Eyow aku up lagi nih, buat yang kemarin cung karena kangen maaf gabisa bales satu-satu hue padahal vote gak aku target tapi banyak banget. Oh, iya soal cerita next aku kayaknya gak jadi pakai nama SQ karena apa ya kalau tentang geng motor atau sebagainya aku agak bingung. Mau tentang devil atau apa enaknya? Nanti ku kasih pilihan di halaman terakhir.
Happy reading🕊️.
-
-
-Seperti kemarin saat Rosè terbangun dan mendapati Jaehyun tengah tidur pulas. Rosè menatap datar ke arah Jaehyun.
“Apakah aku tidak memiliki celah untuk keluar dari hubungan tak sehat ini?” gumam Rosè.
“Gak ada, sayang. Selagi bisa mendua, kenapa enggak?” balas Jaehyun, sontak membuat Rosè terkejut.
Ia mengira Jaehyun masih tidur karena kelopak matanya yang masih tertutup, serta nafasnya yang teratur.
“Tolong lepasin aku Jae, kamu jangan egois. Kamu udah punya Jennie, kamu gak boleh sama aku.” ucap Rosè dengan lirih.
Ya, ternyata Jennie perempuan yang menghubungi Jaehyun waktu itu. Rosè tak menyangka bahwa sahabatnya ada kekasih Jaehyun.
Rosè masih cukup waras untuk tidak menyalahkan Jennie. Bagaimanapun, disini Jennie sudah lebih dulu menjadi kekasih Jaehyun.
“Terserah,” acuh Rosè.
Lalu Rosè segera keluar dari Appartement Jaehyun, dirasa sudah tak ada yang tertinggal. Apa ekspresi Jaehyun saat ini? Malah tersenyum kecil. Ia akui ia telah jatuh pada pesona Rosè, dan tak bisa melepaskan Rosè begitu saja.
***
Rosè berjalan dengan lesu karena belum makan sedikitpun, ia betul betul tidak mempunyai teman saat ini kecuali Sehun.
Rosè menendang kaleng minuman dihadapannya guna melepaskan emosinya, ia menjambak rambutnya pertanda sangat pusing.
"Apakah ini yang dinamakan dengan kukira aku diselingkuhin, ternyata aku selingkuhannya?” gumam Rosè dengan pelan.
Tiba-tiba ada seorang lelaki tampan yang menghampirinya dengan wajah seperti ingin menguburnya hidup hidup.
“Heh! Lu gak punya mata apa? Nendang kaleng minuman sembarangan! Sakit, nih.” kesal lelaki itu.
Rosè dengan wajah kaget dan polosnya mengusap surai lelaki itu dengan lembut, membuat lelaki itu terkesiap.
“Maaf, ya. Saya lagi prustasi, gak usah tambahin beban saya dong.” tanpa sadar Rosè merengek dihadapan lelaki itu saking kesal dan merasa bersalahnya.
Lelaki itu menghentikan kegiatan Rosè yang mengelus surainya.
“Cukup! Gue mau lu tanggung jawab. Ini kartu nama gue, jangan lupa datang ke alamat itu besok.”
Tanpa berkata apa-apa lagi, lelaki itu pergi dari hadapan Rosè. Rosè mengerjapkan matanya setelah menyadari apa yang terjadi.
“Gue ngapain sih?” gumam Rosè, tanpa sadar kata-kata nya berubah menjadi Gue.
***
Eh bener gak sih Rosè baru kali ini sebut gue? Author lupa mengehehe.Next cerita mau tentang apa?
A. Devil
B. Psikopat
C. Isi sendiriUp siang nih aku seneng gak?
10 Oktober 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC [END]
Teen Fiction15+ Warning! Ada adegan kekerasan dalam cerita ini. Mohon bijak. "Lepas Jae, Oci mohon." "Semudah itu? Setelah apa yang lu lakuin ke gua hah?!" Jaehyun itu toxic, egois, dan posesif. Rose tidak boleh dekat dengan lelaki lain, hanya boleh dengan dir...