Dimas kecelakaan

5 0 0
                                    

Seminggu di rumah Ayu ,Dimas merasa tertekan .Tatapan Yadi yang tak suka sangat mengganggunya,tidurnya gelisah ,dia mondar mandir di kamarnya ,dia pura pura lelap ketika Ayu menungguinya.

Ayu terkejut ketika malam itu bangun pagi ,di lihat bayangan Dimas yang terlihat mondar mandir .

"Dek,kenapa ?Kamu gak tidur ?"

Dimas memeluknya dan terisak ,dadanya terasa sesak ,ingin Dimas memceritakan semua yang di alami ,tapi Dimas selalu tercekat di saat akan memulainya ,tatap tak suka Yadi padanya menambah rasa bersalahnya.

"Heiii...Sayang ,adik Mbak kenapa ,ganteng ganteng kok cengeng ,hum....sini ,duduk dan cerita sama Mbak ,Mbak yakin Dimas mau cerita dan Mbak akan mendengarkan."tatap matanya benar benar sangat polos,Ayu mengusap perlahan air matanya yang tiba tiba jatuh .

Dimas tetap diam,Yadi mengintip dari balik pintu tanpa setahu Ayu.
Dimas menggeleng ,melihat kehadiran Yadi.

"Ya udah ,sekarang mandi ,terus sholat dan bantu Mbak masak."di lepaskan perlahan pelukannya,meski enggan Dimas melepasnya ,dan mengikuti langkah Ayu sambil melirik tajam ke arah Yadi.

"Dim...kamu sudah besar ,lihat tinggimu melebihi Ayu ,masak jalan harus di gandeng gitu,sini sama Mas,kita sholat abis mandi ya!"suara Yadi mengagetkan Ayu juga Dimas.
Ayu merasakan genggaman tangannya semakin erat,kenapa ya Dimas?Apa takut sama Mas Yadi?

"Ayok,lepas tangan Mbakmu,biar masak ,abis sholat kita jalan jalan !"setengah memaksa di tarik lengannya.

Dimas berontak ,membuat Ayu jatuh terduduk karena ,Dimas berusaha kuat menolak ajakan Yadi.

"Mbak...sakit ya?"Dimas segera membangunkan kakaknya ,di usap baju Ayu ,di bersihkan dengan tergesa.

"Sakit Mbak.....yang mana?"Dimas begitu cemas ,sedang Ayu heran melihatnya begitu cemas .

"Kamu sih ,gak nurut Dim,Mbak jatuh kan!"Dimas menatap tajam ke arah Yadi.

"Kenapa ?Iya kan!"Yadi sengit menjawab ,meski Dimas tidak mengeluarkan sepatah kata .

"Mas,apaan sih ,tau gitu...kenapa di masukin hati ,udah Dek,mandi dulu,Mbak ambilkan handuk ya!"Ayu menggeret lenganya lembut ,dan mendorongnya perlahan ke kamar mandi.

"Kamu terlalu manjakan dia ,mana mungkin dia bisa sembuh  atau dia sengaja .....pura pura ..."

Ayu tegas menyangkal Yadi,"Mas....apaan sih.Mas sana mandi di belakang ,mumpung anak anak belum bangun ."di berikan handuk pada Yadi dan mendorongnya ke belakang ,untuk mandi .
Ayu punya 2 kamar mandi di dalam rumah dan di belakamg rumah ,yang terpisah beberapa meter dari rumah.

Yadi menggerutu melihat Ayu membelanya ,dia tak rela Ayu lebih perhatian pada Dimas dari pada padanya.

Ayu berusaha bersikap adil ,membagi waktu untuk Yadi,anak anaknya juga Dimas.Kelelahan nampak dalam raut wajahnya,namun Ayu pintar menutupinya dengan selalu ceria ,berkata lembut di depan mereka .Meski Ayu tahu ,Yadi kesal ,Ayu bertahan tak meladeninya.
Hingga semua berjalan begitu damai di mata Aya.

"Mbak ,sakit ?"

"Gak...kenapa?"

Aya tersenyum ,melihat Ayu tertawa mendengar kata kata Aya.
Ah,kamu paling pinter nutupi semua Mbak!

Drrtttt...drrttttt....,terdengar gawai Ayu di atas meja makan .

"Mbak!"Dimas mengambilkannya untuk Ayu,Aya mengusap punggungnya dan mengucap terima kasih.

"Siapa Mbak ,cepet angkat!"Aya penasaran ,Ayu terus melihat tanpa ada niat menerimanya.

"Gak ada nama ,siapa ya?"Ayu menjawab penasaran Aya,Dimas mendekati Ayu dan memeluknya dari belakang ,sambil mengusap punggung tangan Ayu.

"Mbak ,terima .Ok!"Ayu paham ,Dimas memintanya untuk tetap tenang dan menerimanya.

"Assalamualaikum,sore...!"Ayu terlihat konsentrasi mendengar suara dari gawainya.

"Stttt....ini keluarga ,Deiii!"Ayu ,memindah gawai menjadi mode loud speaker,agar semua mendengar .

"Gimana kabar Dimas Mbak ?Kami kemarin dari rumah ,kata Bapak ,Dimas di bawa ke Surabaya ,ini Dei mendengar ,bicaralah biar dia tahu Dimas baik baik saja!"suara seorang laki laki ,yang jelas itu bukan suara Pak Suta,mungkin kakak laki lakinya.

Ayu menjawab ,Dimas ada di sini dan baik,Dimas mendengarkan .
Ayu cemas ,ketika melihat raut wajah Dimas .Ketakutan jelas terpancar di sana ,Ayu menyerahkan gawai pada Aya ,untuk mewakili bicara pada keluarga Dei.

"Sayang ,itu Deii...kamu inget ,dia ingin mendengarmu bicara,dia ingin tahu Dimas baik baik saja ,sapa Dei ya Dek,bentar aja!"di genggam tangan Dimas ,dia bener bener cemas ,keluar keringat dingin.

"Dim...!"suara Dei dari seberang ,Dimas menangis sambil tertawa,itu suara Dei?

Entah apa yang ada di pikiran Dimas ,Ayu melihatnya gelisah setelah itu.
Seperti biasa ,Ayu mengantarnya tidur ,sampai Ayu yakin Dimas bener bener lelap.Tapi Ayu tak tahu jika Dimas sering pura pura tidur ,karena takut pada Yadi.

Pagi itu ,Ayu bangun dan melihat ke kamarnya .Ayu terkejut ,Dimas tak ada di sana.

Dari luar terdengar ,orang berteriak.
Siapa sih ,pagi buta teriak .

"Siapa?"Jawab Ayu membuka pintu.

"Mbak ,ini adik Mbak Ayu kan ?"

Ayu melihat foto dalam gawai Soni ,tetangga depan rumah .
Ayu terkejut ,Dimas berlumuran darah di pinggir jalan.

"Astagfirullah ...Dimas!Di mana dia ,Mas?"Ayu memegang kedua tangan lelaki itu ,dia mencemaskan Dimas.

"Di pinggir pabrik koyo Mbak ,sepertinya tabrak lari,ayo tak anter!"Soni ikut cemas ,air mata Ayu meleleh pelan dari sudut matanya.

"Masss....Dimas ...Mass!"Ayu berteriak histeris ,ada rasa bersalah,kenapa gak tahu Dimas keluar rumah.

TAK BER UJUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang