Happy Reading
-
-
-Malam ini Jaehyun menjemput Rosè, tadi sore setelah Jaehyun pulang Jaehyun sudah memikirkan ini matang-matang. Ia ingin hubungannya baik dengan Rosè.
“Maaf lama.” ucap Rosè, Jaehyun mengangguk memaklumi.
Mereka akhirnya pergi menuju ke Namsan Tower ingin menikmati malamnya bersama Rosè, semoga hubungan keduanya membaik untuk kedepannya.
“Dulu aku itu gak setuju sama hubungan mama Jeno dan ayahku.” tidak tahu kenapa, Jaehyun ingin menceritakan kisahnya sambil berjalan memasuki area Namsan Tower.
“Kenapa?” tanya Rosè.
“Aku lihat mama Jeno di sebuah club,” jawab Jaehyun.
Saat itu Jaehyun tengah frustasi karena ayahnya memiliki perempuan lain, hingga menyebabkan ibunya meninggalkan dia selamanya.
Ditengah dia frustasi, ia melihat simpanan ayahnya berada di club' bersama seorang pria. Bukan ayahnya, tetapi lelaki itu seumuran ayahnya.
“Brengsek,” Jaehyun mengepalkan tangannya, ia marah pada perempuan jalang itu dan ayahnya.
Daripada menahan sakit hati, Jaehyun memilih pergi dari club' itu.
Rosè mengusap punggung Jaehyun, lalu mengajaknya duduk di kursi panjang dekat dengan bangunan Namsan Tower.
“Ayahku menghancurkan hidupku, dan membuatku menjadi pria brengsek.”
“Mas, jangan tinggalin aku sama Jaehyun.” mohon ibunya disertai isakan pilu.
Jaehyun mengepalkan tangannya, karena perempuan jalang itu ibunya ditinggalkan sang ayah.
“Jangan membuang sebuah berlian demi sampah, ayah.”
PLAK
“Jaga bicaramu Jaehyun! Urus saja ibumu yang sudah tidak berguna ini.” ketus sang ayah lalu menarik kopernya pergi.
“MAS! TIDAK JANGAN PERGI. ARGHHH!” ibu Jaehyun memegang dadanya dan meringis kesakitan.
Jaehyun dengan sigap membawa ibunya ke rumah sakit, ia merapalkan do'a hingga dokter yang menangani ibunya keluar.
“Bag...,”
“Jam 22.04 hari Minggu tanggal 10 Januari 2021 ny.Jung dinyatakan meninggal dunia, mohon maaf karena penyakitnya sudah tidak bisa di selamatkan. Kepada keluarga diharapkan tabah, ini semua takdir.” dokter tersebut turut prihatin dengan keluarga pasien.
“Saya permisi dulu, jenazah akan segera diurus.”
Saat dokter tersebut pergi barulah Jaehyun merosot kebawah dengan tangisan tiada henti, dia selalu mengucapkan 'tidak' tapi tak ayal tangisannya semakin pecah.
“Mulai sekarang dia bukan ayahku, aku benci padanya.”
“Bukankah bajingan itu sangat kejam? Hahaha ya, tidak ada bedanya denganku.” Jaehyun menunduk menahan tangisnya ketika mengingat kejadian tersebut.
Rosè memeluk Jaehyun. “Jangan membenci ayahmu, kamu harus maafkan dia. Bagaimanapun dia adalah orang tuamu satu-satunya.”
Jaehyun menggeleng, ia juga sakit hati atas perilaku ayahnya.
Drrt drrt
Ponsel Jaehyun bergetar memunculkan nama 'Jeno' dilayar ponselnya. Jaehyun mengangkat panggilan tersebut.
“Halo,” ucap Jaehyun.
“Urus ayahmu masuk rumah sakit, kena serangan jantung kemasin barang-barang dia karena rumah itu udah jadi hak ibu gua. Perusahaan juga udah jadi hak waris gua selamat menikmati penderitaan.”
Tuut
“Anjing!” umpat Jaehyun.
“Kenapa?” tanya Rosè, tanpa menjawab Jaehyun menarik tangan Rosè dan menuju rumah sakit yang telah diberitahukan oleh Jeno lewat pesan.
Setibanya dirumah sakit Jaehyun langsung mendatangi kamar inap ayahnya setelah menanyakan pada resepsionis.
“Ayah,” panggil Jaehyun dengan lirih.
“Jae, maafkan ayah.” lirih ayahnya.
“Tidak, ini salah wanita jalang itu.” dingin Jaehyun.
“Dia berselingkuh dan rumah serta perusahaan sudah jatuh ke tangan mereka, mungkin ini karma untuk ayah maafkan ayah.” ayah Jaehyun meneteskan air matanya.
Jaehyun menggeleng, ia kasihan dan tiba-tiba ia teringat akan ucapan Rosè tadi 'bagaimanapun dia adalah orang tuamu' Jaehyun akan membawa ayahnya bersamanya. Ia juga sudah memiliki usaha, meski belum berkembang ia akan berusaha membesarkan usahanya.
“Kau ikut denganku, kita mulai hidup baru.”
Ayah Jaehyun merasa terharu dan malu, padahal ia telah menyia-nyiakan Jaehyun dulu. Ayah macam apa dia ini? Akhirnya kedua orang tua dan anak itu saling berpelukan. Rosè tersenyum melihatnya.
“Setiap kejahatan orang pasti ada alasan dibaliknya, tinggal menunggu saatnya dimana kebahagiaan timbul meski awalnya dari sebuah penyesalan.” ucap Rosè.
Membuat ayah dan anak itu melihat kearah Rosè, ayah Jaehyun tersenyum. “Menantu idaman,” ucap ayah Jaehyun.
“Astaga malu sekali.” Rosè membalikan badannya dengan pipi yang bersemu merah.
Jaehyun dan ayahnya terkekeh kecil. “Aku mempunyai usaha kecil dan itu dibidang style, aku membutuhkan model untuk usahaku agar lebih menarik. Kamu mau jadi modelnya gak?” tanya Jaehyun setelahnya.
“TENTU SAJA!” Rosè memang ingin menjadi model, jadi tanpa menunggu lama ia mau.
“Kalau menjadi istriku?”
“MA...,”
Tiba-tiba hening, lantas Rosè menatap terkejut kearah Jaehyun lantas menjawab “Tidak.”
Ketegangan tercipta di ruangan itu dengan Jaehyun yang menatap sendu kearah Rosè.
“Tidak salah lagi,” lanjut Rosè, membuat kedua orang tersebut terkejut.
“Maksudnya?” tanya Jaehyun.
“Ya, tidak salah lagi aku mau.” Jaehyun tersenyum lantas menghampiri Rosè langsung memeluknya dengan erat.
“Terima kasih,” Jaehyun menangis dipundak Rosè.
Terkadang kita harus mengesampingkan ego, dan memaafkan seseorang yang memang memiliki sebuah alasan dibalik kejahatan.
— Author cantik
Ending
***
Akhirnya ending, puas sama endingnya kah? Maaf kalau gak ngefeel aku ngetik langsung publish ehek. Butuh epilog?
Mau sampaikan pesan?
Rosè →
Jaehyun →
Ayah Jaehyun →
Jeno →
Character lain →See u next cerita, cek cerita baru aku ya di akun ku.
16 Januari 2022.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC [END]
Teen Fiction15+ Warning! Ada adegan kekerasan dalam cerita ini. Mohon bijak. "Lepas Jae, Oci mohon." "Semudah itu? Setelah apa yang lu lakuin ke gua hah?!" Jaehyun itu toxic, egois, dan posesif. Rose tidak boleh dekat dengan lelaki lain, hanya boleh dengan dir...