ғᴀʟʟᴇɴ ᴀɴɢᴇʟ

1.3K 204 1
                                    

ting

Kenneth yang tengah fokus pada makanannya, tiba-tiba terdistraksi karena ponselnya berbunyi. Keningnya berkerut melihat pesan yang kakaknya kirim.

"guys, kak Alea lagi sama target. Kita disuruh balik ke markas" ucap Kenneth.

Mereka pun mengangguk mantap dengan wajah seriusnya dan segera kembali menuju markas setelah selesai membayar.

Saat di perjalanan, Kyouka yang berada di mobil yang sama dengan Kenneth tiba-tiba menerima telepon dari anggotanya yang saat ini berada di markas.

"halo?" jawab Kyouka.

"apa?!" serunya dengan wajah terkejut, perhatian Kenneth pun mulai terpotong.

"iya kami lagi otw, bertahan semampu kalian ya. Kalo beneran gak memungkinkan, mundur aja, kabur dari sana" ucap Kyouka kemudian memutuskan sampungan telponnya.

"kenapa Kyou?" tanya Kenneth yang masih fokus menyetir.

Dengan wajah paniknya Kyouka menjawab, "markas diserang, ada makhluk aneh yang ngebantu musuh"

>>//<<

"Jadi apa bagusnya nih tempat?" tanya Alea pada Kahliya yang membawanya ke kawasan industri yang sudah terbengkalai. Sepi, hanya ada mereka berdua disana.

'gue keliatan bego banget gak sih ngikut-ngikut aja kesini? Tapi tenang, Kahliya bukan tandingan gue' batin Alea.

"bagus kok..."ucap Kahliya yang berhenti beberapa langkah di depan Alea. Ia berbalik, menatap Alea dengan senyum manisnya, "...karena di tempat ini gue bakal ngedapetin apa yang gue mau" 

"sekarang!"

fwoosh

Alea mendongak, menatap tidak percaya pada apa yang berada di atas sana. 

'itu kan...'

Sayap besar segelap langit malam, rambut panjang lurus sehitam arang yang melayang-layang seraya pemiliknya mengudara, iris mata semerah darah yang mengkilap tajam seraya menatap Alea bagai mangsanya.

'itu apaan anjir?!'

Dengan cepat Alea berpindah tempat saat makhluk itu hendak menghantam dirinya, entah sejak kapan ia sudah memasukki beast mode.

"gila, cepet banget. Untung sempet menghindar" ucap Alea seraya memfokuskan diri pada makhluk bersayap hitam dengan tubuh manusia itu.

Matanya membelalak melihat bola berwarna hitam kemerahan di tangan makhluk itu, dan sudah dipastikan bahwa ia akan menembakkannya pada Alea.  "sial" Alea memaki keadaan.

fwoosh boom boom boom

Alea hanya bisa mengelak dan menghindari serangan, kekuatannya tidak memungkinkan untuk dipakai bertarung jarak dekat. Sedangkan makhluk itu bisa menembakkan kekuatannya bagai misil.

Ditambah fakta bahwa Alea tidak bisa terbang, membuatnya lebih kesulitan lagi karena makhluk itu berada di udara.

"heh! Kalo berani tuh lawan gue di bawah sini! Ini main curang namanya!" seru Alea bersunggu marah karena pertarungan ini ia rasa tidak adil.

Dengan wajah arogannya, makhluk itu pun mendarat -sekitar sepuluh meter dari Alea- dengan keras, membuat debu-debu dari tanah berterbangan.

"ukhuk ukhuk" Alea terbatuk saat debu itu tak sengaja memasukki tenggorokkannya. Ia mengayunkan tangannya untuk menghasilkan angin agar debu-debu itu terhembus pergi.

fwoosh

Debu yang ada telah menghilang, bergantikan pemandangan yang...menakjubkan di depan mata Alea.

ARISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang