26•Sedikit Khawatir

702 42 6
                                    

VOTE DULU! UNTUK MENGHARGAI KERJA KERAS AUTHOR😳

Komen yang banyak biar cepet UP!

Happy Reading👶

***

Hari ini adalah hari kedua Arjuna dan Aurora tak bertegur sapa. Sekedar memberi kabar pun tidak pernah, keduanya terlihat asing. Tapi dibalik itu semua, Arjuna dan Aurora sama-sama merasa kehilangan. Tidak ada lagi Arjuna yang bucin dan tidak ada lagi Aurora yang perhatian. Semuanya menghilang dalam sekejap hanya karena perihal cemburu dan keegoisan.

Jam istirahat telah tiba. Aurora, Aurel dan Rembulan berjalan dikoridor menuju kantin. Tiga sejoli itu selalu bersama dan tidak akan terpisahkan.

"Ra, hubungan lo sama Juna tuh gimana si?" tanya Aurel.

"Iya, gak jelas deh." lanjut Rembulan.

Aurora menghembuskan nafasnya pelan, ia juga bingung. "Gue juga gak tau."

"Kalo lo udah bilang putus sih ya artinya udah gak ada hubungan apa-apa lagi." ucap Aurel.

"Bener, buktinya sekarang Juna diem-diem aja. Berarti tu anak udah nerima putus dari lo." kata Rembulan.

Aurora nampak frustasi memikirkan hubungan antara dirinya dan Arjuna. Ingin sekali ia menarik kata-kata yang di ucapkan malam itu, sungguh ia menyesal karena tak bisa mengontrol emosinya.

"Udah lah gak usah ngomongin Juna. Ga mood jadinya!" ketus Aurora, mempercepat langkahnya.

Tanpa gadis itu sadari, ada sebuah bola basket yang melayang ke arah Aurora.

"Ara, minggir!" teriak Aurel dan Rembulan spontan.

Dug!

Aurora tersungkur ke lantai saat seseorang mendorong tubuhnya agar terhindar dari lemparan bola basket, yang mungkin saja bisa membuat kepala gadis itu benjol.

"Aduh ... " Aurora meringis, bangkit dari posisi seraya mengusap-usap lututnya.

"Lo gak papa, Ra?" tanya Arya, orang yang menolongnya tadi. Laki-laki itu juga ikut terjatuh.

Aurora menggeleng, "Gak papa, cuman ngilu dikit."

"Masih bisa jalan 'kan?" tanya Rembulan, polos.

"Bisa lah, lo kira si Ara lumpuh!" jawab Aurel jengah, karena otak lemot Rembulan sedang mode on.

Aurora menatap bola basket yang menggelinding tepat di bawah kaki nya. Kemudian, mengambil bola itu.

"Balikin." perintah seseorang dengan suara serak.

Aurora menoleh ke asal suara, "Lo mau bola ini?"

Arjuna mengangguk, malas. "Sini, balikin!" tegas laki-laki itu.

Enak saja! Setelah apa yang di lakukan Arjuna hingga bola basket itu hampir mengancam kepala gadis itu, Aurora tidak akan mengembalikannya secara cuma-cuma.

Aurora tersenyum miring, mengambil pensil yang kebetulan ada di saku Rembulan. Kemudian---

Joss! Psss ...

Aurora menancapkan pensil tajam itu hingga bola basket terlihat mengempes. Ia tersenyum kemenangan kali ini, melempar bola basket yang sudah kempes kepada Arjuna.

"Tuh, ambil."

Arjuna meremas bola basket yang sudah kempes, menatap Aurora sangat tajam.

"Lo ngajak ribut sama gue!?"

ARJUNARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang