Sumpah

5.8K 785 24
                                    

"Aku datang untuk merayakan ulang tahunmu."

_________________________________________

Raven mengerjapkan matanya, ia menoleh menatap Rihanna, hanya ibunya, yang selalu merayakan ulang tahunnya, setelah beberapa tahun berlalu Raven tak menyangka akan mendengar ucapan itu lagi.

Rihanna tersenyum, ia berlari mencari tempat duduk terdekat, di hari cerah seperti ini lebih baik menghabiskan waktu di luar ruangan.

"Kenapa?wajahmu terlihat tak biasa," Rihanna mengibaskan tangannya, menyuruh lelaki itu untuk duduk di sampingnya begitu ia mendapatkan tempat duduk.

Canggung.

Ini hal yang hanya dilakukan bersama ibunya, Raven tak tau harus bersikap bagaimana. Sikapnya menjadi kaku, ia sama sekali tak pernah melakukannya bersama orang lain, terlebih yang merayakannya adalah Rihanna.

"Pfftt~!"

Raven mendongak, menatap wanita itu bingung.

"Bersikap biasa saja,"Rihanna membuka bungkusan cake yang ia beli, memasangkan lilin di atasnya lalu menyodorkan nya ke arah Raven, membuat lelaki itu tambah canggung.

"Ah! Lilin nya belum dinyalakan," seru wanita itu, tetapi dengan satu jentikan jari darinya, muncul api dari lilin lilin itu, lilinnya menyala seketika.

Raven menyalak, melotot menatap Rihanna.

"Bagaimana kalau ada yang lihat?kau bisa ketahuan!"

Rihanna menatap manik ungu itu lekat, kira kira apa lelaki ini benar benar goyah seperti di novel, tapi melihat reaksinya yang seperti ini, sepertinya ucapan ulang tahun itu benar benar berpengaruh besar padanya.

Sebelum angin kencang datang dan memadamkan api di Lilin lilin tersebut, Rihanna cepat cepat menyuruh lelaki itu untuk meniupnya lalu membuat permintaan.

"Permintaan?" Tanya Raven, sembari menautkan alisnya, apa memang harus? Ia tak tau ingin meminta apa.

"Iya, cepat tiup lilinnya lalu buat permohonan!"

Lelaki itu membuang muka, ia bingung ingin meminta apa, tapi tak lama ia kembali menatap Rihanna, mendekatkan wajahnya dan tersenyum tipis.

"Kau saja, ucapkan permintaan mu."

"Mana bisa!" Bantah Rihanna tegas.

Raven sejak itu sudah penasaran, kira kira permintaan apa yang akan diucapkan wanita penyelamat nya, apakah harta?jabatan?atau ikatan hubungan seperti pernikahan? Atau malah hal lain yang tak ia duga sebelumnya?

Lelaki itu tambah mendekatkan wajahnya, membuat Rihanna harus mundur dan menjaga jarak.

"Tapi, setelah itu ucapkan permintaan mu juga." Rihanna menghela nafas, apa ini sudah waktunya untuk menarik pancingannya? kira kira setelah menarik pancingan apa yang akan ia dapat?sebuah ikan besar atau tak mendapat apa apa sama sekali?

Raven tersenyum miring seolah olah itu adalah kemenangannya, ia lalu menjauhkan jaraknya dari Rihanna dan meniup lilin di cake nya yang sudah mulai meleleh.

Rihanna meletakkan cake yang ia pegang, ia berdiri, menghadap Raven yang masih duduk di depannya dan memasang wajah menunggu, menunggu dan penasaran apa yang akan wanita penyelamat nya katakan.

Rihanna menarik nafasnya, "setia padaku, lindungi aku dan keluargaku dari berbagai ancaman yang datang." Ucapnya dengan tegas, tiba tiba saja angin berhembus, membuat suasana menjadi lebih dramatis.

"Itu, permintaan mu?" Tanya lelaki itu memastikan, sorot mata keduanya saling beradu, saling menatap satu sama lain dengan kuat.

Rihanna mengangguk, "iya, itu permintaan ku" jawabnya singkat.

I'M NOT A VILLAINESS!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang