Kalau ada typo, tolong komenin di tempat typo itu ya teman-teman. Thanks💚
Votenya dulu dong, heheheh.
Selamat membaca:D
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
●○●
"Udah besar ya kamu, makin mirip sama bundamu."
Ucapan laki-laki itu terus berputar dipikiran Swara. Tidak menduga akan bertemu lagi dengan lelaki tua itu. Yang lebih mengejutkan adalah, laki-laki itu adalah ayah Jaehyun.
"Ra?"
"Swara?" Panggil Jaehyun.
"Swara," Panggil Jaehyun lagi sambil menyentuh bahu Swara, membuat cewek itu tersentak kaget.
"Kita udah sampai," Ucap Jaehyun.
Swara mengedarkan pandanggannya kemudian mengangguk. "Makasih Jae, duluan ya," Pamit Swara lalu bergerak melepaskan sealtbealtnya.
"Tunggu Ra." Jaehyun menghentikkan Swara, saat cewek itu akan membuka pintu mobil.
"Emmmm, soal yang tadi-" Jaehyun menjeda ucapannya.
"Maaf ya, seharusnya kamu gak lihat kejadian kayak gitu. Anggap aja kamu gak lihat apa-apa, bisa kan?" Pertanyaan dari Jaehyun langsung diangguki dengan senyuman lembut oleh Swara.
"Manis banget gila," Batin Jaehyun
"Gak apa-apa Jae. Seharusnya aku juga gak lihat itu, karena itu privasi kamu. Maaf ya," Balas Swara.
"Aku turun ya, sekali lagi makasih Jae," Lanjutnya.
🔇🔊🔇
Swara turun dari ojek dengan langkah gontai, hari ini entah kenapa semangatnya jadi menghilang sejak bertemu dengan ayah Jaehyun pagi tadi.
Kejadian beberapa tahun lalu secara otomatis langsung melintas dipikirannya begitu melihat wajah laki-laki tua itu. Tidak ada yang berubah, laki-laki itu masih sama. Brengsek, dan tidak berperasaan.
Tidak disangka, cowok selembut Jaehyun bisa mempunyai ayah sekasar laki-laki itu. Sepertinya bunyi pepatah "Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya" itu, tidak berlaku pada Jaehyun.
Swara berdiri mematung saat baru memasuki gerbang rumahnya. Dia menghela napas lelah, melihat beberapa kendaraan roda dua yang diyakini adalah kendaraan dari teman-teman adiknya. Hari ini dia sedang tidak mood untuk menanggapi para bocah yang kelakuannya tidak beda jauh dari adiknya itu.
"SELAMAT SORE KAKAK CANTIKK."
Baru saja Swara membuka pintu rumahnya, dia langsung disambut dengan suara teriakan dari Haechan.
