Acara Berburu (5)

2.1K 358 7
                                    

Langkahnya terhenti.

Suara bentakkan penuh emosi dan rasa benci, lalu makian kasar yang terdengar. Itu suara laki-laki, samar-samar ada suara tangisan seorang Wanita, tetapi suara itu seperti tersapu angin.

Beberapa Bangsawan lewat dan berkumpul di sekitar tenda tersebut, tetapi semuanya bersikap tak peduli dan masa bodoh, Rihanna pun ingin seperti itu. Itu bukan urusannya, ia tak mau ikut campur dan menambah masalahnya, saat ini saja masalahnya sudah menumpuk begitu banyak.

Begitu ia melanjutkan langkahnya, suara melengking wanita itu dengan jelas terdengar, lalu diikuti isak tangis. Rihanna kembali berhenti. Masalahnya dia mengenal suara itu, sebelumnya suaranya terdengar samar-samar jadi ia tak begitu mengenalinya. Jika sudah seperti ini mana bisa ia bersikap masa bodoh?

"Shara, kau duluan saja. Saat kau sampai di tenda, siapkan dokter keluarga." Perintah Rihanna sembari mengambil mantelnya dari tangan pelayan itu.

Sang pelayan mengangguk patuh, wajahnya terlihat ragu tapi ia mematuhi perintah majikannya dan dengan cepat melaksanakannya.

Wanita itu memutar arah kakinya menuju tenda tersebut, dibandingkan dengan tenda keluarganya, tenda tersebut terlihat lebih sederhana. Ia menghentikan langkahnya begitu sampai di pintu masuk. Rihanna melirik ke dalam, di dalam barang-barang masih tertata dengan rapi. Walau dikuasi emosi, lelaki itu masih waras tak menghancurkan barang-barang berharganya.

"Seharusnya kau tahu diri! Kau itu DIJUAL oleh keluargamu padaku!"

"Jika bukan karena aku, keluargamu pasti akan bangkrut dan jatuh miskin!!"

"Karena itu... !! Kau sama sekali tak punya hak untuk menentang atau mengeluarkan pendapatmu padaku!!"

"Kau itu cantik, jangan sampai aku merusak wajah itu."

"Mengerti? Tugasmu cukup berperan sebagai tunangan baik yang mencintaiku."

Lady Joey. Lady yang sedari awal yang selalu berpihak pada Rihanna bahkan sebelum ia merasuki tubuh itu, Lady lemah lembut yang seolah mencintai tunangannya itu kini tersungkur di karpet bulu dengan wajah banjir air mata, pipi sebelah kanan yang memerah, ada sedikit goresan yang membuat darah mengalir dari pipinya. Tampaknya goresan itu terjadi saat lelaki yang mengaku sebagai tunangannya itu menamparnya, lalu salah satu sudut cincin emas permata yang dipakainya menggores pipi wanita itu.

Rambutnya tampaknya di sanggul kebelakang dengan indah, tetapi saat ini setengah rambut nya ter-urai ke bawah dengan berantakan.

Tangannya mengepal penuh amarah, mengumpulkan tekad sekali lagi, wanita itu berdiri dengan berani.

Plakk!!

Dengan gerakan yang cepat, ia menampar pipi lelaki itu. Karena tak mengira wanita itu akan membalasnya, pipinya memerah terkena tamparan itu, dan kacamatanya jatuh dan nyaris saja pecah. Emosi lelaki itu sudah berada di puncaknya.

"dasar! Beraninya kau... !!"

Tangannya yang besar itu hendak kembali menampar pipi wanita itu, Rihanna dengan cepat berlari masuk, tetapi sebuah tinju sudah melayang duluan menghantam wajah lelaki itu, membuatnya tersungkur dan mengerang sakit.

Rihanna tercengang.

Itu Rule.

Wajahnya dipenuhi amarah, bahkan urat nadi di punggung tangan dan lehernya kelihatan jelas.

Rihanna dengan cepat menghampiri Lady Joey dan memasangkan mantel miliknya. Dengan perlahan ia menuntun perempuan itu untuk mundur dari tempatnya. Walau begitu, kedua pasang matanya tak berhenti menatap kakaknya.

I'M NOT A VILLAINESS!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang