6•Calon Pacar

1.1K 66 17
                                    

"Mau bareng gak?"

Aurora menoleh ke asal sumber suara. Terlihat Arjuna sedang bertengger diatas motor sport-Nya. Tapi gadis itu bersikap seolah-olah tak mendengar dan tak peduli dengan keberadaan Arjuna.

"Lo budeg!?" sentak Arjuna seraya melepas helm yang melekat dikepalanya.

Aurora menatap Arjuna tajam, "Lo ngomong sama gue?"

"Ck, siapa lagi yang ada disini selain lo dan gue?"

"Dih najis banget kata-kata lo." balas Aurora dengan nada ketus.

"Sabar Juna, lo gak boleh esmosi, es doger, es cincau, Eh–" batin Arjuna.

"Ayok gue anterin lo pulang." ajak Arjuna.

Aurora menempelkan punggung tangan-Nya di kening Arjuna, "Gak panas, lo kesurupan setan ya?"

"Maksud lo?"

"Yaa aneh aja, tiba-tiba lo nawarin gue pulang. Jangan-jangan lo–" mata Aurora memicing menatap Arjuna.

Arjuna memutar bola mata nya malas, "Soudzon aja teroooos!"

"Nyenyenyenye." ejek Aurora.

"Dibaikin malah ngelunjak, ogah banget gue bonceng cewek tengil kaya lo!" ucap Arjuna menohok.

"Dih siapa juga yang mau di bonceng sama lo." Aurora menjulurkan lidahnya.

Tangan Arjuna kembali bergerak untuk memakai helm, bersamaan dengan itu sebuah pesan masuk berdering di ponsel Aurora.

Bang Saga Belekok

Dek, lo pulang naik angkot aja ya. Atau gak nebeng sama temen lo, gue lagi Persentasi, gak bisa jemput lo.

Aurora memanyunkan bibirnya. "Ihhh Bang Saga nyebelin!" gerutunya.

Suara mesin motor Arjuna terdengar ditelinga Aurora, ia mencekal lengan Arjuna yang hendak menggas motor-Nya.

Arjuna menghempaskan cekalan Aurora. "Apa sih?"

"Gue terima tawaran lo." ucap Aurora berusaha menurunkan gengsi-Nya.

"Udah gak berlaku!" tegas Arjuna.

"Bodo amat, pokonya anterin gue pulang!" Aurora langsung menaiki jok belakang motor Arjuna tanpa meminta persetujuan laki-laki itu.

"Buruan!" perintah Aurora seraya memukul pelan punggung Arjuna.

"Bacot."

"Kasar banget jadi cowok."

"Tengil banget jadi cewek." balas Arjuna tak mau kalah.

Dari pada berdebat semakin panjang, Arjuna langsung menggas motornya. Membelah jalanan ibu kota dikala langit mulai semakin gelap. Angin sepoi-sepoi menerpa wajah putih milik Aurora hingga rambut indahnya ikut menari menikmati semilir angin.

Arjuna memperhatikan gadis itu di kaca spion, "Cantik." gumam-Nya.

Aurora menghirup dalam-dalam aroma mint milik Arjuna, rasanya sangat nyaman untuk tertidur dipundak laki-laki itu.

***

"Kebo, bangun lo!"

Suara teriakan itu mengusik seseorang yang tengah tidur pulas di pundak milik Arjuna, siapa lagi jika bukan Aurora.

"Oh udah nyampe ya?" Aurora mengucek matanya yang masih mengantuk.

"Udah lah, pegel nih pundak gue. Kepala lo berat kek batu."

Aurora mencubit perut Arjuna seraya turun dari motor itu.

"Akh.." rintihan kecil keluar dari mulut Arjuna ketika merasakan ngilu dibagian perutnya.

ARJUNARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang