14.

1.7K 231 25
                                    

Happy 6k Readers. Gak tau lagi mau bilang apa, dalam waktu 1 bulan lebih udah bisa kumpul readers sebanyak ini, dan yeah padahal di cerita pertamaku yaitu POSESIF EX aku nunggu 3 bulan lebih buat dapet view segitu. Bahkan vote nya aja susah untuk didapat. Lapak Jaerosé rame banget.

Btw maaf udah jarang up sibuk soalnya. Dan sekalian mau mikirin alur mau sampe part berapa juga. So hari ini aku up.

Happy Reading🕊️.
⚠️🔞
-
-
-

Jaehyun diam-diam mengepalkan tangannya pertanda tidak suka. Mengapa ia harus tak suka? Padahal niatnya hampir setahun ini hanya main-main.

“Tarik kata-kata kamu barusan.” datar Jaehyun.

Rosè menggeleng. “Enggak. Karena, saya memang sudah tak punya perasaan apapun.”

Jaehyun semakin mengepalkan tangannya, hingga urat-urat lengannya terlihat. Rosè langsung terdiam melihat tangan Jaehyun yang terkepal.

Alarm di otak Rosè berbunyi, merasakan bahaya yang akan menimpanya. Rosè berdoa semoga saja tidak terjadi hal yang tak diinginkan.

“Aku bilang tarik, sayang. Kita tidak akan pernah putus, dan kamu memang ditakdirkan jadi milik aku.” ada nada geram dalam kalimatnya.

“Saya tidak akan menarik perkataan saya tuan Jaehyun.” balas Rosè sengit.

Saat ingin keluar dari mobil tersebut, Jaehyun langsung mencengkeram tangan Rosè dengan kuat.

“GUA BILANG TARIK YA TARIK KATA-KATA LU ANJING!” Jaehyun berteriak tepat dihadapan wajah Rosè. Membuat Rosè memejamkan matanya erat.

“Tarik sekarang.” nada bicara Jaehyun mulai melembut, tetapi masih terdengar datar.

Rosè menggeleng, tetap mempertahankan harga dirinya. Dia tidak boleh terus-terusan mengalah.

“Jaehyun,” lirih Rosè.

“Kamu sudah mempunyai pacar, bahkan jauh sebelum kita pacaran.” ucapan Rosè menggantung, sesaat Rosè menghela nafas lelah.

Jaehyun terdiam, mendengarkan setiap kalimat yang Rosè keluarkan.

“Saya gak bisa terus bersama kamu, meskipun saya memang mencintai kamu. Kita sudah tidak bisa bersama.” lanjut Rosè kemudian.

“Aku bisa milikin kalian berdua.” balas Jaehyun santai.

Rosè tak habis pikir dengan apa yang Jaehyun ucapkan. Dia yang berbuat, dia yang tak bisa bijak.

“Saya tetap tidak bisa, tolong mengerti.”

Jaehyun tanpa berpikir panjang melajukan mobilnya menuju Appartement-nya. Rosè mulai cemas memikirkan hal-hal yang akan terjadi nanti.

***

Jaehyun menarik tangan Rosè agar keluar dari dalam mobil. Lalu menyeretnya kedalam unitnya.

“Jaehyun. Tolong jangan lakuin ini lagi hiks, cukup kemarin aja.” Rosè tak bisa menyembunyikan tangisnya.

Ia hanya wanita lemah, tidak dianggap oleh kedua orang tuanya sudah membuat hidupnya hancur. Dari kecil dia sudah mendapat kekerasan fisik dan batin tatkala orang tuanya mabuk.

Tidak di prioritaskan sudah biasa, karena kedua orang tuanya sibuk bekerja. Rosè tidak kuat menampung beban terlalu banyak dengan perlakuan Jaehyun yang tak ada bedanya.

“Siapa peduli?” tanya Jaehyun cuek.

Jaehyun melemparkan tubuh Rosè ke ranjang dengan santai. Lalu membuka gespernya.

CTAS!

“Ahhh. Sakit,” lirih Rosè.

CTAS!

“Stoph!” Rosè merasakan punggung dan bokongnya teramat sakit.

Jaehyun seakan tuli, ia membalikan tubuh Rosè kasar hingga Rosè terlentang. Lalu menindih tubuh Rosè.

“Jae, turun. A-aku mau pulang.” ucap Rosè.

Keadaan Rosè sangat menyedihkan dengan bajunya yang robek, rambut acak-acakan, serta wajah penuh dengan air mata yang mulai mengering.

“Aku anter kamu pulang sayang, kalau permainan kita udah selesai.”

Cup

Jaehyun mencium Rosè dengan lembut, tetapi lama kelamaan ciuman itu mulai kasar dan menuntut. Hingga Rosè merasa sesak nafas.

Ciuman Jaehyun perlahan mulai turun ke leher Rosè, dan menghisap leher itu dengan keras hingga menimbulkan bercak merah keunguan.

You are mine, babe.

Bisik Jaehyun ditelinga Rosè, dan melanjutkan aktifitasnya yang sempat tertunda.

***

Tau kok gak nge-feel. Maaf banget ya kalau hasil mengecewakan hiks.

Sp kangen Jaerosé?

Banjiri part ini dengan komen kalian ya teman-teman.

7 Oktober 2021.

TOXIC [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang