Berbeda

3 1 0
                                    

Sebulan kemudian Bapak dan keluarga datang bersamaan kakak Mas Yadi ,entah sengaja atau tidak inilah awal dari kesalahpahaman tentang Ayu dari keluarganya.

"Yuuu....gimana suamimu?"tanya Bapak ,karena saat datang Mas Yadi tidur.

"Alhamdulillah ,semakin membaik Pak,berkat doa Bapak dan yang lain."Ayu tersenyum tulus pada semua yang di ruang tamu ,termasuk keluarga Mas Yadi.

"Aku denger dari Yadi ,kamu sering memaksanya untuk lebih cepet jalan!Jangan maksa ,Yuu...Mbah Samin sudah tidak ada ,gak ada yang bantu lagi,yang sabar ngurus suamimu !"Dalam hati Ayu mengucap kalimat istirja'.

"Siapa Mbah Samin?"Bapak ingin tahu arah pembicaraan kami.

"Orang pintar yang sudah nyembuhkan Yadi ,Pak."jawab kakak suamiku enteng.

"Apa?Jadi Yadi gak terapi lagi?Mana ada orang pintar ,itu sama saja gak percaya sama yang nyiptakan kita,kenapa kamu gak bilang Yu.Itu di larang Yu!"Bapak menatapku tajam,Ayu gak bisa melarangnya Pak
Maafkan Ayu,jawab Ayu dalam hati.

"Ayu yang nyuruh kok Pak,dari awal .Biaya rumah sakit juga mahal ,gak ada hasil .Tiga bulan di pegang Mbah Siman ,Yadi bisa jalan.Sayang Mbah Siman cepet pergi ,sakit typus."Mas menerangkan lagi.

Antara sedih dan senang ,karena perginya Mbah Siman artinya suaminya akan berhenti menyiksanya.

"Tetep saja itu salah,hanya Gusti Allah yang buat sehat bukan yang lain.Dia perantara saja."

Ayu tidak ingin mereka terus berdebat ,apalagi Mas bilang itu saran Ayu ,"Bapak dan Ibuk bisa istirahat dulu .Nanti kalau Ayah Ega bangun ,Ayu bilang kalau banyak yang kangen sama Ayah."Tanpa menoleh ke arah keluarga kakak iparnya,Ayu juga menyilakan mereka istirahat .

Ayu kembali kecewa,marah pada suaminya kenapa aku yang nyuruh,aku melarangnya bukan menyuruhnya!

"Yad,gimana kabarnya?"

"Seperti yang Bapak lihat ,saya bisa jalan meski perlahan .Ini semua berkat Mbah Siman ,Pak!"Yadi tersenyum mencium punggung tangan kedua mertuanya.

"Mbah Siman hanya manusia,seperti Bapak.Gusti Allah yang sudah buat kamu sembuh ."Bapak terlihat geram mendengar kata kata menantunya,Ayu mendekatinya dan berbisik pada Ibuk.

Bapak tiba tiba berdiri di tarik tangannya oleh Ibuk,dan menuju teras depan,ternyata Aya datang mengantar Egi.

"Yah...gak bahas ini lagi di depan Bapak."Ayu memelas ,menatapnya dengan penuh pengharapan.

"Aghh...sama saja ,emang karena Mbah Si-!"

Ayu memotong pembicaraan yang tak berujung,"Beliau sudah meninggal ,Ayah doakan semoga husnul khotimah."

Yadi melotot pada Ayu ,gak percaya pada kata kata Ayu.Berjalan ke ruang tamu ,untuk bertanya pada Mas ,dan Ayu mendengar desahan kecewa Yadi mendengar berita meninggalnya Mbah Samin.

Keduanya asyik ngobrol di ruang tengah ,Ayu bahagia suaminya bisa gembira seperti itu .Selama ini Ayu tak bisa membuatnya tertawa selepas itu,Alhamdulillah kamu bisa tertawa Yah,teruslah seperti itu,batin Ayu.

