ᴀᴛᴛᴇᴍᴘᴛ

1.6K 239 14
                                    

"Alea beneran cinta sama Kahliya pa! Kahiya juga gitu! Kenapa kalian gak bisa ngertiin perasaan Alea?"  seru gadis cantik itu dengan air mata yang sudah mengalir membasahi wajahnya.

"Alea, dia punya niat buruk sama kamu" ucap Ken mencoba meyakinkan puterinya selembut mungkin. Entah sudah berapa kali mereka mendebatkan masalah ini, namun tidak pernah berujung baik. Seluruh anggota keluarga bahkan berada di sini untuk meyakinkan Alea.

Alea menatap ayahnya tidak percaya, "itu lagi, kalian lebih percaya sama Rafa dibandingkan Alea?! Cuma karena Rafa nyalak ke Kahliya kalian jadi berprasangka buruk ke dia?!" 

"firasat pair gak pernah salah Alea" ucap Ken masih mencoba selembut mungkin.

"Alea gak peduli! Alea benci keluarga ini, kalian gak pernah ngertiin Alea sedikitpun! ALEA BENCI!" 

PLAK

Mereka semua terdiam, menatap tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi, terutama Jessi yang sudah menutup mulutnya, menatap Ken yang baru saja menampar keras wajah Alea.

"jaga omongan kamu Alea" ucap Ken dengan wajah dinginnya, entah kemana perginya Ken yang selalu tersenyum dan periang. Namun tidak dipungkiri, suaranya terdengar seperti orang yang kecewa dan tersakiti.

Takut hal ini semakin berlarut, Jessie dengan cepat bergerak untuk mengakhiri pertengkaran ini. "Ken udah..." ucapnya mengusap lembut punggung sang suami. Ia menoleh ke arah Kenneth yang masih mematung karena juga tidak percaya pada apa yang baru saja dilihatnya.

"Kenneth, anter kakak kamu ke atas" ucap Jessie.

Kenneth mengangguk, dan berjalan mendekati kakaknya. "ayo kak" ucapnya seraya meraih tangan Alea.

plak

Alea menepis tangan Kenneth, "gue bisa sendiri" ucapnya tanpa embel-embel 'kakak' lagi. Ia berbalik berjalan pelan menuju tangga, tidak menatap seorangpun dari mereka yang  tengah menatapnya rumit. 

Setelah Alea pergi dan terdengar suara bantingan pintu dari atas sana, mereka semua masih terdiam. 

shrug

"Ken!" seru Jessie saat suaminya tiba-tiba terduduk lemas di lantai. Kenneth, Micheal, Ansel dan Jack yang berada di sana pun langsung panik dibuatnya.

grep

Dengan cepat Ken mendekap tubuh Jessie, awalnya Jessie terkejut namun ekspresinya seketika melunak saat merasakan tubuh Ken yang bergetar. Ah suaminya tidak pernah berubah, masih lembut seperti dulu.

"maaf" ucap Ken dengan suara paraunya.

"there's nothing to be sorry about honey"(gak ada yang perlu diminta maafin sayang) ucap Jessie.

"hiks aku udah gagal jadi ayah yang baik" ucapnya di sela isakan tangis kecil itu.

Jessie tersenyum lembut, tangannya terangkat mengelus lembut surai hitam suaminya, "udah, you did great so far. Yang namanya masalah bisa muncul kapan aja" ucap Jessie mencoba menenangkan suaminya.

"iya, gak selamanya rumah tangga itu damai kok" lanjut Micheal.

"iya bener, om aja sampe cerai nih" ucap Jack dengan santainya dan langsung dibalas dengan tatapan tajam dari para Vorxon.

"om Jack, kalimat itu gak membantu sama sekali" ucap Ansel.

Jack menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "hehe maaf" ucapnya.

ARISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang