Sobat, aku gapake mulmed dan quotes lagi yup!!
Selamat baca!!! <3
***
Chapter 28
Motor Raneza berhenti beberapa meter dari gerbang rumah Ara. Terlihat Raneza membuka helmnya, lalu merapikan rambutnya yang nampak sedikit berantakan. Terlihat senyum terukir tipis di wajahnya, namun kantung mata yang menghitam terlihat jelas di kulitnya yang tergolong cerah.
Raneza turun dari motornya lalu berjalan masuk ke rumah Ara. Dari gerbang, terlihat motor Ara yang siap digunakan. Namun tak ada Ara di sana.
Raneza bergerak mendekat, memeriksa motor Ara, memastikan semuanya berfungsi dengan baik.
Tanpa menunggu atau memanggil Ara, Raneza terlihat terburu-buru pergi dan kembali melanjutkan perjalannya menuju sekolah.
***
"Ibu, Ara berangkat!" Ara berteriak sambil berjalan cepat keluar rumah. Ia hampir telat.
Namun saat ia hendak menjalankan motornya...
"Shit!"
Ara turun memeriksa ban depan... Dan ya. Kempes. Sialan Ara sudah telat.
"Duh gimana dong," gumamnya. Setelah itu ia berlari keluar gerbang dan pergi ke rumah Arsel. Sialan. Arsel sudah berangkat juga.
"Jalan ke depan makan waktu banget," ujarnya frustasi.
"Ara!!!!"
Ara menoleh saat seseorang memanggil dari pinggir jalan sana.
Ara menghampirinya dengan tergesa.
"Kak Ardan.. hai," sapa Ara pada Ardan.
"Bareng ga Ra? Telat loh," ujar Ardan.
"Hah? Ah iya. Boleh Kak?" ujar Ara.
"Boleh. Cepet naik."
"Ah syukurlah," gumam Ara pelan sekali kemudian bergegas naik ke motor Ardan.
"Kenapa belum berangkat Ra?" tanya Ardan memulai percakapan mereka di motor kala itu.
"Kempes Kak ban motor aku. Kebetulan banget ada Kakak. Makasih banyak ya," ujar Ara.
"Ah gitu ya. Kebetulan banget kalau gitu."
"Iya Kak."
"Btw Ra," ucap Ardan.
"Hm?"
"Eza udah sembuh," ucap Ardan membuat Ara membeku beberapa saat.
"Ra?" panggil Ardan membuyarkan lamunan Ara.
"Hah? Ah iya Kak... Makasih ya udah ngabarin," ujar Ara.
"Sama-sama."
Dan di menit berikutnya Ara menyunggingkan senyum tipis namun terlihat menyiratkan kekecewaan.
"Padahal kamu bilang bisa kabarin aku kapan aja. Aku minta dikabarin pas sembuh aja kamu lupa, Eza." Ara bergumam dalam hati lalu terdengar hembusan nafas panjang.
***
"Ibu..."
"Eh Ejaa. Kemana aja ai kamu? Noh susu kotak strawberry sama nasi goreng ibu nganggur kemarin-kemarin," ucap bu Salu, ibu kantin sekolah Raneza.
"Yang nerimanya libur bu hahahaha," jawab Eza.
"Eh iya. Neng cantiknya libur ya. Biasanya tiap istirahat dikasih begituan. Meuni cute pisan," ujar bu Salu membuat Eza terkekeh pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor
Ficção Adolescente"Aku suka hujan... Tapi buat semua manusia kayaknya pelangi lebih menarik." *** Archellia suka kejelasan. Tapi kali ini rasanya abu-abu mungkin lebih menenangkan. Archellia suka melihat dunia, tapi kali ini ia hanya punya pilihan untuk menutup mata...