Pelacakan Ayu

1 0 0
                                    

Kedatangan orang tua Dei berasalan ,hanya ada satu nama di buku diarynya.Foto foto kebersamaan Dei dan Dimas membawa Pak Sutajaya ke rumah Dimas.
Jaka mendatangi sekolahan Dei untuk menanyakan kegiatan Dei ,seperti di foto ,keduanya nampak membawa piala ,Juara karya ilmiah .
Dari sana Jaka akhirnya bisa melacak alamat Dimas ,karena Dimas juga ikut ajang yang sama dan masuk nominasi.

Pak Sutajaya masih termangu di ruang tamu ,setelah Ayu mengajaknya melihat kondisi Dimas,ketakutan di sudut kamar yang gelap.Hatinya ikut teriris ,apa artinya keduanya adalah korban?

"Maafkan saya kalo tadi tidak sopan Pak,kamipun bingung ,apa yang terjadi pada Dimas ,"Lirih Ayu minta maaf dan menatapnya ,berharap orang tua itu memaafkannya.

"Dei juga ,kondisinya menyedihkan ,kami baru tahu dia ada hubungan dengan Dimas ,adikmu ,Bapak juga minta maaf ,sepertinya keduanya korban."Pak Sutajaya terlihat resah .

Tidak mendapat titik terang ,keduanya pamit ,Ayu minta no yang bisa di hubungi ,mungkin ada perkembangan .
Pak Sutajaya memberikan kartu nama Jaka,lebih baik Jaka yang berurusan dengan kasus ini.

Ayu mengangguk ,dan langsung menyimpan kartu nama di saku celana kulotnya.
Mereka mengantar kepulangannya dengan lambaian tangan sampai mobil yang membawanya menghilang di pertigaan ,ujung jalan.

"Pak ,besok Ayu ke sekolahan Dimas lagi ,mungkin bisa cari tahu lagi di mana kejadian yang menimpa keduanya ,Ayu juga ingin menengok Dei ,meski kita gak kenal ,tapi Ayu yakin Dimas sangat dekat dengannya Pak."

"Ya Nduk ,ati ati .Oh ya ,kapan kamu balik ke Surabaya?"Bapak sempat mendengar percakapan Ayu dan Yadi ,sepertinya Yadi memintanya segera pulang .

"Dua hari lagi ,Dimas jadi ikut Ayu Pak?"

"Kamu yakin bawa dia ,apa tidak bahaya nanti ,di sana tempat asing baginya!"

"Tadi malem,Dimas tersenyum ,dan memelukku ketika Ayu bilang ,ikut Mbak ya ,tapi janji cepet sembuh ,lupakan semuanya ."

"Oh ya ,Alhamdulillah,biar Bapak bicara sama Yadi,"

"Gak usah Pak ,Ayu sudah minta ijin ,kamar untuk Dimas juga sudah di siapkan  "Bapak mengusap rambut Ayu sebagai ucapan terima kasih.

Dari sekolah Ayu ,Ayu tahu .Dimas sering ikut lomba karya ilmiah di luar kota ,ada yang mewakili sekolah dan atas nama pribadi ,Ayu mencoba mendatangi kabupaten yamg letaknya lumayan jauh ,tempat tinggal Dei ,teman Dimas juga ada di sana sekalian menjenguknya.

Suasana sepanjang perjalanan sepi meski jalannya lumayan bagus ,kanan kiri hamparan tebu yang siap panen .
'Tapi hari itu Dimas tak bawa motor ,artinya dia baik bus kota.'
Ayu berinisiatif mencari arah terminal ,meski Ayu tidak sekolah di sini ,tapi Ayu cukup kenal ,dulu dia punya sahabat yang tinggal di sini ,sahabat yang sering menyatakan rasa cintanya tapi Ayu menolaknya ,karena dia hanya menganggapnya teman saja.

Sampai di terminal ,Ayu berhenti di sebuah warung dan memesan minuman ,tenggorokanya serasa kering 3 jam tak berhenti menyusuri jalanan.

Sambil menyesap es teh manis yang di pesen ,matanya mengawasi hiruk pikuk terminal .
'Lumayan ramai juga sekarang ,dulu aku ke sini masih jarang bus antar kota yang ngetem di sini'

"Mbaknya dari mana ,mau ke mana?"tanya Ibu penjaga warung membuyarkan lamunannya.

"Saya Nganjuk Bu,jenguk saudara di sini!"jawabnya tak lepas dari gerombolan lelaki yang berebut tempat nongkrong di sebelah terminal.

"Bu ,di sini aman gak Bu?"

Penjaga warung itu melihat ke arah Ayu.

"Aman Mbak,tapi tahulah Mbak namanya preman itu ,ada aja kejailannya ,tapi kalo di sini mereka gak berani !"

"Maksudnya?"Ayu merasa jawaban Ibu itu ingin menyampaikan hal tersembunyi.

"Deket sini Mbak!"setengah berbisik Ibu itu ,menyuruhnya lebih dekat.

"Mereka sering malak di luar sini ,Mbak .Kalo ada mangsa lengah ,pasti jadi sasaran!"Deg,Ayu terkejut.

"Apa belakangan ini ,pernah terjadi sesuatu Bu ,hum....maksud saya seperti yang Ibu ceritakan tadi?"

"Sering Mbak,tapi sudahlah Mbak ,gak usah di bahas ya ,saya takut ,Mbaknya hati hati ya ,liat kanan kiri belakan depan ,ada yang ngikuti apa gak,kalo ada Mbak lebih baik ke kantor polisi depan sana sampai mereka gak ngikuti Mbak lagi!"Ayu semakin penasaran.

"Kenapa gitu Bu?"

"Mbak mau nambah lagi esnya?"Ibu itu mengalihkan pembicaraan,pasti ada yang coba di sembunyikan ,tapi Ayu gak mungkin memaksanya.
Ayu segera berdiri ,menyerahkan uang pada Ibu warung,sebelum benar benar pergi Ayu mengucapkan terima kasih padanya.

Ayu mengikuti saran Ibu warung,di lihat kanan kiri ,depan belakang ,dari spion Ayu tahu segerombolan anak lelaki tajam menatapnya ,mungkin motornya berplat beda atau karena Ayu sedikit tomboy hari ini ,seperti lelaki pakai jaket hitam ,celana jeans ketat yang membalut tubuhnya ,kacamata hitam bertengger di atas hidungnya yang terbilang mancung.
Aghh...Ibu itu benar ,mereka sepertinya mengikutiku ,sial bener aku.Di bawa motornya dengan berlagak santai ke arah pos polisi di luar terminal.

TAK BER UJUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang