25•Acuh dan Menjauh

665 36 8
                                    

VOTE DULU!

UDAH?

KOMEN NYA JANGAN LUPA YA, MOOD BANGET SOALNYA KALO ADA YANG KOMEN TUH😁

Happy Reading👶

***

Cahaya mentari pagi memasuki celah jendela kamar Aurora yang masih setia memejamkan mata di bawah selimut tebal.

"Bangun, Ra." Sagara menyibakan selimut yang menutupi tubuh Aurora.

Menarik selimut itu kembali dengan mata yang masih terpejam, "Apaan sih, Bang. Ganggu aja!"

"Udah siang, lo mau sekolah kan?"

Aurora berdeham seraya menggeliat, mencari posisi tidur yang nyaman.

"Ih si kebo! Malah molor lagi." gerutu Sagara, kesal.

"Kalo lo gak bangun juga gue tinggal nih!" ancam Sagara.

Tak ada jawaban selain dengkuran halus dari Aurora. Seketika, terlintas ide cemerlang di otak nya. Sagara tersenyum mengerikan, kedua tangan nya di masukan kedalam selimut. Lalu, menarik kedua kaki Aurora hingga---

Gudubrak!

"ABANG!!!!!!" jerit Aurora. Bokong gadis itu menyentuh karpet tebal dibawah sana. Untung kena karpet, coba kalo lantai bisa sakit.

Sagara langsung lari ketika adik nya berteriak. Memang ya, Abang laknat!

Aurora mendengus kesal. Bangkit dari posisi dan berjalan menuju kamar mandi sambil menguap lebar.

Tak butuh waktu lama Aurora sudah siap dengan seragam dan tas yang tersampir dibahu kanan nya. Berjalan menuruni tangga, menghampiri Iris dan Sagara.

"Buru sarapan." titah Iris, menyiapkan nasi goreng.

"Nggak ah, nanti aja di sekolah." ia sedang tidak mood pagi ini.

"Nanti magh nya kambuh, Ra. Sarapan dulu." kini, Sagara yang menyuruh.

Aurora menggeleng, memilih memainkan ponsel sembari menunggu Sagara selesai sarapan.

***

Mobil milik Sagara berhenti di depan gerbang SMA Trisakti. Aurora membuka pintu mobil dan berniat untuk turun.

"Tunggu!" cegah Sagara.

"Apaan?" ketusnya.

Sagara mengadahkan tangan kepada Aurora, "Ya elah Bang, perhitungan mulu sama adik sendiri. Gue gak punya duit!"

Sagara menyentil kening Aurora sampai gadis itu meringis.

"Salim!" titah Sagara.

Aurora hanya menatap tangan Sagara beberapa detik.

"Biar berkah." kata Sagara lagi.

Aurora menghembuskan nafasnya pelan. Kemudian menyalimi punggung tangan Sagara, membuat laki-laki itu tersenyum kemenangan.

"Drama banget." gerutu Aurora, keluar dari mobil sang Abang.

Gadis dengan rambut hitam sepinggang yang dibiarkan tergerai serta dihiasi jepit kupu-kupu membuat kesan imut pada wajah mungil Aurora. Ia berjalan di koridor yang sudah ramai oleh siswa-siswi, langkahnya seketika gugup. Melihat Arjuna dan para sahabatnya sedang nongkrong diluar kelas.

ARJUNARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang