Makan Malam

4.9K 678 5
                                    

Ruang makan, tempat yang biasa Rihanna kunjungi begitu pagi tiba, tapi mengunjungi tempat itu di malam hari, suasananya yang dirasakannya benar benar berbeda.

Cahaya matahari yang biasanya menebus masuk melewati jendela, membuat ruang makan yang luas itu terlihat cerah dan terang, lalu suara tawa Rule selalu menjadi pelengkap saat sarapan, malam ini. Semuanya berbeda.

Tak ada Rule yang biasanya selalu duduk di sampingnya, tak ada Duchess yang selalu menegurnya dan Rule begitu mereka ingin berdebat, tak ada cahaya mentari hangat yang menembus masuk melewati jendela.

Dan ditemani cahaya temaram dari lilin yang terpasang di dinding, ruang makan itu terlihat sempit dibanding biasanya, dan disana hanya ada Duke cyllen yang sedang menunggunya, sorot matanya tetap tajam seperti biasa, tetapi walau samar, Duke cyllen terlihat lelah.

"Ayah, mengapa tiba tiba mengajak makan malam bersama?lalu dimana ibu dan kakak?" Tanya Rihanna dengan senyum simpulnya, melihat tekanan yang di keluarkan Duke cyllen, seperti nya ia tak akan bisa mencerna makanan di depannya.

"Rule masih ada pekerjaan di istana, ibumu ada di kamarnya." Jawab Duke cyllen seadanya lalu menyuapkan sepotong steak ke dalam mulutnya.

Setelah itu, keadaan menjadi hening cukup lama, sampai Rihanna menyelesaikan makanannya, atau memang Duke menunggunya untuk menyelesaikan makan malamnya.

"Rihanna."panggilnya.

Rihanna mendongak, tersenyum tipis lalu memandang Duke, semoga bukan hal buruk yang akan di ucapkan olehnya.

Keadaan menjadi hening kembali, wajah paruh baya itu terlihat seperti sedang menimang sesuatu, dengan alis mengernyit dan wajah suram itu, siapapun pasti akan merasa tertekan saat berbicara padanya.

"Jadilah Ratu, Rihanna."

Kalimat singkat itu membuat Rihanna benar benar membulatkan matanya sempurna menatap ayahnya, bagaimana bisa ayahnya tiba tiba menyuruhnya untuk melanjutkan pertunangan dan menjadi Ratu?

"Apa maksud ayah? bukankah waktu itu ayah juga mendukung saya? Mengapa tiba tiba ayah,"

"Waktu itu, maupun saat ini, ayah ingin mendukung semua keputusan mu, tetapi keadaan saat ini yang tak bisa mendukungmu." Jelas Duke lalu meneguk wine yang ada disampingnya.

"Keadaan apa yang sampai membuat ayah mengesampingkan perasaan ayah yang ingin mendukung saya?" Setidaknya, ia perlu tahu, dan perlu menimang, apakah alasan yang akan dikatakan ayahnya benar-benar harus membuatnya menjadi Ratu.

Duke cyllen menatap putri bungsunya, lalu menutup matanya dan menghela nafas, "keluarga Ratu terlibat dalam bisnis keluarga kita, walau keluarga kita mengalami kerugian tapi itu juga bukan masalah besar,"

Sorot matanya menatap Rihanna lekat dan penuh tekanan, tetapi samar ia menaruh harapan pada putrinya.

"Ibumu, Rihanna. Ia sekarat, tanpa obat yang diberikan Ratu, ibumu tak akan bisa bertahan." Sorot mata itu berubah menjadi sedih.

Rihanna menutup mulutnya, tak percaya dengan fakta yang baru saja diucapkan oleh Duke, "tetapi, kemarin ibu masih sehat!"

Duke cyllen tersenyum miris, "ia terlihat sehat di pagi hari, tetapi di malam hari wajahnya pucat, kulitnya terasa dingin. "

Rihanna menatap segelas wine di depannya yang sama sekali belum ia sentuh, ia sekarang bahkan tak bisa mendongak menatap ayahnya.

Apa benar benar separah itu?

"Sejak kapan? Sejak kapan ibu mengidap penyakitnya?"tanya Rihanna, sekarang suaranya serak.

"Beberapa tahun yang lalu, maaf baru memberitahukannya."

I'M NOT A VILLAINESS!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang