"Tujuh ribu kali lagi!" teriak Sanemi sembari bersandar pada pilar rumah nya.
"KAU GILA?!" batin [Name] berteriak tidak terima.
Baru saja [Name] keluar dari masa latihan pemulihan, sekarang ia di hadiahi latihan keras oleh Sanemi.
Ada rasa menyesal [Name] menaruh hati pada laki-laki tersebut.
Biarpun punya perasaan lebih, Sanemi masih tetap memberi [Name] latihan yang keras, seperti biasanya. Cinta memang cinta, tapi latihan juga tetaplah latihan.
"Enam ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan!"
"Tujuh ribu!!" teriak [Name] sembari mengayunkan bokuto nya.
"Cukup! Istirahatlah, ku beri satu jam."
[Name] mengangguk pelan, kemudian berjalan menuju teras kediaman Sanemi dan merebahkan tubuhnya, melepas penat.
"Ku kira aku akan mati," gumam [Name].
"Apa yang kau katakan, bodoh. Kau tidak akan mati hanya karena latihan semacam itu," sahut Sanemi
[Name] menghela nafas, kemudian menutup matanya dengan lengan nya.
"Ku harap Uzui-san, Inosuke, Kamado-san, dan Agatsuma-san baik-baik saja," gumam [Name] pelan.
"Bukankah yang mereka cari hanya iblis biasa, kenapa kau sangat mengkhawatirkan mereka?" tanya Sanemi, tidak bergerak dari tempatnya, tapi matanya melirik ke arah [Name].
"Soalnya perasaan ku sedikit tidak nyaman saat aku melihat mereka berangkat," ucap [Name].
"Mungkin aku hanya terlalu khawatir karena banyak pemburu iblis berguguran, lupakan soal tadi," lanjut [Name] dengan senyuman di wajahnya.
Hening panjang, sebenarnya [Name] sudah hampir tertidur, namun jiwa nya terasa tertarik kembali ketika Sanemi memanggil nya.
"Hey, [Name]," panggil Sanemi.
"Ya? Ada apa, Shinazugawa-san?" sahut [Name] di ambang antara sadar dan tidak.
"Bisakah kau panggil aku dengan nama ku?" tanya Sanemi malu-malu.
"Eh? Shinazugawa-san, kan?" sahut [Name], menyingkirkan tangan nya dari atas wajahnya, kemudian menoleh ke arah Sanemi.
"Maksud ku, nama kecil ku."
"Tapi―"
Kalimat [Name] terpotong karena tiba-tiba saja Sanemi sudah berada di atasnya, menindih nya sembari menatap nya dengan raut wajah datar.
"[Name], coba panggil nama ku," ucap Sanemi.
"Tapi, Shinazugawa-san―"
Cup!
Wajah [Name] seketika berubah menjadi merah, matanya terbelalak, tubuhnya seketika membatu, otaknya seperti berhenti bekerja seketika. Sudah tiga kali Sanemi berani mencium nya.
"Gyahh! Apa yang kau lakukan!!"
"Shinazu―"
Cup!
"H―hentikan, Shinazugawa-san―"
Cup!
"Cukup panggil nama kecil ku, itu tidak akan menyusahkan mu."
"Tolong menjauh dari atas ku, Shinazugawa-san―"
Cup!
"Kenapa?"
"Kalau ada yang melihat ini, mereka akan salah paham!"
Sanemi terkekeh pelan, kemudian menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
『ANOTHER』❅ S.Shinazugawa X Readers (Remake)
Fanfiction____________________________________ "Jawab, Sanemi-san. Apakah kekuatan ini adalah berkah, ataukah sebuah kutukan?" ____________________________________ Note : - Sebagian cerita mengandung spoiler. - Squel sedang di rencanakan. - Kemungkinan Kara...