"Yuu,Bapak mau bicara."

Ayu mendekat pada Bapak yang duduk di teras depan.
Ayu menunggu apa yang di sampaikan ,sambil menata letak cangkir kopi Bapak dan pisang goreng kesukaannya.

"Aku dengar kamu mulai gak sabar ,hadapi suamimu.Bapak kan sudah bilang ,lelaki kalau sakit ego nya tambah tinggi .Perasaan tak berdaya ,tak bisa berbuat apa apa akan membuatnya tertekan,ini cara Gusti Allah memberimu ladang pahala  Nduk.Yang sabar ,jangan menuntut lebih dari yang suamimu mampu."Ayu menatap lekat manik mata lelaki di depannya,kenapa Bapak bicara seperti itu?

"Ayu tahu ,Pak.Hanya saja ,Ayu harus menggantikan posisi Ayah Ega.Kami masih tetep neruskan hidup,Ayu akan kerja lagi.Ayu mohon,mumpung di sini bujuk Ayah Ega."Ayu setengah berlutut di hadapan Bapak,Ayu tak memikirkan arti kata katanya ,yang penting Ayu harus mulai mencari uang lagi untuk mencukupi semua keperluan keluarga.Ayu tak ingin anak anaknya terlantar ,Ayu masih bisa membagi waktu untuk semuanya ,yang penting Mas Yadi mengijinkan.

"Kenapa minta Bapak?Minta sendiri ,itu lebih baik Yuu!"usapan lembut terasa hangat merasuki tubuh Ayu,yang telah lama membutuhkan semangat dan usapan kasih dari suaminya.

Akhirnya Ayu cerita apa adanya ,semua simpanan termasuk tanah kavlingan sudah terjual untuk berobat dan mencukupi pengeluaran keluarga,Ayu yakin bisa mengatur waktu yang penting Mas Yadi ikhlas ,dan ngertiin Ayu kalau semua butuh uang ,kalau gak ada yang kerja dari mana dapet uangnya .Ayu meyakinkan Bapak.

"Janji ,rawat suamimu meski kamu kerja,gantian dulu Yadi yang ngurus kalian .Sekarang kamu yang sehat urusi suamimu,nanti Bapak yang minta pada Yadi."Bapak tegas menjawabnya.

Permintaan Bapak di terima Mas Yadi ,di depan keluarga Mas Yadi bicara dengan tersenyum,"Alhamdulillah ,Ayu mau kerja .Aku dari dulu gak papa .Asal keluarga no satu ,saya sadar belum bisa kasih nafkah .Saya ijinkan kamu kerja lagi."Seperti mendapat siraman air es di tengah padang pasir,kegalauan Ayu langsung hilang melihat senyum di bibir suaminya,Ayu langsung menciumi punggung tangannya dan bilang terima kasih.

Semua lega ,melihatnya.Hari berikutnya rumah kembali sepi ,Ayu melihat suaminya bersikap dingin dan penuh amarah,setelah Ega dan Egi tak di rumah.

"Puas kamu merendahkan aku di depan mereka!"

"Dasar ja***g,itu maumu kan .Ingin keluar dari rumah ,alasan kerja.Cihhh!"Deggg....detak jantung Ayu serasa berhenti ,itu lagi yang di pikirkan ,Ya Allah kenapa kamu berubah ,Yah.Ayu paham kondisimu ,Ayu sudah berusaha ikuti maumu ,tapi untuk kali ini maaf Ayu harus kerja ,anak anak butuh biaya .Kita semua butuh makan ,pengobatanmu juga perlu uang,dadanya nyeri di depan orang dan di depanya sikapnya bertolak belakang.

"Untuk kali ini ,maafkan Ayu.Terserah Ayah bilang apa pada Ayu,terserah!Cukup kuikuti semua permintaanmu ,sekarang aku akan lakukan itu untuk keluargaku!"Ayu tak bisa menguasai emosinya,di tinggalkan suaminya begitu saja di kamarnya.

TAK BER UJUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang