Seperti yang sudah direncanakan, hari ini Sanemi akan menemani [Name] untuk pergi menuju desa tempat tinggal asal [Name].
Sebelum mereka berangkat, [Name] sudah meminta izin kepada Oyakata-sama dan meminta maaf karena ia harus membawa Sanemi ikut untuk menemani nya selama perjalanan.
[Name] juga sempat bertanya kepada Oyakata-sama, apakah beliau tau tentang desa tempat asal [Name].
Oyakata-sama lalu menjawab dengan senyuman di wajah beliau, beliau tau tentang desa itu, dan beliau juga sudah lama mengawasi [Name] menggunakan gagak Kisatsutai. Kemudian beliau meminta maaf karena beliau tidak sempat menolong seluruh penduduk desa tersebut dan meminta maaf karena terlambat menjemput [Name] ke Kisatsutai.
Jadi, karena itulah [Name] juga meminta tolong untuk di tunjukkan jalan menuju desa tersebut. [Name] sebenarnya bisa saja menemukan desa itu sendiri, harusnya dekat dengan tempat dimana babi hutan yang merawat nya dan Inosuke dulu itu tinggal, namun mencari letak pasti desa itulah yang akan memakan waktu lama, sedangkan selama perjalanan menuju ke daerah sana saja sudah memakan banyak waktu.
"[Name], aku baru sadar, kau memotong rambut mu?"
[Name] yang mula nya berada di dalam lamunan nya, segera tersadar dan menoleh ke belakang.
"Ah, iya. Kemarin itu sudah terlalu panjang, jadi ku potong," jawab [Name] sembari tersenyum.
"Siapa yang memotongkan nya?" tanya Sanemi lagi.
"Kanroji-san. Apakah terlalu pendek???"
"Tidak, ku kira― Hey, awas!"
[Name] berhenti dan menoleh ke depan. Dalam jarak kurang dari satu meter, [Name] hampir saja menabrak pohon, tapi untung saja kali ini [Name] sedang tidak melamun, jadi ia langsung berhenti berjalan ketika Sanemi memperingati nya.
"Wah, hampir saja," gumam [Name] pelan.
"Itulah karena kau tidak berhati-hati, kwakk! Kwaak!"
"Ish, iya, iyaa! Maafkan aku!" sahut [Name].
"Kwak! Kwakk! Kita hampir sampai!"
Setelah melihat sebuah jalan di ujung hutan, [Name] segera mempercepat langkahnya, berlari meninggalkan Sanemi di belakang.
Woosh!
Angin berhembus pelan, menampilkan pemandangan menyayat hati.
Puluhan makam berjejer dengan di hiasi kain berwarna merah marun di setiap batu nisan nya.
Beberapa rumah hancur, namun beberapa terlihat tidak terlalu parah, tapi tetap saja tidak ada tanda-tanda kehidupan di tempat ini.
Tertulis nama masing-masing penduduk di setiap batu nisan nya, dan selalu di akhiri dengan nama Shiranui.
"Jadi, apakah Shiranui-san di dimensi itu adalah reingkarnasi salah satu dari penduduk di sini?" gumam [Name] pelan.
[Name] berjalan menelusuri satu-persatu makam tersebut hingga akhirnya ia berhenti tepat di depan sebuah makam bertuliskan nama wanita yang saat itu muncul di dalam mimpinya. Hanabi Shiranui.
Gagak Kisatsutai milik [Name] hinggap di pundak [Name], sementara Sanemi yang sebelumnya sedang terpaku melihat makam lainnya, segera menghampiri [Name].
"Ini makam milik Kaa-san," ucap [Name], pelan.
Angin berhembus pelan, dengan suasana yang sepi dan senyap ini, [Name] dapat dengan mudah mengingat kembali apa yang ia lihat di alam bawah sadarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
『ANOTHER』❅ S.Shinazugawa X Readers (Remake)
Fanfiction____________________________________ "Jawab, Sanemi-san. Apakah kekuatan ini adalah berkah, ataukah sebuah kutukan?" ____________________________________ Note : - Sebagian cerita mengandung spoiler. - Squel sedang di rencanakan. - Kemungkinan Kara...