• Insident •

58 36 7
                                    


"Benar saja, mencari pengganti mu itu sulit"

°°°

Gara-gara Nakula yang alasan sakit, leya jadi terlambat untuk masuk ke kantor, bukannya gimana, leya takut aja akan di marahi sama mbak muna. Muna adalah sekertaris Nakula yang centilnya masyaallah.

Bukan hanya centil, penampilan nya saja sudah membuat gerah, karna saking terbuka dan ah sudahlah.

Sama banget sama Bu ilma, kembar kali ya?pernah waktu itu leya terlambat hanya satu menit dan terlambat hanya karna leya kesandung di depan kantor, dan membuat leya sedikit terlambat untuk masuk kantor. Dan gilanya mbak muna menghukum leya dengan berdiri di depan kantor yang panasnya nauzubillah.

"Mbak jihan, maaf leya telat" ucapku Dengan nafas yang tidak beraturan.

"Iya nggak papa, kamu langsung duduk aja, mumpung mbak muna lagi nggak ada" mendengar ucapan mbak jihan, leya langsung tergesa-gesa menuju mejanya. baru saja leya ingin mendudukkan bokongnya, suara cempreng terdengar.

"Kamu telat kan? Sini!!" Leya dengan takut menghampiri nenek lampir itu.

"Kamu telat?" Tanya nya.

"Iya mbak"

"Berdiri di depan kantor sekarang!!" Ucapnya di akhiri dengan penekanan.

"Tapi mbak...."

"Nggak ada tapi-tapian cepat"

Dengan langkah gusar, leya menuju pintu keluar dan berdiri di tengah panasnya matahari. Ingat ini sudah tidak pagi lagi. Tapi ini sudah siang.

"Kamu ngapain di sini" tanya orang tiba-tiba dari arah belakang, dan seketika leya menoleh ke arahnya, dan benar saja dia Nakula.

"Di hukum pak"

"Kenapa bisa di hukum" tanya nya

"Karena telat lah, emang apa lagi"

"Siapa yang berani hukum kamu" tanyanya dan langsung menarik tangan ku untuk masuk ke dalam, hingga semua orang yang berada di situ menatapku heran.

"Siapa yang menghukum kekasih saya" ucap Nakula dengan lantang di depan para pegawai nya.

Semua orang nampak terkejut dengan pernyataan yang di sampaikan oleh Kula.
Aku pun menahan malu dan takut, karena banyak para wanita yang memandang ku tak suka.

"Jawab" kali ini Nakula berkata dengan penuh penekanan.

"Udah kul, aku nggak papa kok" bisik leya padanya

"Nggak, ini nggak bisa di biarin" jawabnya dengan bisikan.

Salah satu pegawai pria yaitu Doni, mengangkat kedua tangannya "yang menghukum leya, mbak muna pak" jawab Doni

"Dimana dia" ujar Nakula sambil mencari-cari nenek lampir itu. Hahaha canda nenek lampir.

"Beliau sedang berada di ruangan bapak"
Mendengar yang Doni sampaikan, Nakula langsung menarik tanganku dan membawaku ke ruangan nya.

NAKULA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang