And I don't even know if I'm alright
(Dan aku pun tak mengerti apakah aku baik-baik saja tanpa dirimu)
'Cause if I called we'd only end up in a fight
(Karena di saat kita bersama, kita selalu bertengkar)
And I don't wanna keep on getting hurt
(Dan aku tak ingin terus tersakiti)Now Playing
Arash Buana dan Raissa Anggiani - If you could see me cryin' in my room***
Ara mengambil kalender kecil yang ada di nakas samping tempat tidurnya. Dia melihat tanggal hari ini. Ahahaha. Sudah seminggu Raneza benar-benar menghilang dari hidupnya. Sejak kejadian di depan minimarket sore itu, Raneza benar-benar hilang.
Bahkan Ara tak menemukan apapun di sosial medianya. Raneza seolah tak menunjukan kehidupannya sama sekali.
Selamat pagi!!!
Have a nice day!
Jangan hujan-hujanan!
Tunggu sebentar, jangan kemana-mana.
Post atu ih kamu mah
Hari ini aku...
Ara cantik banget si ih
Mimpi apa sayang?
Terserah Ra, terserah. Aku marah. Bye.
Pulang bareng!!
Sialan sialan sialan. Suara itu memenuhi kepala Ara sekarang.
Ara melepas pelukannya pada Oreo - boneka panda pemberian Raneza lalu menatap boneka tersebut lekat.
"Ternyata gini rasanya 'sama dia emang sakit, tapi ga sama dia jauh lebih sakit' sialan ini si sakit banget," ujar Ara.
Setelah itu Ara mengambil sebuah buku yang juga ada di nakas samping tempat tidurnya. Buku itu... Berisi tentang bagian kesukaan Ara tentang Raneza.
Ara membuka sekilas buku tersebut, lalu dipeluknya buku itu bersama dengan Oreo.
"Can I just stay here?" ujar Ara pelan. Entah pada siapa.
***
Ara berjalan ke arah pintu rumahnya saat dia mendengar seseorang mengetuk pintu.
"Hujan-hujan gini bisa-bisanya ada yang bertamu," ucap Ara pelan.
Ara kemudian membuka pintu tersebut... Dan...
Ara dengan cepat hendak menutupnya kembali.
"Tunggu," ujar seseorang di luar sana.
"Mau ngapain?" tanya Ara.
"Keluar dulu. Aku janji ini terakhir," ucap Raneza.
Iya. Orang yang mengetuk pintu rumah Ara di sore hari saat hujan turun dengan deras adalah Raneza Langit Bagaskara.
Eza datang dengan keadaan basah kuyup.
"Ara... Please?"
Dengan gerakan ragu, Ara membuka pintu lebih lebar, lalu keluar rumah menghampiri Raneza.
"Masuk Za, hujan," ujar Ara.
"Badan aku udah terlanjur basah," jawab Raneza. Setelah itu Ara tidak memaksa. Ara hanya berdiri diam tepat di depan Raneza.
Raneza memperhatikan Ara dengan seksama. Dari ujung kaki sampai ujung kepala. Dan berakhir menatap matanya dengan lekat.
"Mau apa?" tanya Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor
Teen Fiction"Aku suka hujan... Tapi buat semua manusia kayaknya pelangi lebih menarik." *** Archellia suka kejelasan. Tapi kali ini rasanya abu-abu mungkin lebih menenangkan. Archellia suka melihat dunia, tapi kali ini ia hanya punya pilihan untuk menutup mata...