Malam harinya, di kamar inap Jennie hanya tersisa Wonwoo dan juga Sunoo. Wonwoo masih setia duduk di samping ranjang Jennie sedangkan Sunoo sudah tertidur di sofa efek obat.
"Maaf. aku bener bener bodoh. Disaat aku harusnya ada untuk kamu dan calon anak kita, aku malah sibuk sama hal lain. Aku udah jelasin ke semua kalo anak yang di kandung Yerin itu bukan anak aku. Karena malam itu, aku sama sekali nggak ngelakuin hal yang aneh. Aku janji, bakal temuin kebenarannya, bukti kalo anak itu bukan anak aku. Aku harap kamu percaya." Wonwoo mencium tangan Jennie yang bebas dari infus. Kemudian Wonwoo menjatuhkan kepalanya di samping Jennie, ia tertidur.
Jennie membuka mata perlahan. Dirinya tidak bisa tertidur dan ia mendengar semua penuturan Wonwoo. Manik Jennie berkaca kaca, ia menoleh ke arah Wonwoo. "Iya, aku percaya. Aku tunggu buktinya. Good night, pasti sakit ya?" jari lentik itu mengusap pipi Wonwoo yang nampak bengkak juga biru.
Wonwoo tersenyum, ia belum sepenuhnya terlelap. Pandangan keduanya bertemu. "Thanks udah mau percaya." Ia menggenggam erat tangan Jennie yang mengusap pipinya. "Tidur gih." Ia membenarkan selimut Jennie dan menepuk nepuk pucuk kepala sang istri agar tertidur.
"Naik sini, sama aku."
"Emang boleh?"
"Boleh. Kamu kan ringan."
"Mukamu ringan. Nggak ah, disini aja, kasian bumil nanti kesempitan."
"Ish! Naik Wonu!!" Jennie mengembungkan pipinya, tangan wanita itu dengan heboh menepuk nepuk sisi sebelahnya yang lenggang. Jennie ingin tidur dengan Wonwoo, ah bukan, adik bayi ingin tidur dengan Wonwoo--papanya.
"Ssttt! Sunoo nanti bangun."
Jennie tersenyum tanpa dosa saat melihat Sunoo menggeliat tak nyaman di sofa.
Dan dengan berat hati, Wonwoo menyetujui ajakan Jennie, ia berbaring menyamping dengan Jennie di pelukannya. Wonwoo memejamkan mata karena ia sudah tidak tahan dengan kantuk.
Jennie memainkan baju kaos Wonwoo secara acak. Ia mendongak melihat paras menawan Wonwoo. Jennie merasa sangat beruntung bisa menjadi pasangan Wonwoo bahkan hingga bisa memiliki Sunoo juga calon anak yang tengah di kandungnya.
Sebagai penutup malam ini, Jennie menangkup pipi Wonwoo dan mencium bibirnya. "Selamat tidur papa. Hihi.."
---
Keesokan harinya, Jennie terbangun karena dikejutkan oleh suara baskom yang terjatuh. Manik kucingnya mengerjap pelan. Dilihatnya Sunoo dan Wonwoo tengah bertengkar.
"Pa, aku yang batu ngelapin bunda!"
"Ga! Kamu duduk, sarapan."
"Pa!"
"Sonu!"
Jennie menopang dagu menyaksikan pertengkaran pagi dari Wonwoo dan Sunoo. Ah, sudah lama sekali rasanya Jennie tidak melihat ini. Dulu mereka selalu berdebat tak tahu tempat dan waktu. "Udah selesai?"
KAMU SEDANG MEMBACA
🖇️# ࣪𝐤𝐚𝐳𝐨𝐤𝐮
Fanfiction[ On Going ] Kisah keluarga Wonwoo dan Jennie setelah anak semata wayang mereka menginjak remaja. Dengan konflik yang tentu berbeda dari cerita sebelumnya. - 2nd book Tomodachi. © CCHLDYSTRS-