Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
●○●
"Doy masih belum baikan juga lo sama Swara?"
"Anjing, santai dong. Sakit bego," Umpat Doyoung. Bagaimana tidak, Yuta menanyakan itu sambil menendang kepala Doyoung.
Posisinya sekarang Doyoung duduk bersandar dibawah ranjang dan Yuta duduk diatas ranjang tersebut. Kaki Yuta tepat berada di kepala Doyoung. -Ngerti kan?-
"Ya sorry. Jadi gimana?"
"Apanya yang perlu diperbaiki? Gue sama dia dari awal emang gak punya hubungan kan?" Jawab Doyoung, tangannya sibuk membalas pesan dari Nila.
Yuta mengangguk. "Iya juga sih."
Hening.
"Terus sama Nila? Lo serius?"
Pertanyaan dari Yuta membuat Doyoung menoleh kearah cowok Jepang itu sambil menyerngit bingung. "Nila?" Tanyanya.
"Yaa, gue lihat akhir-akhir ini lo deket sama dia."
Doyoung memutar mata malas, "Elah Yut, lo kan tau gue ketua Hima dan Nila sekretarisnya. Ya wajarlah."
"Kan bentar lagi udah mau masuk tahun ajaran baru. Kita cuma lagi siapin buat ospek doang." Lanjut Doyoung.
Lagi-lagi Yuta hanya mengangguk.
"Ta–"
"Apa lagi?"
"Udah, gue balik ya."
"Lah udah balik aja lo?"
"Iyalah gila, gue udah disini dari pagi."
"Yaelah baru sebentar itu. Nginaplah kalau bisa Doy, males gue sendirian di rumah." Keluh Yuta.
Ya, Ibu Yuta baru saja ke Jepang pagi tadi. Ibunya hanya seminggu di Indonesia, sekedar menjenguk putra semata wayangnya itu.
Itu juga alasan kenapa Doyoung di rumah Yuta. Cowok itu menemani Yuta mengantar ibunya. Mumpung libur.
"Yaudah gue balik ya, ajak Fay atau siapa gitu."
"Gila lo, yakali gue minta Fay nginap."
Plak.
Doyoung menggeplak kepala Yuta, "Bukan nginap bego, pikiran lo."
"Ya ajak jalan kek, biar lo gak kesepian." Jelas Doyoung.
"Kalau Fay bisa, ngapain gue minta lo temanin gue disini?."
"Anak-anak juga pada sok sibuk banget." Lanjut Yuta.
"Lo-nya aja yang gak ada kerjaan. Udah gue balik."
