• Berubah •

50 34 13
                                    


"Bila disuruh memilih, sahabat saja sudah cukup"

°°°

"Assalamualaikum bun" ucap leya kala dirinya sudah berada di rumah.

"Waalaikumsalam" jawab bang saka.
Btw saka adalah kakak leya ok.

"Bunda mana bang" tanya leya sambil menyalimi tangan Abang nya.

"Tadi pergi sama ayah" karena rasa capek menyelimuti tubuh leya, leya langsung saja tancap gas ke kamar dan meninggalkan Abang nya sendirian dengan wajah cengo.

"Gitu amat adek gue" batin saka.

Setelah mandi dan mengganti pakaiannya, leya langsung terjun ke kasur super empuknya dengan tubuh terlentang.

"Aaaaaaaaaa gue capek banget" frustasi leya dengan mengacak-acak rambut panjangnya.

"Gila gue belum sholat Maghrib" leya terburu-buru memasuki kamar mandinya untuk mengambil wudhu, dan segera melaksanakan shalat.

Sedang santuy santuy nya buka titik eh ada pesan masuk entah dari siapa.

Nakula kek🙈
Udah sampei rumah?
Kok nggak di bales?
Leya, ini udah centang dua loh.
Yang mah...
Bales dong😖

Leya dengan malas membuka chat dari Nakula. Leya langsung melebarkan matanya kala banyak sekali chat dari sang kekasihnya itu.

Me:
Apa sih ganggu orang aja.

Nakula kek🙈
Aku hawatir yang
Udah sampei rumah?

Me:
Hm

Nakula kek🙈
Kok jadi cuek gini sih
Jangan cuek dong
Apa gara-gara tadi di kantor?

Me:
Nggak!

Nakula kek🙈
Yaudah aku vc ya
Awas aja kalau nggak di angkat
Aku ngambek😣

Ketika mendapat pesan dari Nakula yang ingin vc dengannya, leya langsung mematikan handphone nya dan bodo amat dengan Nakula yang marah.

"Ni orang kenapa malah kayak gini ya, sifat dinginnya kemana?" Tanya leya heran dengan dirinya sendiri, bisa bisa pacar nya itu yang dulunya cuek dingin, eh sekarang manjanya minta ampun.

..........

"Nakula" panggil leya lirih ketik melihat Nakula sedang berpelukan dengan muna sekertaris nya.

Tak habis pikir dengan Nakula, dia sendiri yang ingin berpacaran tanpa status boong- boongan, dan sekarang dia enak-enakan berpelukan dengan wanita lain di hadapan leya.

Pikir coba, cewek mana yang nggak bakalan sakit hatinya, ketika cowoknya sedang berpelukan dengan wanita lain?, Leya sangat menyesal kenapa dia bisa menaruh hati dengan cowok se brengs*k nakula.

Liya langsung berlari setelah tak sengaja melihat itu di ruangan Nakula. Leya sudah tidak tahan dengan tangisnya, leya berlari dengan air mata yang mengalir, dan membuat para pegawai kantor di buat ke herannan.

"Leya" panggil Jihan dengan suara keras, tapi leya terus saja berlari keluar kantor, entah ingin kemana gadis itu pergi.

"Kalian ada yang tau leya kenapa?" Tanya Jihan dengan rekan kerja nya, tapi semuanya nampak menggeleng.

Disisi lain, leya sedang meratapi hidupnya. Kenapa mencintai seseorang sangat menyakitkan. Leya sangat menyesal telah mengenal yang namanya cinta.

Leya menangis, hingga seluruh wajah nya dibasahi air matanya dan wajah yang kemerahan. Tak menyangka bila Nakula akan melakukan hal seperti itu, itu disebut selingkuhan bukan?, Bermesraan dengan orang lain.

Sudah satu jam leya berada di taman, dan leya berfikir untuk kembali ke kantor, bila nanti dia di ancam untuk di pecat, oke fine leya pasrah dan sebenarnya juga leya tidak butuh pekerjaan itu.

Leya sudah memasuki kantor dan hanya tinggal beberapa pegawai terutama Jihan. Jihan yang melihat wajah pucat leya, langsung menghampirinya.

"Leya, kamu tadi kenapa" tanya Jihan hawatir, sambil merangkul pundak leya dan membawa nya untuk duduk.

"Enggak papa mbak"

"Nggak usah bohong sama mbak, udah kamu ngomong aja" dengan terpaksa leya menceritakan semua kepada Jihan, dan hati leya terasa lebih lega dengan adanya Jihan yang mengerti akan dirinya.

"Laki-laki brengsek" umpat Jihan, dan menampilkan wajah garangnya.

"Aku kira dia baik, dan bisa jaga kamu. Bukan malah selingkuh sama sekertaris nya sendiri"

"Sekertaris juga, centil banget. muna njing" lagi lagi Jihan mengumpat.

"Udah mbak leya nggak papa kok" leya berusaha tenang. Leya yang melihat Nakula berjalan menuju ke arahnya hanya bisa memalingkan wajahnya.

"Kamu disini itu kerja, bukan malah kelayapan" ucap Nakula dengan sedikit bentakan, leya tak menduga kalau Nakula akan memarahinya, bukannya menjelaskan apa yang dia perbuat tadi.

Leya hanya diam sambil menunduk dalam-dalam untuk mengontrol emosinya, Jihan yang berada di sebelah leya pun mengusap punggung leya menenangkan.

"Punya mulut kan, jawab!!" Katanya lagi dengan nada bentakan.

"Iya saya punya mulut, bapak mau apa" tanya leya menantang.

"Kamu ini pegawai, jangan seenaknya keluar masuk kantor seperti itu" ucap Nakula.

"Oh gitu, terus bapak mau apa?"

"Kamu saya pecat!!"

Deg

Leya langsung mematung, beraninya Nakula memecat leya dengan cara tidak terhormat seperti ini, dengan banyaknya pegawai yang menontoni Nakula yang sedang mengomeli ku.

"Oke fine, sebelum bapak memecat saya tadi. Saya juga ingin keluar dari kantor ini" ucap leya langsung bergegas ke meja kerjanya dan mengambil tas, dan merapikan barang-barangnya.

Setelah siap leya menghampiri Jihan "mbak Jihan, leya pergi dulu. Baik-baik di sini" ucap leya, Jihan yang mendengar perkataan leya malah meneteskan air mata terharu tidak mau ditinggalkan oleh rekan kerja sekaligus sudah Jihan anggap seperti adik sendiri.

Setelah kepergian leya, keadaan kantor hening, dan Nakula nampak acuh. Entah apa yang membuat Nakula berubah seperti itu.


Terimakasih sudah baca cerita aku, jangan lupa vote comen dan follow akun aku ya.
Love you semua
Dengan adanya kalian, aku lebih semangat lagi buat nulis cerita nya.

❤️

2D2N
°°°

NAKULA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang