Lady A (2)

2.6K 381 6
                                    

Pengasuh, siapa yang akan menyangka ia seorang Bangsawan? Walaupun ia anak haram tetapi tetap saja, ia anak dari seorang Bangsawan bermarga Viscount, terlebih lagi, ia adik tiri dari ibunya Raven.

Lalu, bagaimana bisa statusnya yang dari anak haram keluarga Viscount jatuh merosot menjadi seorang budak milik keluarga Baron?

"Nona. Sebagai klien favorit saya dan mumpung membahas wanita itu, saya akan memberitahu sesuatu pada anda,"

Codelia menunjuk lukisan wajah sang pengasuh dengan telunjuknya, "ini hanya dugaan saya, " telunjuknya bergerak mengikuti garis wajah di lukisan itu, "Lady Mariolyn, bisa jadi adalah Lady A yang dirumorkan, Nona."

Perempuan itu mengangkat bahunya, "tapi ini hanya dugaan saya, walau memakai topeng sekalipun, dan tubuh yang dilapisi kain berlapis-lapis agar postur tubuhnya terlihat berbeda, tetapi tetap saja masih ada celah."

Hanya dugaan, bukan fakta.

Dugaan bukan berarti fakta, jadi ia tak bisa menjadikan hal itu sebagai sebuah landasan.

Seorang Lady yang memakai aksesoris dan dress dari tiap negara dan kerajaan yang berbeda, Lady yang menyamarkan identitasnya dengan sangat lihai dan hati-hati. Apa benar ia adalah pengasuh yang Rihanna kenal? Mulai dari anak haram, lalu budak, setelah itu Lady misterius kekasih gelap Kaisar. Sungguh tak masuk akal.

Walaupun jika pengasuh adalah lady A, jika hanya karena ia adalah lady A, maka ia tak bisa mengangkat Raven begitu saja menjadi Kaisar. Sementara itu, masih ada kandidat lain yang lebih menyakinkan bila Putra Mahkota mundur dari tahtanya, seperti putri Elina dan Demian.

Masih banyak variabel yang belum terungkap.

"Codelia, setelah membeli nama Wendy, nama Mariolyn tak pernah terdengar lagi, 'kan?"

"Kalau begitu, apa Mariolyn setelah itu juga tak pernah kembali lagi ke kediaman Count?"

"Benar sekali, Lady. Tak pernah ada kontak antara Lady Mariolyn setelah itu dengan keluarganya." Jawab perempuan itu.

Codelia menoleh menatap ke arah jendela, "tetapi, Lady Mariolyn kadang terlihat di kediaman Marquess Poetry."

"Maksudmu? Untuk apa ia berada di kediaman suami kakaknya?"

Codelia tersenyum dan meletakkan telunjuknya di bibir, "itu pertanyaan yang tak bisa saya jawab, Lady."

Rihanna mengangguk mengerti, walau sedikit kecewa ia harus menyayangkan satu informasi penting, pasti pengasuh atau orang di kediaman Marquess telah membayar banyak ke Codelia seperti dirinya hanya untuk menyembunyikan satu informasi.

Perlu diingat, ia dan Codelia hanya rekan kerja. Dan ia tak bisa sepenuhnya percaya pada gadis itu, karena itu, ia perlu menjaga lisannya. Agar tak ada secuil informasi tak penting bocor dari mulutnya.

"Lantas, bagaimana bisa Wendy yang saat itu rakyat biasa menjadi budak milik keluarga Baron?"

"Anda perlu menanyakan hal lain terlebih dahulu, sebelum saya menjawab itu."

"Ia menggunakan taktik?"

"Bisa dibilang seperti itu."

Rihanna menatap ke arah cangkir tehnya yang belum tersentuh sama sekali olehnya, "maksudmu, apa ia penyihir gelap?" Rihanna memutar cangkirnya lalu mendongak, memandang manik Semerah darah itu lekat.

"Anda cepat tanggap ya, Lady," Codelia terkekeh pelan, "benar, Wendy yang anda maksud merupakan penyihir hitam."

Rihanna mengangguk singkat, "Kau Begitu mahir, codelia. Jika seperti ini, mungkin saja satu kotak di meja masih tak cukup lagi buatmu."

I'M NOT A VILLAINESS!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang