Janji Ayu

3 0 0
                                    

Ayu pulang ke desa dengan keluarga besarnya ,bersama Aya dan keluarganya .Masing masing sengaja mengambil cuti ,sekalian sambang keluarga masing masing .Meski beda kabupaten tapi hanya butuh waktu 2 jam dari rumah Ayu di desa.

Bapak memeluk Ayu dengan hangat ,Ayu sendiri tak tahu kenapa di bandingkan 4 adiknya ,Ayu merasa Bapak paling dekat padanya ,atau karena Ayu anak sulung,entahlah .

Ayu merasakan air hangat menyapu punggunggnya ,Bapak menangis ,ada apa Pak?Bisiknya lirih ,sambil di usap punggungnya dengan tetap memeluknya.

"Adikmu Yu ,tolong bantu dia ,dia semakin parah ,Bapak tak sanggup melihatnya ,Bapak tak sanggup lagi Yu!"terbata bata Bapak mengungkapkan isi hatinya.

Aya dan yang lain cemas melihatnya ,memeluk kakaknya sampai lama tanpa suara,Bapak pasti sangat sedih.

"Duh ,aku juga mau di peluk sama Bapak ,ini cucunya sama ngantri nih mau salim!"Aya berseloroh ,agar suasana mencair .

Ayu memegang bahu Bapak,"Bapak tenang ya ,tuh Aya sudah ngomel,dia ingin di peluk sama Bapak ,di mana sekarang ?Ayu ingin ketemu!"

Bapak menunjuk ke arah kamar ,yang tertutup ,itu kamarku ,kenapa Dimas pilih kamarku ,dia kan punya kamar sendiri?

Ibuk menggandeng tangan Ayu setelah berbasa basi dengan Aya dan yang lain.

"Dia lebih tertutup Yu,dokter bilang di rawat saja di RSJ tapi Bapak marah ,Dimas gak gila kenapa di taruh sana ,itulah kenapa Bapakmu sangat sedih."Ibuk memegang kedua tangannya,sambil memohon padanya.

"Kamu sangat dekat dengannya,tolong buka tabir penyebabnya ,buat dia mau bicara Yu!"mata Ibuk berkaca kaca ,Ayu tersenyum dan menggenggam erat kedua tangannya.

"Insyaa Allah Buk ,Ayu masuk dulu."

Ibuk mengangguk ,sembari memberi kode  bahwa pintu tidak di kunci ,karena selama Dimas di sana ,Bapak membuang semua akses agar pintu tidak terkunci ,takut Dimas melakukan sesuatu yang nekat.

Thok....thok...thok .
Ayu mengetuk pintu kamarnya,"Dim...Mbak boleh masuk ?"

Sepi tak terdengar jawaban,Ibuk menatapnya dari kejauhan ,menyuruhnya masuk.

"Dim,Mbak boleh masuk kan?"

Karena menoleh pada Ibuk ,Ayu tak sadari sebuah tangan meraihnya dan menariknya ke dalam kamar.

Ruangan dalam kamar gelap ,Ayu merasakan hangat dekapan adiknya ,dia menangis dan memeluknya.Sejak kapan kamu suka gelap ,Dim?

"Dimas,Mbak kangen ,boleh Mbak nyalakan lampunya ,Mbak kan ingin lihat wajah gantengmu ?"Ayu menggodanya.

Cengkeraman kuat tangannya ,menjadi jawabannya .
Meski gelap ,Ayu masih bisa melihat kondisi kamar ,karena ada sinar masuk dari sela sela dinding dari dinding kamar yang terbuat dari papan kayu.

Ayu menuntunnya ,untuk mengajaknya duduk ,Dimas tetap memeluknya seakan takut di tinggal pergi.

Perlahan di lepas pelukannya ,"Dimas ,kamu masih inget janji Mbak kan,Dimas boleh ikut Mbak dan kuliah di Surabaya pilih universitas yang Dimas sukai ,karena Mbak yakin nilai Dimas pasti bagus!"

Dalam remang ,Ayu melihatnya tanpa ekspresi.Tangannya terus menggenggam tangan Ayu,isak tangisnya sudah berkurang.Ayu mengusapnya perlahan.

"Jagoan Mbak menangis ,boleh cerita sama Mbak ,Mbak akan dengarkan!"

Tangannya cepat menutup mulut Ayu ,minta Ayu diam,dan Ayu tertawa sambil menganggukkan kepala ,Ayu setengah mati menahan nafasnya karena mulut dan hidungnya di tutup kuat oleh kedua tangannya.

Ayu terus mengajaknya bicara ,tapi hanya isyarat tangannya yang menjawab.

"Ya udah ,Mbak mandi dulu ,sholat .Dimas mau ikut ,jadi imam ?"Ayu paling ingat ,Dimas paling semangat kalau di minta jadi imam ,suaranya sangat merdu dan bacaannya juga tartil.

Dimas mengusap wajah Ayu ,tiba tiba dia menangis lagi ,setelah itu Dimas menutupi wajahnya ,desahan nafas ketakutan jelas terdengar di telinga Ayu.

Kenapa kamu Dek,atau kamu trauma akan sebuah kejadian  jadi kamu takut dan berusaha sembunyi dari semua itu ?

"Dim...ini Mbak ,dek,Mbak Ayu tolong bicara sama Mbak ,Bapak Ibuk sedih melihatmu seperti ini,tolong Dim cerita ke Mbak ,Mbak harus apa ,tolong bilang dek!"di peluk tubuhnya yang menggigil ketakutan,meringkuk di pojok kamar .Ya Allah ,apa sebenarnya yang terjadi.

Di papah perlahan Dimas dengan kelembutan,meski ada penolakan Ayu mencoba membujuknya,mengajaknya terus bicara ,menceritakan hobi hobinya ,kesukaannya dan cita citanya yang ingin jadi dokter.

Samar Ayu melihat ,Dimas sedikit memperhatikannya tanpa kata.

"Dimas tahu kan ,Mbak sayang sama Dimas ,Dimas mau ikut Mbak ?"

Dimas hanya menatapnya lama .

"Mbak sholat dulu ,nanti kita cerita lagi ,boleh Mas Yadi ,Ega ,Egi dan yang lain ke sini ,Mbak Aya juga datang loh Dim ,kangen kamu."

Dimas memeluknya kembali sangat erat,Ayu tahu jawabannya.

"Ya sudah ,Dimas di sini ,Mbak sholat .Kita makan bareng ya ,tapi Mbak gak bisa kalau gelap gini ."

Dimas melonggarkan genggamannya ,seolah mengijinkan Ayu pergi.Ayu mencium pucuk kepala adek laki laki bungsunya itu dengan penuh kasih sayang.
Dim,Mbak janji akan rawat kamu sampai sembuh.

TAK BER UJUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang