2.

2.4K 286 10
                                    

Happy reading🕊️.
⚠️
-
-
-

“Ha ha ha,”

Gelak tawa yang begitu nyaring terdengar dari ruang keluarga itu, ternyata yang tadi menyambut Jaehyun adalah saudaranya yang masih kecil.

“Na-eun, sudah tinggalkan kak Oci sama kak Jeffrey dulu ya.” Soo-hyun mencoba memberi pengertian.

“Iya, mamah.”

Na-eun memang memanggil Soo-hyun mamah, tentu saja Soo-hyun yang meminta. Na-eun mengangguk patuh.

Setelah Soo-hyun dan Na-eun keluar, perlahan suara tawa itu mulai menghilang tergantikan dengan tatapan tajam milik Jaehyun.

“Kamu belum jelasin, kenapa kamu deket banget sama Jaemin?” Rosé menghela nafas, lelah sekaligus lega.

Lelah karena pertanyaan itu kembali muncul, dan lega karena Jaehyun sudah mulai menggunakan bahasa semula yaitu aku-kamu.

“Oci ‘kan udah bilang, kita cuma berteman.”

Jaehyun tersenyum, bukan senyuman manis. Melainkan senyum iblis dan penuh ancaman dalam tatapan itu.

Jaehyun langsung mendorong Rosé hingga jatuh ke atas karpet bulu dibawah kursi dan mejanya. “Aww!”

Sangat sakit ketika kening Rosé berdarah terbentur pinggiran meja tersebut. Rasa ingin pergi dari kehidupan Jaehyun semakin bertambah.

“Kemarin Taehyung, sekarang Jaemin. Besok siapa lagi? Murahan.” cibir Jaehyun.

Sungguh saat ini Rosé sedang tidak baik-baik saja karena perkataan Jaehyun barusan. Se-hina itukah dia dimata Jaehyun? Rosé tidak menangis. Tidak ada gunanya.

Ia tidak akan menangisi pria brengsek seperti Jaehyun. Ia tidak akan se-lemah orang yang ada di televisi ketika tertindas.

“Egois! Kamu selalu larang aku deket sama pria manapun. Sedangkan kamu? Banyak ‘kan pacarmu?” tanya Rosé menatap balik ke arah Jaehyun.

Jaehyun sempat terdiam sejenak sebelum tangannya tiba-tiba menampar keras pipi Rosé. “Kurang ajar! Dasar murahan.”

Jaehyun langsung pergi keluar kamarnya untuk menetralkan rasa emosinya yang akan meledak dalam hitungan menit.

Sedangkan Rosé ia malah terdiam meratapi nasibnya, pergi susah bertahan pun tak mudah. Lalu apa yang harus Rosé lakukan? Bunuh diri? Yang benar saja itu sangat konyol.

“Ya Tuhan, semoga Oci bisa keluar dari hubungan Toxic ini.” ucap Rosé memanjatkan do'a, sebelum ia tertidur karena kelelahan akibat lelah bersekolah dan perdebatan dengan Jaehyun yang egois.

***

Rosé terpaksa pulang menaiki taxi karena Jaehyun malah pergi entah kemana. Rosé hanya bisa menghela nafas sabar dengan kelakuan Jaehyun yang susah sekali ditebak.

Terkadang baik, terkadang toxic, dan terkadang sangat posesif. Itulah Jaehyun dengan segala sikap misterinya.

“Semangat Oci! Kamu pasti bisa.” Rosé menyemangati dirinya sendiri agar tetap sabar dengan sikap Jaehyun.

Lalu Rosé memilih mandi karena sudah jam tujuh malam, ia telat pulang. Untung orang tuanya tidak menginterogasi apapun.

-
Guys! Aku seneng banget, tanpa diminta kalian udah vote cerita aku. Tambah komen yang positif itu buat aku semangat up tiap hari. Biasanya butuh waktu berbulan-bulan untuk mengumpulkan kesadaran para pembaca. Terima kasih yang sudah mampir dan votmen. Selanjutnya mau ada adegan ++ nya gak?🤣

31 Agustus 2020

TOXIC [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang