THE REVENGE WILL BE ETERNAL FOREVER

6 2 0
                                    

Nakula POV

"Serang ...."

Pasukan vampir yang saat ini aku kerahkan datang dari berbagai penjuru negeri. Salah satu keinginan terbesar adalah, mendapatkan Jessica dan membuatnya bertekuk lutut di hadapanku. Mungkin, dengan cara seperti itu, aku bisa memiliki darah dan jantungnya demi keabadian.

Siapa yang tak tertarik padanya, bahkan alam semesta pun mengizinkan aku untuk memiliki darah segar itu. Tujuan sedari dulu raja vampir adalah menanti kehadiran seseorang dengan sel darah unik seperti yang dimiliki Jessica saat ini.

Meski aku harus mengorbankan rasa cinta ini padanya, akan tetapi kehidupan abadi lebih menjanjikan dari apa pun. Karena aku belum mau musnah di muka bumi ini. Perihal jodoh, barangkali suatu saat akan kutemukan di lain hati.

Tepat di dalam rumah dengan ukuran sangat luas, para pasukanku dari penjuru kota Arizona datang dan suka rela membantu untuk mengambil jantung milik Jessica. Tampak dari ujung penglihatan, bahwa Brama kewalahan menghadapi bangsa vampir dengan tingkat ilmu yang jauh di atasnya.

Selang beberapa menit bertikai, Jessica pun ikut membantu Brama. Dia seperti layaknya petarung hebat. Bagaimana tidak, rupanya Jessica mampu membunuh pasukan vampir yang menjadi bagian dari satu rombonganku.

Satu persatu bangsa vampir musnah dan lenyap. Hanya tersisa lima dari tiga puluh saja yang saat ini masih berada di samping kiriku, rupanya Brama tak bisa dianggap remeh. Apalagi, dia bersama Jessica yang ternyata memiliki kekuatan seperti seorang pembunuh.

Karena tak tahan melihat para sahabat yang telah mati, aku pun turun tangan dan berlari sangat kencang seperti embusan angin. Tepat di depan Brama, aku berhasil melayangkan kaki kanan tepat di perutnya.

Brug!

Seketika dia terlempar jauh mengenai pintu rumah, darah yang keluar dari mulutnya juga sangat banyak dan seperti tak memiliki tenaga lagi untuk melawan. Sememtara Jessica, menolehku dengan sangat cemas. Mencoba untuk meyakinkannya, aku pun berjalan menemui wanita berambut sepinggang itu.

"Jess, lu harus ikut dengan pasukan kami," cetusku seraya menyentuh rambut panjangnya sangat lembut.

Kemudian, dengan menggunakan tangan kanan, dia malah menepis dan melempar wajah sinis. "Jangan sentuh gue! Nakula, lu memang orang yang enggak punya hati!"

"Sssuutt ...! Jess, gue lakuin ini agar lu bisa menerima gue sebagai kekasih lu, itu aja. Lagian, kalau lu mau melakukannya. Jika tidak ...." Kugantung ucapan sejenak.

"Maaf, Nakula! Gue enggak akan pernah memberikan cinta gue sama manusia sampah seperti lu. Ingat itu!" hardiknya seraya melempar ludah tepat di wajah ini.

Emosi pun memuncak setelah mendapat ludah darinya. Tanpa berpikir panjang, aku melayangkan kaki kanan untuk membuatnya terkapar sama seperti Brama.

Brug!

Akan tetapi, kali ini tiada teriakan seperti ketika mengenai sasaran. Rupanya, Brama telah berada di hadapan Jessica. Dia mampu menahan kaki kanan ini untuk tidak mengenai wanita berambut sepinggang itu.

Dengan cepat, Brama pun melempar kaki kananku seketika hingga membuat posisi badan memutar di atas udara. Setelah tubuh terjatuh di atas lantai, pandangan pun menatap mereka berdua yang tak terluka sama sekali.

Dari arah belakang, kelima sahabat bangsa vampir berlari kencang. Mereka menyentuh pundakku dan mengubah posisi berdiri seperti tengah membentuk formasi bodyguard. Masih mengenakan jubah hitam, mereka mendelik menatap kedua sosok di depan yang bisa mengalahakan kami dalam jumlah banyak.

"Bos, lu enggak apa-apa?" tanya Jhon.

"Enggak. Gue enggak apa-apa." Menggunakan tangan kanan, aku memberikan kode agar dia tak terlalu berlebihan.

VANCE ETERNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang