Acara berburu (1)

2.6K 347 8
                                    

hari berburu.

"kami pergi dulu, jaga dirimu." Duke Cyllen menatap lembut ke arah Duchess, "pakai pakaian hangat." katanya sembari menggenggam kedua tangan istrinya penuh cinta.

"jangan khawatir, bersenang-senanglah disana." Duchess membalasnya dengan senyuman.

sementara itu, Rule yang sedang menunggu di depan kereta kuda memalingkan wajahnya masam, "mesra sekali, padahal mereka sudah tak muda lagi" cibirnya. Rihanna mengernyitkan dahi di sampingnya, "hei, kau cemburu? seharusnya kau salahkan dirimu karena menyukai seorang perempuan yang sudah bertunangan."

Rihanna menghela nafas, "menyedihkan."

"cinta itu tak bisa di prediksi, tahu?!" hardiknya sembari mengerutkan alisnya kesal.

wanita itu menggelengkan kepalanya pelan, lalu memberikan sesuatu pada Rule. Sebuah sapu tangan, dengan sulaman inisial huruf pertama nama lelaki itu. Sulamannya terlihat indah, walau ada beberapa benang yang melenceng dan menyimpang dari garisnya.

"untukku?" Rule mengerjapkan matanya terkejut, lantaran selama ini Rihanna tak pernah memberi sapu tangan untuknya. Tetapi kali ini adiknya memberikan sapu tangan padanya, dan itu membuatnya sedikit tersentuh "terima kasih, adikku~" ucapnya sembari menepuk puncak kepala Rihanna.

Rihanna menepis tangan itu, "singkirkan tanganmu, kau bahkan tak tahu bagaimana susahnya menata rambut ini." bentaknya seraya menunjuk beberapa helai rambutnya yang mencuat keluar.

Rule memajukan wajahnya pada Rihanna, "memangnya kau harus terlihat sangat cantik? tak ada yang akan memerhatikan mu juga." ledeknya.

"berhenti mencari masalah."

"memangnya aku sedang mencari masalah?"

"berhentilah sebelum pipimu lebam, kau mau menjadi pusat perhatian?"

lelaki itu mengacak-acak rambutnya lalu berdecak pelan, ia mengalah, "baiklah, dasar galak." katanya singkat. ia memasukkan sapu tangan itu ke dalam sakunya, lalu berbalik melangkah menuju tempat Duke dan Duchess berada.

Rihanna tersenyum tipis, lalu mengarahkan kepalanya memandang ke langit, netra sapphire miliknya menjadi lebih terang dan berkilau begitu terkena cahaya matahari. Sapu tangan yang baru saja ia beri pada Rule sebenarnya bukan ia sendiri yang menyulamnya. Ia menemukan sapu tangan itu di dalam kotak kecil di sudut kamar, tempat yang luput dari perhatian orang-orang. Kotak itu berisikan banyak barang yang sepertinya Rihanna asli tak ingin ada yang melihatnya. Di dalam kotak itu, ada banyak sekali sapu tangan dengan huruf inisial Duke dan Rule di sudutnya. Tetapi, semua sapu tangan itu hasilnya tak ada yang benar-benar rapi.

sepertinya, Rihanna asli selalu membuat sapu tangan untuk Rule dan Duke setiap kali acara perburuan akan diselenggarakan. Tetapi mungkin, karena sulaman sapu tangan itu tak sesuai dengan ekspetasinya, ditambah dengan sifat Rihanna asli yang kaku. Ia akhirnya menyimpan sapu tangan itu di dalam kotak, dan mengurungkan niatnya untuk memberikan sapu tangan itu.

tapi kali ini, Rihanna memberikannya. setidaknya Duke dan Rule harus tahu kerja keras Rihanna asli selama ini.

"Rihanna, jaga dirimu baik-baik." Duchess menghampiri Rihanna, lalu merapikan bros milik putrinya yang sedikit miring dari yang seharusnya. "baik, anda juga." balasnya disertai senyuman simpul.

dan kereta pun mulai melaju menuju istana.

"ayah, lihat. bukankah aneh Rihanna tiba-tiba memberikan sapu tangan?" di dalam kereta, Rule dengan semangat menunjukkan sapu tangan itu pada Duke disampingnya.

Duke menoleh, lalu ikut mengeluarkan sapu tangan yang didapatkannya dari Rihanna, "sapu tangan yang indah, Rihanna."

Rule tiba tiba menggelengkan kepalanya, "untuk indah sepertinya tidak, ini sulaman yang lumayan untuk kali pertama."

"siapa bilang kali pertama?" desis Rihanna. dengan sifat Rule yang seperti ini, wajar kalau Rihanna asli mengurungkan niatnya selama ini.

"setiap acara perburuan aku selalu membuat sapu tangan untuk kakak dan ayah." katanya sembari memalingkan wajah menatap jendela.

Rule tersenyum jahil, "benarkah? kalau begitu mengapa tak pernah memberikannya pada kami? kenapa baru sekarang? jelas sekali kalau kau berbohong~"

"itu gara gara sifat menyebalkan kakak yang seperti ini." Rihanna mengambil sapu tangan itu dari tangan Rule, "kalau tak mau untukku saja." desisnya dengan mata mendelik.

Duke menghela nafas, dan menggelengkan kepalanya lelah.

"Rule, ada baiknya sebagai penerus, kau menghilangkan sifat mu yang seperti ini. Minta maaf pada adikmu sekarang." ucapan Duke terdengar santai, tetapi ada tekanan seperti perintah yang tersirat.

laki-0laki itu terdiam sejenak, kemudian ia mendecak pelan, " baiklah-baiklah," dia mengacak rambut hitam legamnya lalu menjulurkan tangannya ke arah rihanna, "sapu tangan itu cantik, berikan padaku."

kedua mata itu saling beradu sebelum Rihanna memberi sapu tangan itu dengan gerakan kasar, "padahal aku memberi sapu tangan itu karena tahu tak akan ada yang akan memberikan sapu tangan padamu," wanita itu mendelik tajam, "dasar tak tahu berterima kasih."

"apa? kau memberi itu gara-gara kasihan padaku?! hei-"

"berhenti." titah Duke singkat.

perdebatan kecil itu berakhir seketika. Dan di balik jendela, terlihat sebuah bangunan yang kokoh dan luas, bangunan besar dan mewah dengan menara-menara yang menjulang ke atas layaknya menembus langit. Pilar-pilar besar yang berdiri kokoh menjadi penyangga. Lalu kilauan emas yang melapisi dinding dan patung patung di atap bangunan itu menandakan banyaknya uang yang dikeluarkan untuk bangunan itu.

"banyak sekali kereta kuda," gumam Rihanna begitu kereta kuda yang ia tumpangi berhenti cukup jauh dari gerbang istana, sebab di depan mereka kereta kereta kuda mewah itu sudah mengantri terlebih dahulu.

Rule melipat tangannya lalu menghela nafas kasar, "inilah yang ku benci dari acara berburu."

setiap tahun diadakannya acara berburu, akan ada banyak bangsawan yang datang dari luar ibukota dan bahkan dari luar kekaisaran. Karena itu sebelum memasuki istana, akan ada pemeriksaan untuk benda yang mengandung sihir berbahaya.

karena yang diperiksa hanyalah benda yang dibawa, maka sihir gelap yang dimiliki Rihanna tak akan terdeteksi. Berlaku juga bagi orang yang serupa dengannya. Tetapi, saat melewati gerbang istana, maka sihir tak akan bisa digunakan akibat lingkaran sihir kuat yang dipasang istana, dan lingkaran sihir tersebut makin diperkuat begitu acara berburu dilaksanakan. Karena itulah, minim sekali kecelakaan akibat sihir yang terjadi saat acara berburu.

"lihat saja, aku akan memenangkan acara berburu kali ini." ujar Rule dengan senyuman bangganya, mata sapphirenya menatap langit di balik jendela dengan tatapan penuh tekad.

"kau yakin?" tanya Rihanna, memandang Rule dengan wajah tak percaya. "tentu saja yakin, setelah itu dia pasti menatap kagum padaku." balas lelaki itu bangga.

"Bayangkan jika berita ini tersebar, penerus dari duke cyllen menyukai seorang gadis yang sudah bertunangan." Rihanna menggelengkan kepalanya cepat, "itu akan menjadi aib bagi keluarga kita."

"sukai saja wanita lain."

Rule menautkan alisnya tak suka, "diam, kau bahkan tak tahu apa-apa tentangnya."

"mengerikan," wanita itu tiba-tiba menutup mulutnya, "kau mengetahui segalanya tentangnya? kau seperti penguntit."

"diamlah."

"tak disangka ternyata-"

"kereta kuda selanjutnya!!"

perdebatan itu kembali terhenti. Kereta kuda milik mereka melaju pelan dan berhenti tepat di depan gerbang istana, kusir turun dari tempatnya dan berbincang dengan seorang prajurit, lalu beberapa prajurit lainnya maju untuk memeriksa barang barang. Setelah semua persyaratan telah dipenuhi, kusir kembali pada tempatnya, menuntun kuda kuda itu untuk berjalan pelan memasuki gerbang istana.

_________________________________________

haiii~

selamat hari kemerdekaan semua🇮🇩~!

jangan lupa vote ya!

chocoyunn

17/08/2021

I'M NOT A VILLAINESS!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang