• kejutan •

25 16 3
                                    


Leya pun masuk kedalam rumah tersebut karena paksaan dari laki-laki tadi, dan seketika mata leya melebar dengan seseorang yang berada di ruangan tersebut.

"Nakula?" lirih leya.

Nakula berjalan mendekati leya dengan tatapan tulus, entah apa yang Nakula perbuat sekarang. Leya merasa Nakula mendekati hanya diam di tempat, seketika saja tubuhnya kaku dan mengisyaratkan nya untuk tetap di sini.

"Ley" panggilannya dengan sendu. Leya menunduk kan kepalanya, dia tak berani untuk menatap orang yang sudah sangat melukai hatinya.

"Sayang" panggilannya lagi, dan membuat hati leya memanas.

"Kenapa ada Lo disini" Ahir nya ucapan itu yang pertama meluncur di bibir leya.

"Aku-kamu" suruh nya mengingatkan.

"Gak usah basa-basi, Lo mau ngehina gue lagi iya?, Ngatain gue lagi?, Ngerendahin gue? . Silahkan ayo silahkan, Lo belum puas kan ngehina gue kemaren?" Leya mengucapkan dengan suara bergetar, kejadian kemarin melintas di otak nya, dan membuat ia semakin benci dengan Nakula.

"Engga, engga gitu" Jawab nya.

"HBD leya cantik" tiba-tiba saja veza berteriak kencang dan diikuti beberapa orang di belakang nya.

"Kalian?" Tanya leya bingung.

"Ih, ini itu kejutan buat kamu" Nakula langsung menyambar tubuh leya untuk ia peluk, seketika leya mendorong tubuh Nakula untuk menjauh."apaan sih Lo" ucap leya.

"Kemaren itu cuman prnk sayang" ujar Nakula dengan wajah memelas.

"Malah kalian ribut" ucap saka.

"Lo ikut ngerjain gue juga bang?" Tanya leya dan dibalas cengiran dari abangnya.

"Ditiup dulu dong lilinnya" dengan sabar leya meniup lilin nya."yeyyyy, selamat ulangtahun leya cuyung" ucap veza dan menghambur ke pelukan sahabat nya.

Acara makan-makan merayakan ulangtahun leya sudah selesai, abang, veza dan teman-teman Nakula juga sudah pulang. Leya juga ingin sekali ikut pulang bersama Abang nya, tapi Nakula mencegahnya dan memaksa leya agar tetap di rumahnya.

Mereka sedang berada di ruang keluarga sambil menonton tv, hanya ada suara tv yang menghiasi ruangan itu, leya sedari tadi diam dan mengacuhkan Nakula yang berada disampingnya.

"Kok aku di anggurin si" rajuknya, dan bergelayut manja di lengan leya. Dan leya hanya diam tak menyauti perkataan Nakula.

"Yang, sumpah kemaren itu boong doang, engga beneran" katanya menyakinkan.

"Maafin aku ya"
"Leya sayang maafin Abang Nakula ya"
"Ayang ih" mendengar nada pasrah dari Nakula, leya sudah tidak bisa menahan tawanya, hingga matanya berair.

"Kok malah ketawa?"

"Lo lucu"

"Aku-kamu"

"Inget!!, Kita udah putus"

"Enggak, enggak. Kemaren itu putusnya nggak resmi, jadi kita masih ada hubungan" kata Nakula.

"Emang putus itu harus ada peresmian nya?"

"Iya, jadi kita itu ngga putus oke" kata Nakula dan leya hanya mengangguk saja, Nakula menceritakan semuanya dari awal, dan membuat leya Ter heran-heran, kenapa bisa Nakula mengerjainya seperti itu.

"Mau peluk dong" ucap Nakula.

"Nggak"

"Aku kangen sumpah"

"Bodo amat"

"Oke, kalau ngga mau peluk, kamu ngga boleh pulang" kata Nakula.

Gimana ceritanya?

Masih semangat kan buat baca?

Makasih udah nyempetin mampir, dan jangan lupa vote and komen ya.
See you 😘

NAKULA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang