ᴅɪsᴀsᴛᴇʀ

1.1K 177 4
                                    

Ceklek

Pintu kamar itu tertutup rapat seraya pemiliknya menghela nafas panjang. Tangannya menggenggam knob pintu itu erat seraya menggertakkan giginya.

'sejak kapan om Ansel tau? Sial' batinnya memaki keadaan.

Krak krak

Alea tanpa sadar menghancurkan knob pintu kamarnya seperti kerupuk. Ia pun kembali menghela nafasnya, kemudian berbalik dan mengganti pakaiannya.

"ini bukan waktunya ngeluh, gur harus keluar dari mansion ini"

Sementara Alea berpikir, mari kita lihat apa yang sebenarnya terjadi beberapa jam yang lalu.

>>//<<

"Dianter siapa tadi?"

Tubuh Alea seketika membeku di tempat saat suara familiar itu menyambutnya setelah memasukki mansion.

Ia menoleh, mendapati Ansel yang sedang fokus pada iPad-nya di sofa ruang tamu.

"temen Alea om" jawab Alea sesantai mungkin, tidak ingin menimbulkan kecurigaan.

Ansel mendongak menatap keponakannya, "jangan anggap om orang bodoh yang bisa kamu bohongin gitu aja Alea, om tau semuanya" ucap Ansel seraya menunjukkan sebuah rekaman di iPad-nya.

Alea membelalak, itu adalah rekaman CCTV saat ia dan Raziel berpelukkan di UKS. Ia terdiam, menggigit bibirnya seraya memalingkan wajah menghindari tatapan Ansel.

"ada penjelasan?" tanya Ansel datar dan Alea hanya menggeleng, ia tidak bisa berbohong.

Ansel berdiri dari duduknya, "kamu udah tau tapi tetep kamu lakuin Alea?" tanya Ansel seraya berjalan mendekati Alea.

"your phone" ucap Ansel seraya mengadahkan tangannya.

Alea mengerenyitkan keningnya seraya mendongak, "apa?!"

"your.phone, Kenice Azalea Vorxon"

Alea masih menatap pamannya tidak percaya, sebenci itukah Ansel pada Raziel? Alea tahu kalau pamannya melakukan semua ini agar ia tidak tersakiti lagi oleh Raziel, namun tidakkah ini teralu ikut campur?

Namun tetap saja, Alea lemah jika sudah berurusan dengan keluarganya, ia merogoh saku almamater sekolahnya dan memberikan ponselnya kepada Ansel.

"now back to your room, om tau kamu malem ini mau ke markas, gak usah ikut" ucap Ansel seraya berjalan meninggalkan Alea yang membeku di tempatnya berdiri, mengepalkan tangannya kuat.

Ia marah, namun tidak bisa apa-apa. Apalagi jika sudah menyangkut urusan The Beasts, Alea adalah ketuanya. Ketua macam apa yang tidak hadir di rapat yang ia adakan sendiri?

'gue harus ketemu Kenneth' batin Alea seraya berjalan ke lantai atas menuju kamar Ansel yang berhadapan dengan kamarnya.

brak

"Keneth!"

"ayam ayam!"

ceprat

Susu yang awalnya sedang Kenneth pegang itu seketika tumpah membasahi kepala Rafa yang sedang duduk di depannya.

Rafa yang sedang menunggu Kenneth untuk menuangkan susu itu di mangkuknya pun langsung menjilati susu yang mengalir dari kepalanya itu dengan polosnya. Mungkin ia mengira  ada hujan susu.

"eh? Aduh maaf ya, gak sengaja" ucap Alea tidak enak seraya mengelap kepala Rafa, dengan handuk Kenneth.

Kenneth menatap sendu handuk malangnya, 'handuk gue~' batinnya parau. "kakak? Kenapa?" tanya Kenneth.

ARISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang