⭐. 02

361 51 4
                                    

Sunoo menatap datar ke arah televisi yang menyala dengan volume keras hingga menggema di seluruh penjuru rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunoo menatap datar ke arah televisi yang menyala dengan volume keras hingga menggema di seluruh penjuru rumah.

Ia baru saja pulang dari rumah Jake-- putra tunggal Hoshi dan Sana, dan kini sudah pukul 8 malam.

Rumahnya sepi, hanya ada ia dan seekor anjing peliharaan milik ibunya.

"Kuma.. bunda sama papa lembur ya?"

Woof! Woof!

Sunoo melihat mata anjing berbulu cokelat di pangkuannya. "Nggak ada gunanya nanya sama lo, gue nggak bisa bahasa anjing. Tapi kalo curse pake anjing lancar."

Krek!

Pintu penghubung ruang keluarga dengan dapur terbuka. Jennie dengan nafas memburu masuk.

"Hhaahh.. kakak baru pulang?"

"Hn. Bunda habis lembur?"

Jennie tertegun. Anaknya menanyakan dirinya?

"Jangan salah, aku nanya karena nggak ada makanan di dapur. Laper."

Jennie melihat ke arah dapur dan benar, tak ada tanda tanda seseorang habis memasak. "Tapi bunda udah suruh papa buat masakin kamu."

"Papa ke Jepang. Kliennya minta ketemu."

Jennie kembali tertegun. Tote bag di bahunya merosot jatuh.

Kenapa nggak bilang?

Sunoo menatap sang bunda. "Udahlah. Aku mau beli martabak aja."

"Bunda masakin."

"Gak usah."

···

Jennie sendirian makan ditengah sunyi.

Banyak pikiran menghantuinya.

Mulai dari pergi ya Wonwoo ke Jepang tanpa memberi tahu apapun. Lalu Sunoo yang tiba tiba mengirimi pesan bahwa ia akan menginap di rumah Heesung malam ini. Belum lagi masalah di rumah sakit.

Drrrtt.. drrrtt..

Jennie mengalihkan pandang ke layar ponsel. Nama sang suami tertera disana.

"Ya?"

"Je, sorry baru ngabarin. Aku ke Jepang. Dua hari lagi pulang. Tadi nggak sempet bilang karena buru buru banget. Ini baru sampe hotel."

Jennie terdiam. Bibirnya bungkam. Sesulit itukah menghubungi Jennie? Wonwoo bisa meninggalkan pesan pada Jennie, ia bisa membacanya setelah kerja dan tidak harus menunggu kabar seperti orang bodoh dan membiarkan anaknya pergi seperti tadi.

"Ya."

"Jangan marah."
"Mau oleh oleh? Aku suruh asisten buat beli malam ini."

"Ga usah. Cepet pulang aja cukup."

"Aww.. istri aku. Lusa atau besok malem. As soon as possible."

"Aku tunggu."

Panggilan dimatikan. Tatapan hangat terpancar dari manik kucing yang nampak kelelahan.

Jennie berdiri membereskan peralatan makan dan memasaknya lalu pergi ke kamar, sebelum itu ia membungkus piring yang penuh dengan nasi kare dengan plastik wrap. Duduk di ujung ranjang dengan berlembar lembar laporan medis pasiennya.

Menahan kantuk hanya untuk memahami penyakit yang diderita orang. Hingga akhirnya ia tak kuat dan jatuh tertidur.

···

Sunoo masuk ke dalam rumah saat jam menunjukkan pukul dua dini hari. Motor hitam milik Sunoo, ia tuntun dari pos satpam komplek perumahannya.

"Bunda udah tidur. Aman."

Nyatanya, Sunoo tidak menginap. Ia hanya berdiam diri di depan minimarket 24 jam untuk ngemil dan bermain game. Menunggu hingga sekiranya sang bunda sudah terlelap untuk pulang.

Jika ke kamar, Sunoo harus melewati ruang makan, gudang dan kamar mandi bawah. Tak sengaja ia melirik nasi kare di atas meja. Plastik wrap yang membungkus bagian atas piring nampak berembun, terlihat bahwa itu baru saja dibuat.

Sunoo mengernyit mendapati sebuah catatan dari tisu yang terselip di bawah piring.

Bunda buat kare lebih. Lupa kalo kamu nggak makan malem di rumah. Panasin buat sarapan ya ^^

Luv u kakak.

Senyum terbit di wajah berpipi mochi Sunoo. "Bunda apaan sih.." ia menatap kare yang masih hangat di piring, lalu mengindikkan bahu. "Lagian kan emang buat gue. Gue makan ajalah ya."

···

Paginya Jennie tersedak jus jambu ketika melihat piring kotor di wastafel dan catatannya kemarin dibalas lalu ditempel di kulkas menggunakan magnet.

Udah aku makan. Sarapan roti panggang ya, bun.

Karenya enak.

Tiga kalimat yang ditulis Sunoo di tisu itu berhasil membuat Jennie tersenyum sepanjang bekerja, bahkan membuat pasien juga asistennya heran.

Intinya Jennie bahagia.

emang paling enak masakan mama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

emang paling enak masakan mama.
valid no debat.

jangan lupa votement ^^

🖇️# ࣪𝐤𝐚𝐳𝐨𝐤𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang