sɪɢɴ

2.1K 309 26
                                    

Krieett

Pintu besar berukiran indah itu terbuka, menampilkan seorang wanita dengan rambut keunguannya, Jessie. Ia berjalan dengan secangkir kopi hangat di tangannya.

"nih kopinya" ucap Jessie seraya meletakkan kopi itu di meja kerja sang suami. Ia kemudian merangkul bahu lebar Ken dengan hangat, menyalurkan kasih sayang yang masih membuncah tak terkikis waktu.

Ken mendongak menatap iris emerald memabukkan itu, ia tersenyum seraya mengelus tangan isterinya, "makasih baby" ucap Ken.

Jessie kemudian menunduk, dan

Cup

Ia mengecup singkat bibir seksi Ken, membuat sang empu sedikit merona setelahnya. Walau sekian detik kemudian Ken menatap Jessie dengan senyum mencurigakan yang sudah Jessie ketahui maksudnya.

Tangan Ken terangkat meraih pinggul ramping Jessie, kemudian menariknya mendekat hingga Jessie kini terduduk di pangkuan sang suami. "mau di sini atau ke kamar?" tanya Ken dengan suara seraknya seraya meraba paha mulus isterinya.

Jessie mendongak menatap wajah tampan Ken yang tidak termakan usia meski mereka seudah memasukki kepala empat, "kalo di sini nanti meja kamu berantakan" bisik Jessie dengan suara tak kalah menggoda.

Ken terkekeh geli, "bisa dirapihin lagi sayang" ucap Ken mengecupi wajah cantik isterinya.

Tanpa aba-aba lagi, Ken langsung mengangkat tubuh Jessie dan mendudukkannya ke atas meja kerja yang dipenuhi berkas dan dokumen penting itu.

Dengan rakus Ken mencium bibir ranum isterinya, membuat lipstik merah itu kini berpindah ke bibirnya juga. Ciuman mereka semakin mendalam seraya Jessie melepas kancing kemeja suaminya.

"tumben kamu mau" ucap Ken di sela ciuman mereka. Pasalnya Jessie selalu menolak saat diajak berhubungan. Wajar, karena Ken tidak akan puas sebelum matahari terbit.

"lagi pengen~" jawab Jessie manja. Oh astaga, ini kode merah. Jessie mengeluarkan jurus mautnya, dan Ken bisa gila.

"then this is my lucky day" ucap Ken kini dengan nada berbeda. Terdengar ganas dan penuh nafsu.

Namun sayang, hari ini bukanlah hari keberuntungan Ken. Karena-

Gundul-gundul pacul cul, gembelengan
Nyungi nyungi wakulkul, gembelengan~

Ken menghentikan ciumannya saat nada dering panggilan masuk terdengar dari ponselnya, nama Kenneth tertera di layar.

Ken mengambil ponselnya setengah kesal, kenapa selalu saja ada yang mengganggunya? Tidak bisakah ia mendapat waktu berdua saja untuk isterinya?

"halo, Kenneth. Kenapa?" ucap Ken dengan kening yang berkerut. Namun sekian detik kemudian matanya membelalak, "apa?! Oke papa susul ke sana sekarang" ucap Ken panik segera merapihkan kembali bajunya.

"ada apa?" tanya Jessie tak kalah paniknya.

"Alea kecelakaan"

>>//<<

Beberapa saat sebelumnya,

Vroooom vrooommm
Tiin tiiinnn

Mobil sport berlambang banteng itu melaju membelah jalanan dengan kecepatan tinggi, sesekali mengklakson para pengendara lain yang menghalanginya.

"kak Kenneth hati-hati, bisa berabe kalo kita juga kecelakaan" ucap Grace dengan Alea di pangkuannya.

Beruntung hari ini Grace sparring basket bersama teman-temannya, jadi ia belum pulang. Dan saat mendengar ada yang kecelakaan di depan sekolah, betapa terkejutnya ia saat melihat ternyata Alea yang menjadi korban.

ARISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang