Dua minggu yang lalu [Name] mendapatkan kabar bahwa Tanjiro sudah sadar, gagak Katsugai lah yang mengabarkan kepadanya.
Ingin rasanya ia mengunjungi Kamado bersaudara tersebut, namun sayangnya ia masih harus fokus untuk berlatih untuk mempercepat kelincahan dan serangan nya lagi.
[Name] hanya bisa meminta burung Katsugai nya untuk mengirim surat berisi ucapan syukur karena Tanjiro sudah sadar, serta juga memberikan satu botol kecil berisi ramuan yang ia buat bersama Shinobu beserta cara pemakaian nya.
Tentang apa yang para saksinya tuturkan di rapat tentang kekuatan keluarga [Name], [Name] menjadi penasaran dengan apa yang terjadi pada dirinya saat ia berada di mode berserk.
Secara, ketika [Name] berada di mode berserk, maka ia akan kehilangan ingatan saat ia bertarung dalam mode tersebut.
Ini sudah dua kali terjadi, dan [Name] benar-benar tidak percaya bahwa ia sudah pernah memojokkan iblis peringkat tiga, Akaza dan juga berhasil memotong salah satu lengan milik iblis peringkat pertama, Kakushibo.
Saat memikirkan semua itu, ia kembali menjadi berambisi, terlebih saat ia kembali teringat dimana orang-orang terdekat nya terluka karena iblis.
Cring!
Cring!
Krek!
"Huh?" gumam [Name], pelan.
Krak!!
[Name] menelan ludahnya dengan kasar ketika ia tidak sengaja mematahkan tombak nya.
[Name] ingat saat orang yang membuatkan pedang nichirin untuk Tanjiro dan Inosuke datang, mereka mengerikan saat mereka marah.
"Waduh," gumam [Name].
"[Name]?!"
[Name] terkejut dengan suara Sanemi yang keras dan lantang, ia pun menoleh dan mendapati Sanemi berjarak beberapa meter darinya, sedang terengah-engah, mungkin karena berlari menghampiri [Name].
"Ada apa? Kau baik-baik saja?!"
"Sanemi-san, tombak ku patah."
"Huh?"
Hening sesaat, Sanemi pun mengalihkan pandangan nya kepada tombak [Name] yang patah menjadi dua bagian.
"Uhh, tombak ku patah," ulang [Name] sembari menghela nafas berat.
Memang ini pertama kalinya [Name] mematahkan tombak nya, karena itu [Name] takut orang yang menempa senjata miliknya ini adalah orang yang galak seperti penempa pedang milik Tanjiro.
"Oh, hanya itu," sahut Sanemi, memilih duduk dan bersandar di bawah pohon sembari memandangi [Name].
"Hiks, Sanemi-san, aku takut orang yang menempa senjata untuk ku marah karena aku mematahkan tombak buatan nya," ucap [Name] sembari berjalan menuju Sanemi, kemudian duduk di samping laki-laki tersebut.
"Kau? Untuk apa kau takut? Siapa yang akan memarahi mu? Biar ku beri pelaja―"
"Tidak, jangan!"
"Huh?"
"T―Tidak, aku bercanda. Aku tidak takut, jadi jangan marahi mereka."
Sebuah tawa lolos dari mulut Sanemi, membuat [Name] kebingungan dan sedikit takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
『ANOTHER』❅ S.Shinazugawa X Readers (Remake)
Fanfiction____________________________________ "Jawab, Sanemi-san. Apakah kekuatan ini adalah berkah, ataukah sebuah kutukan?" ____________________________________ Note : - Sebagian cerita mengandung spoiler. - Squel sedang di rencanakan. - Kemungkinan Kara...