5•Terlambat

1.3K 76 27
                                    

Dering Alarm yang sedari tadi terus terdengar nyaring mengusik tidur seorang gadis yang masih berat untuk membuka matanya. Dia, Aurora.

"ANJIR TELAT!" mata Aurora membulat sempurna ketika melihat jam weker disampingnya menunjukan pukul 7 pagi.

Aurora menyibak–Kan selimut tebal yang menutupi tubuhnya dan segera keluar kamar untuk menemui Iris dan Sagara. Dalam hatinya ia merutuki Aurel, andai saja semalam ia tidak ikut ke balapan liar, mungkin hari ini tidak akan telat, apalagi hari ini hari senin, alamat kena hukum!

"MAMA, BANG SAGA! KENAPA GAK BANGUNIN ARA SIH!" teriakan melengking Aurora menggema diseluruh penjuru rumah.

Sagara yang sedang menikmati sarapan langsung tersedak, "SIAPA SURUH LO KEBO!" balas Sagara tak kalah berteriak.

"Buruan mandi sebelum makin telat." perintah Iris menatap Ara jengah.

Aurora menghentakkan kakinya kesal, "Bodo amat gue gak mau mandi, udah telat gini." gerutunya.

Gadis itu hanya mencuci muka dan menggosok gigi, lalu bergegas memakai seragam yang dikenakan khusus hari senin.

Aurora berlari keluar kamar dengan tas yang menggantung dibahu kanan-Nya sedangkan tangannya sibuk mengikat dasi.

"Bang Saga, buru!" Aurora menarik-narik lengan Sagara yang sedang mengikat sepatunya.

Perlu kalian ketahui, Sagara adalah mahasiswa fakultas kedokteran semester akhir.

"Bentar."

Aurora berdesis, "Lelet banget sih!"

Setelah selesai mengikat sepatu, Sagara langsung menarik Aurora menuju motor sport nya.

"MAH ARA PAMIT, ASSALAMU'ALAIKUM."

"Iya, Wa'alaikumsalam." jawab Iris dari arah dapur.

Sagara dan Aurora membelah jalanan ibu kota yang sudah tampak ramai pengendara. Apalagi hari senin, semua orang melakukan banyak aktivitas di hari ini, entah itu pergi ke kantor, sekolah dan masih banyak lagi.

Hanya perlu waktu sepuluh menit Aurora sampai di gerbang SMA Trisakti yang sudah tertutup rapat. Upacara sudah berlangsung dilapangan, ia mendesah pelan.

"Rasain, telat kan lo!" ejek Sagara seraya kembali menggas motornya.

Aurora memanyunkan bibirnya beberapa centi. "Ihh nyebelin!"

Seketika terlintas ide cemerlang diotaknya. Gadis itu berjalan ke area belakang sekolah, kali ini ia akan memanjat gerbang bagian belakang, dari pada kena hukum kan?

"Heh ngapain lo disini?" tanya Aurora ketika melihat Arjuna tengah bersiap memanjat.

Arjuna menatap Aurora sinis, "Ada juga lo, ngapain disini?"

"Gue mau manjat."

Arjuna nampak menahan tawanya, "Telat lo?"

"Lagian cewek kaya lo mana bisa manjat." lanjut Arjuna.

Aurora menggulung lengan bajunya, "Ngeremehin gue lo!?"

Arjuna mempersilahkan Aurora untuk manjat gerbang duluan. Aurora meneguk salivanya, gerbang ini ternyata sangat tinggi.

"Buru!"

"Sabar elah!" balas Aurora.

Aurora mencoba memanjat, tapi sepatunya yang licin dan ia juga tak ahli dalam hal memanjat membuat gadis itu terpeleset berulang kali.

"Susah banget sih." desis Aurora kesal.

Arjuna menghembuskan nafasnya kasar, jika terus menunggu Aurora berhasil memanjat mungkin harus menunggu dua tahun lagi.

ARJUNARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang