ᴛʜᴇ ᴇɴᴅ

1.7K 181 5
                                    

[Ansel's POV]

fwoosh

Semilir angin sejuk berhembus menerpa wajahku, membuatku menutup mataku rapat kemudian kembali membukanya perlahan, menampilkan iris hijau yang kudapatkan dari ibuku di kehidupanku yang kedua ini.

"ini dimana?" tanyaku pada diri sendiri. Tempat asing, rumput hijau luas dengan bunga bermekaran dimana-mana. Dan sebuah pohon besar di atas tebing.

Mataku menyipit karena aku merasa ada seseorang yang sedang duduk bersandar di pohon itu. Seorang wanita dengan surai hitamnya, gaun putih selutut itu ikut berhembus ditiup angin.

"cantik sekali" ucapku tanpa sadar. Namun aku menyadari sesuatu, perempuan itu terasa tak asing. Hingga akhirnya mataku membelalak dan segera berlari mendekatinya.

"mama!" seruku seraya berlari dengan mata berlinang menuju wanita yang aku yakini adalah ibuku itu.

Saat aku sudah sangat dekat dengannya, ia menoleh dan membentangkan kedua tangannya dan memelukku erat penuh kehangatan.

"mama... ini beneran mama kan?" tanyaku dengan suara bergetar dan air mata yang sudah membasahi wajahku.

"fufufu anak mama udah gede" ucapnya lembut seraya mengusap pelan punggungku. Aku pun semakin tenggelam dalam pelukannya dan melepaskan semua rinduku padanya.

Hingga kemudian aku melepas pelukan kami, mata satu warna kami beradu. Rasanya begitu tenang berada di sisi ibuku.

"kangen ya?" tanya ibuku begitu santai, dan aku hanya menjawab dengan anggukkan.

Tangannya terangkat mengusap pelan kepalaku, entah sejak kapan tubuhku kembali mengecil. Sama seperti saat ibuku meninggalkanku dulu, usia 3 tahun.

Dengan senyum lembut ia kemudian mengecup pelan kening dan kedua pipi gembilku, "sayangnya ini belum waktunya Ansel tinggal disini sama mama, pulang ya nak. Kita ketemu lagi nanti" ucapnya namun tak mampu kumengerti.

Aku menggeleng kuat, "gak mau! Ansel mau sama mama" ucapku dengan suara yang juga seperti anak kecil.

Namun bukan jawaban yang kudapat, hanya senyum sendu dari ibuku hingga akhirnya semuanya memudar.

"mama tunggu! Ansel mau ikut mama!"

Beberapa saat sebelumnya,

Ketika Alea tengah fokus pada ayahnya yang sedang mencoba menyelamatkan Anna, Raziel berjalan menuju arah lain, jasad Ansel.

Tak ia pungkiri, kilatan memori kecil kembali terdengar di kepalanya tatkala ia melihat wajah familiar Ansel.

"lama tak bertemu, Duke" sapa Raziel yang tentu saja tidak dijawab oleh Ansel yang sudah tak bernyawa.

Raziel berlutut, menempelkan tangannya di dada kiri Ansel yang sudah tidak terdapat belati lagi karena Astaroth sudah musnah, jadi segala bentuk kekuatan yang tersisa juga akan hilang.

Raziel menarik nafas dalam seraya memejamkan matanya, mencoba fokus untuk menyembuhkan luka di dada Ansel. Dan juga mengembalikan kehidupan ke dalamnya.

"ini hal terakhir yang bisa aku lakukan, setelah ini seluruh kekuatanku akan hilang. Dan aku akan menjadi manusia biasa" ucap Raziel pada dirinya sendiri.

SRIINGGG

Cahaya terang menyinari dirinya dan juga Ansel, hingga selang beberapa saat kemudian, cahaya itu meredup.

Raziel membuka matanya, sayap dan simbol di tubuhnya sudah tidak ada, rambutnya pun sudah kembali ke panjang semula.

"uhuk uhuk"

ARISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang