⭐. 01

540 60 3
                                    

Baruna Sunoo Dirgantara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baruna Sunoo Dirgantara.

Putra tunggal Tirtana Wonwoo Dirgantara dan Silvana Jennie Baskara.

Mempunyai paras imut seperti ibu namun juga tampan seperti ayah. Penggabungan yang pas antara Wonwoo dan Jennie ada pada Sunoo. Sifatnya juga tak jauh beda. Ia pendiam namun manja. Kadang bisa sangat manja, kadang juga bisa sangat dingin.

Semakin dewasa, sunoo semakin memberontak. Sifat alami seorang remaja yang ingin mencari jati diri. Ia sudah tidak bermanja manja lagi pada jennie atau wonwoo, tidak lagi diantar ke sekolah dengan motor n-max sang ayah, tidak lagi dibekali makanan untuk istirahat siang. Tidak lagi semua itu.

Kadang sikapnya melukai hati kedua orang tua, namun mereka memaklumi karena mereka pernah remaja dan mereka pernah mengalaminya jauh sebelum Sunoo.

"Kak, hari ini olahraga bunda bawain bekel?"

"Ga usah."

"Yaudah, nanti minta sama papa uang  tambahan ya, jangan lupa beli air. Jangan lupa berdoa sebelum mulai pembelajaran."

"Iya bun, iya. Aku tau. Aku bukan anak kecil yang harus dikasi tau setiap hari." Sunoo berdiri dan menghampiri Wonwoo di garasi.

Memanaskan mesin sebelum sarapan adalah kebiasaan Wonwoo, alasannya karena ia tidak mau terlambat karena menunggu mesin panas.

Menyadari suara langkah kaki mendekat, Wonwoo menoleh. "Mau berangkat?"

"Hmm.. Minta uang."

"Kan udah tadi. Kurang?" Wonwoo mengernyit.

Anggukan diterima, sedikit menghela nafas lalu merogoh saku mencari dompet berisi lembaran lembaran merah dan biru juga kartu kartu penting.

"Ini."

"Makasih pah.. Aku berangkat."

"Hn.. Hati hati."

Melihat punggung sang anak menghilang, Wonwoo masuk ke dalam rumah melihat sang istri makan sendiri di ruang makan.

"Je.." tepukan halus mendarat di bahu Jennie, pelakunya Wonwoo.

"Oh udah selesai.. Ini sarapannya."

Sepiring nasi goreng buatan Jennie tersaji di atas meja dengan beberapa toping sayuran diatasnya. Wonwoo tersenyum tipis. Walau sederhana, tapi masakan jennie sangat enak.

Tak lama senyumnya luntur diganti oleh raut bingung. "Je, kenapa kamu makan pake kotak tupperware?"

"Oh, bekelnya kakak. Udah terlanjur buat ternyata nggak dibawa, aku makan aja."

"Kan bisa kasi aku buat nanti siang."

"Katanya kamu mau meeting sama klien, nggak bisa makan siang dikantor. gimana sih??"

Wonwoo tersenyum tanpa dosa.

Usai sarapan, keduanya keluar rumah dan masuk ke dalam mobil mssing-masing.

"Nanti pulang malem lagi?" Wonwoo bertanya sambil men-stater mobilnya.

"Kayanya iya. Pasiennya tukar jadwal. Harusnya besok jadi nanti sore." Jennie menjawab dari dalam mobilnya. "Kamu nanti masakin Sunoo ya? Dia pasti laper habis pulang sekolah."

Wonwoo mengangguk dan melambai karena ia pergi lebih dulu sedangkan Jennie belakangan, sebab mobilnya masih dipanaskan.

Setelahnya jennie juga ikut menyusul pergi rumah sakit, tempatnya bekerja.

Setelahnya jennie juga ikut menyusul pergi rumah sakit, tempatnya bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🖇️# ࣪𝐤𝐚𝐳𝐨𝐤𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang