahun ketiga dulu. Tetapi, saat ini tentu saja tidak bisa. 

"Apakah namaku ada di depan ruangan?" tanya Hermione pelan. Nyaris seperti bisikan. 

Draco mengangkat alis lalu mengangguk, "Iya. Kau ingin aku rahasiakan saja?" 

Hermione tersenyum kecil lalu mengangguk, "Terimakasih, Malfoy." 

Draco mengangguk ringan lalu berjalan sedikit serta mengeluarkan tongkatnya dan menyihir papan nama Hermione Granger menjadi tidak ada serta menggumamkan mantera pelindung sehingga yang bisa melihat hanya Johannson sebagai Healer yang menangani Hermione kali ini. 

Draco tidak mencari tahu apapun tentang Hermione dan tidak mengajaknya mengoborol seperti Healer kebanyakan juga. Draco hanya mengamati. Kemungkinan besar Ia mengalami serangan di masa perang dulu yang mengakibatkan kakinya lumpuh seperti ini. Bisa jadi akan kembali total atau menjalar sepenuhnya. Draco menghela nafas. Cukup tragis juga. 

"Apa kau sudah lama menjadi Healer?" sapa Hermione lagi. Berusaha menutupi gugupnya dengan memilin ujung kardigan. 

Draco menggeleng, "Belum terlalu. Enam bulan sampai satu delapan bulan paling lama." 

Her.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang