03. Dekap

230 30 16
                                    


Now playing
Cinta Kuya feat Uya Kuya - Mimpi terindah

Ku terhanyut saat kau berjanji
Dan kau wujudkan mimpi yang terindah
Di setiap malam agar aku tersenyum
Terjaga dari tidurku

***

Mendekapmu adalah pulang.

***

Chapter 3

"Hai Ra!" ujar seseorang yang tiba-tiba menghampiri Ara.

Sekarang Ara sedang duduk di tribun sambil melihat Eza berlatih untuk turnamen basket bulan depan. Tidak, tidak. Ara tidak hanya duduk diam sambil bermain ponsel. Bukan Ara banget yang membuang-buang waktu untuk hal demikian. Ara duduk sambil membawa laptop kesayangannya dan menyiapkan banyak bahan untuk lomba debat nanti.

Yap. Ara adalah anak debat yang minggu depan akan berangkat ke Bali untuk sebuah lomba.

"Hai, kak. Apa kabar?" ujar Ara pada Radelia. Teman Eza di ekskul basket. Mereka saling mengenal ya karena... Siapa si teman Eza yang tidak tau Ara.

"Baik. Kamu gimana?"

"As you see, kak. Baik"

"Sama Eza baik juga dong?"

"Ahahahaha"

"Eh minggu depan lomba debat kan ya ra? Berapa tim dari sekolah?" tanya Radelia

"Satu tim doang kak. Iya berangkat nih doain ya ka"

"Et siap. Pasti ituma. Semangat ya Ra!! Keren banget ceweknya Eza"

"Hahahahah ka Radel mah bisa aja. Eh btw Kak. Ini turnamen masih bulan depan kan ya?"

"Iyaa.. sebulan kurang lagi si. 3 mingguan"

"Initu turnamennya kayak gimana si kak? Maksudnya tingkat apa, lawan mana gitu loh kak. Boleh dijelasin ga hehe..."

"Heemm.. initu tingkat provinsi si Ra sebenernya. Tapi pasti kamu bingungnya kok keliatan ambis-ambis banget ya tim basket putra tuh?" tanya Radelia sambil terkekeh pelan

"Heem Kak"

"Di babak awal dapet lawan SMA itu lo. Yang jadi musuh bubuyutan anak basket, hahahah"

"Aaahhh. Pantesan aja"

"Gabisa tuh kalau sampe kalah. Ngamuk se tim"

"Yaampun. Berat ya Kak hahahahahaha"

"Yaudah Ra. Aku balik latihan lagi ya. Tunggu bentar lagi juga Eza kelar," ujar Radelia sambil berdiri dan menepuk pelan bahu Ara

"Yoo.. semangat ya kak!"

"Siap!"

Ara kembali duduk sendirian, kini perhatiannya hanya terfokuskan pada Eza. Senyuman nampak tersemat di wajah Ara

Di detik berikutnya Eza menoleh ke arahnya.

"ARA NGESELIN... I LOVE YOU!!!!" Eza berteriak membuat seisi lapangan berseru

Ara tertawa dengan rona merah yang tak bisa ia tutup lagi.

"SEMANGAT EZAA!!" Ara berteriak menyemangati

"Kok gak i love you too si!" ujar Eza sambil fokus pada bola di tangannya

"I love you more..." Ara berujar dalam hati. Tentu saja. Gila saja jika Ara berteriak seperti itu. Mana berani.

PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang