Raven adelard poetry

10.2K 1.3K 49
                                    

Istana Ratu, istana megah dengan balutan emas di setiap sudut dinding, tak lupa dengan ukiran ukiran cantik yang turut ikut menghiasi istana, pilar pilar kokoh menyangga bangunan mewah tersebut, dan lukisan lukisan tua yang dipajang di lorong istana, dilengkapi dengan patung patung berseni tinggi di sampingnya.

Rihanna terkejut begitu ia bertemu Lumia di lorong istana Ratu, hari ini Lumia begitu cantik dengan balutan gaun pink muda dengan desain gaun dari kerajaan timur. Rambut pirangnya di sanggul ke belakang dilengkapi dengan hiasan rambut berbentuk bunga. Ia terlihat elegan dan imut.

Mata Sapphire sayu dan tajam itu saling beradu, tak perlu saling sapa, Rihanna melewatinya begitu saja, ia tak punya urusan dengan gadis itu dan terus berjalan menuju ruang tempat ratu berada.

"Salam kepada yang mulia Ratu, wanita nomor satu di Kekaisaran Carrel." Rihanna mengangkat gaunnya sedikit lalu menunduk penuh hormat, di depannya Ratu sedang duduk Sambil menyeruput tehnya.

"Selamat datang, Lady cyllen."

***

Lumia berjalan menelusuri taman, sendirian. Ia gelisah dan cemas, mengapa Ratu tiba tiba berkata seperti itu padanya? memang apa salahnya?

"Lady Roswell, walaupun Lady dan Putra Mahkota saling menyukai. Setidaknya jangan terang-terangan menunjukkan hubungan kalian."

Ratu mengeryit lalu menoleh menatapnya.

"Sikap kalian kemarin sangat tak sopan, terlebih kalian seperti meremehkan keluarga duke cyllen."

"Aku harap kejadian seperti itu tak akan terjadi lagi."

"Lady Roswell."

Lumia menatap sekuncup bunga di depannya, apa ia salah? yang mengajaknya adalah Putra Mahkota, bukan dirinya. Lagi pula apa salahnya menerima tawaran Putra Mahkota?

"Apa aku salah?"

Tes!

Tak sadar, air mata menetes dari pelupuk matanya, rasa takut saat ratu menatapnya tajam membuatnya tak kuasa menahan tangis, ia tak menyangka Ratu akan berkata tajam seperti itu padanya. Ia takut dan sedih.

Wush~

Bagai ditakdirkan, tepat di depannya. Putra Mahkota seperti menunggunya, wajah rupawan dengan seragam anggota Kekaisaran itu membuat ketampanannya bertambah, salah satu alasan mengapa Lumia bisa jatuh hati padanya.

Putra Mahkota yang menyadari kehadiran Lumia, sontak berbalik lalu berlari ke arah gadis mungil itu, melihat gadis yang disukainya menangis di depannya, refleks putra mahkota mendekap gadis mungil itu ke dalam pelukannya. Rasa ingin melindungi Lumia tiba tiba muncul begitu saja, apa karena Lumia adalah gadis kecil lemah yang terlihat bisa hancur sedikit saja karena disentuh?

Lumia yang didekap, menumpahkan seluruh air matanya dan menangis habis habisan di pelukan putra mahkota.

"Yang mulia ... apa saya salah? hiks ... apa saya ... "

"Saya hanya ... saya ... hanya ... hiks ... hiks ... "

Tak tahu apa yang bisa dilakukannya, Putra Mahkota membiarkan Lumia menangis di pelukannya hingga gadis itu tenang.

I'M NOT A VILLAINESS!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang