ᴛᴏ ᴛʜᴇ ᴘᴀsᴛ

4.1K 465 51
                                    

Kembali ke masa sekarang

Di sebuah kota yang sudah hancur, semua gedung dan fasilitas di sana runtuh bagai terjadi gempa. Mayat-mayat berserakan bagai sampah di jalanan.

Seorang gadis melangkah memasukki gang gelap, nampak seorang pemuda tengah berjalan mundur dengan tubuh gemetarnya.

"b-b-berhenti! Berhenti atau gue bunuh lo sekarang juga!" ucap pemuda itu mengancam sembari menodongkan sebuah belati yang sudah diolesi racun.

Bruk

Pemuda itu jatuh terduduk masih menodongkan belati dengan tangan gemetarnya. Alea menatap pemuda yang merupakan mantan kekasihnya itu rendah. Sungguh pertama kali Alea bertemu dengannya, pemuda ini adalah kutubuku yang nampak polos dan baik. Haha, polos apanya?

"apa racun itu beneran bisa ngebunuh gue?" tanya Alea dengan nada rendah yang seram.

Kahliya tersenyum remeh masih dengan wajah berkeringat dinginnya, "heh iya lah, gue ngehabisin waktu berbulan-bulan buat nyiptain racun ini dari darah lo sendiri" ucapnya bangga.

Alea menaikkan sebelah alisnya, "oke" jawabnya enteng.

Crash

Kahliya mati dengan kepala yang terpisah dari tubuhnya hanya dengan satu kali tebasan. "awas aja kalo gue gak mati" ucap Alea seraya mengambil belati terbalut racun itu.

Alea mengangkat belati itu ke depan dadanya, matanya meratap kosong ke arah langit mendung. "mama... Papa... Kenneth... Maafin Alea" ucapnya seraya memejamkan mata. Setetes air bening mengalir menuruni rahang tirus Alea seraya ia memejamkan matanya. Air mata terakhirnya.

JLEB

Alea menekan belati itu dengan kuat di jantungnya, "kkhhhhh"

Bruk

Alea roboh, tubuhnya mati rasa. Sakit, sakit sekali rasanya. Tapi ia merasa lebih sakit lagi saat keluarga dan teman-temannya mati di tangannya sendiri.

Ia tersenyum lega di saat-saat terakhirnya, "seandainya waktu bisa berputar kembali, Alea bakal jadi anak yang baik buat semuanya" ucap Alea.

Matanya terpejam perlahan, kesadarannya perlahan menghilang, hingga akhirnya Alea menghembuskan nafas terakhirnya di sana.

Sring

Sebuah cahaya kemerlip terang muncul, sepatu pantofel putih itu menapak ke tanah. Nampak sepasang sayap putih bersih yang lebar nan besar tertekuk karena gang itu sangat sempit.

Seorang pemuda(?) pemilik sayap itu berdiri menatap pemandangan di depannya dengan tatapan biasa saja. "what a pity girl" (gadis malang) ucapnya melihat jasad Alea.

"okay, karena semua kekacauan ini adalah ulah kamu, jadi kamu harus tanggung jawab. Permintaan dikabulkan!" ucap malaikat itu.

Ctak

Ia menjentikkan jarinya, dan cahaya luar biasa terang muncul dari tubuhnya. Menyinari seluruh kota yang sudah hancur lebur tak berbentuk itu. "hehe akhirnya aku bisa jadi manusia~ eh nanti jadi orang kaya atau orang miskin ya? Au ah, terserah Tuhan" ucapnya cuek seraya mengendikkan bahu.

SRING

Cahaya itu semakin terang menyinari seluruh bagian bumi bahkan hingga ke negara-negara yang masih malam sekalipun. Dan sekian detik kemudian, bumi berputar ke arah berlawanan dengan cepat. Memutar balikkan waktu, hingga 18 tahun ke masa lalu.

>>//<<

[Alea's POV]

Gelap, hanya itu yang bisa aku lihat. Ah iya, aku sudah mati. Apa aku akan ke neraka? Kalau benar aku akan ke neraka, bisakah aku bertemu dengan keluarga dan teman-temanku dulu? Aku ingin meminta maaf pada mereka semua.

ARISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang