14. A Day with Ayah

155 24 6
                                    

Now Playing
Mimpi Terindah - Cinta Kuya feat Uya Kuya

***

Dan kau wujudkan mimpi yang terindah di setiap malam
Agar aku tersenyum terjaga dari tidurku
Dan kau jadikanku ratu di kerajaan cintamu
Agar aku pun bahagia hidup bersama denganmu selamanya

***

Chapter 14

Ara sampai di sekolah sekitar pukul 10.00 pagi hari. Ia tidak bareng Raneza, tentu saja. Karena Ara naik mobil dari sekolahnya.

Setelah proses evaluasi dan banyak hal lainnya, Ara dan teman se tim nya diperbolehkan pulang.

Saat keluar gerbang sekolah, Ara sedikit terkejut melihat ayahnya berdiri dengan senyum merekahnya.

"Hallo tuan puteri!!" ujar Ayah Ara sambil memberikan hormat.

"Ayah!" Ara berlari kecil ke arah Ayahnya lalu memberikan hormat kembali

"Ahahahahaha... Putri ayah." Ayah Ara menurunkan tangannya lalu menarik Ara dalam dekapannya

Ara membalas pelukan ayahnya dengan erat

"Ayah kok di sini?"

"Jemput kamu atuh masa mau gantiin pa satpam," jawab Ayah Ara

"Kan kerja?"

"Libur dulu lah"

"Bisa gitu"

"Bisa dong"

Kemudian keduanya berjalan ke arah motor Ayah Ara yang terparkir tak jauh dari sekolah.

"Gimana lombanya?"

"Kalah ayah :("

"Yah... Padahal kalau menang mau ayah beliin motor baru," ujar Ayah Ara

Ara mencibir mendengarnya

"Boong boong. Jangan dipercaya jangan dipercaya," ujar Ara

"Beneran. Coba aja juara 1"

"Yaudah ceritanya Ara juara satu. Mana motornya?"

"Mana bisa begitu," ujar ayah Ara sambil menyentil pelan kening putrinya

"Eh yah... Acel mana? Ga jemput Ara," ujar Ara

"Oh maunya dijemput pake motor keren Acel? Gamau pake motor butut ayah?"

"Ih engga gitu atuh yahh.. motor inima kesayangan Ara pisann!!"

"Arsel ke Jakarta dia"

"Loh ga minta temenin Ara?"

"Gatau tuh. Sudah dibilang juga sama ayah"

"Hmm"

"Heh. Oleh-oleh buat ayah mana?" tanya Ayah

"Oh aman pak bos. Ada di koper ni," ujar Ara sambil menunjuk ke arah kopernya.

"Apatu"

"Ada dech"

"Hahahahahaha. Yaudah, karena kamu kalah, ayok keliling Bandung sama ayah!"

"Bisa gitu yah"

"Bisa dong"

"Ayok!!"

"Kopernya pulangin duluan aja pake gosend," ujar Ayah

"Kita ke rumah aja dulu yah simpen koper"

PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang