ᴅɪɢɴɪᴛʏ

1.8K 254 14
                                    

Pagi yang cerah di sebuah apartemen mewah berwarna dominan abu-abu dengan desain yang simple namun terkesan modern.

ceklek

Seorang pemuda bersurai hitam keluar dari kamarnya dengan sebuah tas yang bergantung di punggung lebarnya. Ia berjalan menuruni lima anak tangga dan berjalan menuju meja makan yang sudah tersedia roti dan susu untuk sarapan. Nampak seorang pria paruh baya yang tengah duduk di salah satu kursi roda.

"pagi pa" sapa pemuda itu pada pria yang ia sebut papa.

Pria itu tersenyum, "pagi, nih sarapan dulu. Kamu tanding basket kan hari ini?" ucap pria itu hangat.

Pemuda itu tersenyum, "makasih pa" ucapnya kemudian mengambil selembar roti panggang kemudian mengolesinya dengan selai stroberi.

"Kahliya..."

Ya, pemuda itu adalah Kahliya dan pria berkursi roda di depannya saat ini adalah sang ayah. "hm?" Kahliya mendongak seraya berdehem menyahut panggilan ayahnya. Mulutnya tengah sibuk mengunyah roti.

"kamu gak ngelakuin rencana aneh kan di geng?" tanya pria itu.

Kahliya langsung menghentikan kunyahannya, ia meletakkan roti itu kembali di atas piring kemudian berdiri seraya meminum susunya hingga tanda. "Kahliya berangkat" ucapnya seraya mengambil tas dan berjalan keluar. Namun suara sang ayah menghentikan langkahnya.

"mereka bukan tandingan kita Kahliya, nyerah aja" ucap sang ayah.

Kahliya menggertakkan giginya hingga rahang tegas itu mengeras, "gak akan pernah" ucapnya kemudian berjalan cepat keluar dari apartemen itu.

Sedang sang ayah hanya menghela nafas panjang melihat perilaku puteranya, Kahliya dulu hanyalah anak baik dan penurut, juga berprestasi. Namun semuanya berubah sejak sang ibunda meninggal dunia, Kahliya menjadi pendiam dan murung setiap hari. Ditambah lagi insiden gangster yang mengakibatkan ayahnya menjadi lumpuh total seperti saat ini membuat Kahliya semakin kalut.

Kahliya yang awalnya tidak tertarik sama sekali dengan urusan per-gangsteran kini malah mengambil alih kepemimpinan geng yang awalnya dipimpin oleh sang ayah. Ditambah lagi beberapa bulan lalu Kahliya tidak sadarkan diri selama tiga hari dan saat ia bangun ia bertingkah aneh.

Tidak ada yang mengetahui, bahwa saat Alea kembali ke masa lalu, Kahliya juga ikut terlempar ke ruang waktu. Ia kembali ke saat ia masih SMA, berbeda dengan Alea yang malah kembali ke usia empat tahun.

>>//<<

"sudah nyonya, ratu sudah meminum racun pelemah rahim itu"

"Raziel milikku"

"tentang diriku yang tak kunjung hamil..."

"jangan pernah mengatakan itu lagi..."

"...kerajaan ini butuh penerus Raziel..."

"aku hanya mencintaimu Alea"

"Raziel milikku..."

"mulai hari ini kita bercerai! Kemasi barang-barangmu dan keluar dari istanaku!"

"aku hanya mencintaimu Alea..."

"aku juga men..."

"Raziel milikku"

"pergi dari istanaku!"

"tidak, lepaskan! Lepaskan aku!"

"AAAGGHH!"

Pemuda bersurai putih itu terbangun dari tidurnya dengan keringat yang mengalir deras, ia terengah-engah bagai habis dikejar setan.

"huff huff mimpi huff mimpi apa itu?" ucapnya entah pada siapa. Ia bangkit duduk di kasurnya, menampilkan tubuh putih bersih bagai kapas yang bertelanjang dada dengan kalung berbentuk sayap yang menjuntai hingga ke dada bidangnya.

ARISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang