ᴀᴄᴛᴜᴀʟʟʏ (2)

1.2K 199 30
                                    

Tiga hari kemudian,

Pagi yang tidak cerah di VHS, langit bergemuruh dengan hujan sedang yang sedari pagi buta sudah mengguyur bumi ditemani beberapa kilatan dan bunyi petir, seolah mewakili perasaan gadis cantik satu ini.

Kenneth hanya bisa menatap kakaknya khawatir, sedari tiga hari yang lalu setelah penyerangan di markas The Beasts, kakaknya selalu terlihat murung. 

Walau Alea selalu memasang senyum palsu saat ditanya 'ada apa?', namun insting kembar Kenneth tahu pasti bahwa kakaknya tidak baik-baik saja.

"kak Alea! Kak Kenneth! Sini!"

Kembar Vorxon itu menoleh kala merasa terpanggil, Jieun melambaikan tangannya untuk memberi tanda. Dan mereka pun berjalan mendekat.

"kenapa?" tanya Kenneth.

"Anna DO dari sekolah!" ucap Jieun dengan ekspresi terkejutnya.

Semua teman-teman mereka sudah berada di kelas kecuali Alea dan Kenneth yang memang tiba kesiangan.

Alea mengerenyit bingung, "lo yakin? Tau darimana?" tanya Alea serius.

"kemaren ada anak yang jalan lewat ruang kepala sekolah, terus gak sengaja denger pembicaraan pak Micheal sama gak tau siapa. Tapi kayaknya orang tua Anna deh, nah mereka ngomongin tentang Anna yang mau ngundurin diri dari sekolah ini" jelas Grace.

Alea terdiam sejenak, ini aneh. Setahunya orang tua Anna adalah pebisnis super sibuk, terbukti dengan Anna yang terkesan sangat bebas. Dan untuk hal pengunduran diri dari sekolah begini, pasti mereka hanya akan mengirim orang.

Dan juga di hari dimana mereka diserang adalah hari terakhir Anna sekolah. Ya, setelah penyerangan tiga hari lalu, Anna tidak pernah masuk ke sekolah. Apa semua ini ada hubungannya?

Kahliya dan Anna memang jelas-jelas sudah bekerja sama, tapi apa hubungan antara DO-nya Anna dari VHS dan kemunculan Asta juga Berith?

Apa Anna yang memanggil mereka? Tapi bagaimana? Apa Anna semacam penyihir? Dan kenapa semua ini terjadi begitu cepat? Ia bahkan belum sempat menjalankan rencananya dan memasang mata-mata ke dalam Anaconda tapi markas mereka malah sudah diserang duluan.

'kepala gue pusing...' batin Alea saat tiba-tiba merasakan sakit di kepalanya karena terlalu banyak berpikir.

"kak Al!"

 Alea menoleh saat teman-temannya tiba-tiba menatapnya panik, "ken-"

tes

Alea menunduk kala merasakan sesuatu yang menetes di tangannya, matanya membulat saat melihat darah segar yang kontras dengan kulit putihnya.

Tangannya terangkat dan menyentuh lubang hidungnya, darah. Alea mimisan.

Gadis itu menatap nanar darahnya sendiri, 'kenapa... gue jadi lemah?' batinnya melirih.

"kak kita ke UK-"

"gue mau ke toilet" ucap Alea memotong adiknya dan berjalan cepat keluar dari kelas.

bruk

"maaf" ucapnya setelah tak sengaja menabrak seseorang di depan pintu karena tidak fokus. Kemudian melanjutkan langkahnya.

"Al? Lo gapapa?"

Mendengar suara familiar itu, Alea pun terhenti. Ia hanya menggeleng tanpa berbalik sang empunya suara, kemudian kembali berjalan menuju toilet.

Raziel menatap gadis itu heran, hingga-

"kak Al! tunggu!" seru Kenneth di depan pintu kelas.

"kakak lo kenapa?" tanya Raziel.

ARISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang