sᴄᴀᴍ

1.3K 198 3
                                    

"heh jangan sembarangan! Kak Alea gak mung-"

"Kenneth" Alea memotong ucapan adiknya. Sepertinya Alea harus menceramahi sang ayah sepulang sekolah nanti.

Alea sedikit berjinjit untuk membisikkan sesuatu pada Kenneth. Dan sang adik pun ber-oh ria hingga bibirnya menyerupai bebek. "ooohhh gitu ternyata, kalo gitu mau diapain nih kak?" tanya Kenneth.

Melihat situasi yang sudah runyam, dan image Alea sebagai gadis polos sok imut di sekolah, 'Hah~ gak ada cara lain deh, gue terpaksa berhenti sok polos. Lagian gak nyaman juga kalo harus pura-pura cengeng. Gak nyangka bakal secepet ini'  batin Alea.

"wah wah, liat nih si jalang udah dateng~ muka aja sok polos lu, diem-diem jadi simpenan lo ya?! Hahaha"

Mereka semua menatap tajam pemilik suara itu, ya siapa lagi kalau bukan Anna? Kecuali Alea yang hanya menatap gadis itu datar.

Anna berhenti tepat di depan Alea, karena tubuhnya yang sedikit lebih pendek dari Alea, membuat Anna agak mendongak untuk menatap mata biru terang yang kini tengah menatapnya bagaikan mangsa.

Seketika Anna berkeringat dingin, namun ia menepis rasa takutnya karena sudah terlanjur begini dan banyak orang yang menonton mereka. Ini adalah kesempatan untuk memermalukan Alea di depan satu angkatan.

"kenapa diem? Gak nangis? Mana muka imut lo, coba tunjukkin! Kehabisan kata-kata lo?!" gelak Anna yang disusul oleh murid lainnya.

"listen to me, bitch..." ucap Anna dengan penekan di kata terakhirnya namun tidak mendapat respon apapun selain tatapan datar dari Alea.

"apa lo bilang?! Heh jaga mulut lo ya! Manggil kakak gue sem-"

"Kenneth" 

Alea memotong ucapan adiknya, "let her speak, maha guru jalang lagi ngomong, jangan dipotong" ucap Alea seraya menaikkan sebelah alisnya menatap Anna remeh.

Dan seluruh murid yang berada di sana sotak tergelak karena ucapan Alea. Ya, daripada foto Alea yang sedang membeli baju haram, kelakuan Anna yang selalu menggoda Raziel dengan cara ekstrim bisa dibilang lebih bersifat ke-jalang-an.

Anna nampak akan meledak setelah Alea membalikkan keadaan dengan satu kalimat, itupun kalimat yang ditujukan secara tidak langsung untuknya.

"APA LO BILANG?! KALO GAK ADA BUKTI TUH JANGAN NGOMONG SEMBARANGAN! DASAR CEWEK BANGSAT!"

Anna mengangkat tangannya hendak menampar Alea namun tentu saja ia gagal.

clasp

Alea menangkap tangan lentik itu dengan sigap dan menarik Anna mendekat ke arahnya. Ia menunduk menatap Anna penuh intimidasi, "bukti? kayaknya gue gak butuh bukti deh. satu sekolah juga udah paham banget kalo Raziel adalah cowok yang paling risih tiap ketemu sama lo" ucap Alea dengan nada dinginnya.

Ia sengaja tidak menyebutkan secara langsung kenapa Raziel risih, karena semua orang disini tahu betul dan Anna sendiri juga tahu apa alasannya. Jadi, jika Anna lebih marah setelah ini, maka itu sama saja dengan ia mengakui kelakuannya.

"kok ada yang nyebut nama gue?"

Perhatian mereka semua teralihkan pada suara pemuda yang baru saja sampai itu, nampak Raziel yang baru datang dengan sweater abu-abunya, menatap bingung sekitar yang begitu ramai.

"ini kenapa rame-rame?" tanya Raziel menatap sekeliling.

"itu kak, si Anna nyebarin foto Alea lagi beli lingerie di mall" ucap salah satu murid.

Raziel mengerutkan keningnya dan menatap bingung Alea yang berdiri tidak jauh darinya, Alea pun hanya membalas menatap Raziel dengan tatapan malas dan gelengan kecil.

ARISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang