3

46 5 0
                                    

Vote hukumnya wajib!

Semilir angin menyambut kedatangan Daniel dan Freya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semilir angin menyambut kedatangan Daniel dan Freya. Rambut panjang Freya menjadi beterbangan karena hembusan angin menerpa rambutnya. Sebelumnya mereka telah pergi ke butik guna membeli kado untuk Safira. Kata Daniel, Safira menyukai produk yang dijual di sana.

Setelah mendapat barang yang mereka inginkan, Daniel memutuskan untuk singgah di cafe ini. Katanya, menu dan fasilitas yang ditawarkan cukup bagus dengan harga yang terbilang terjangkau untuk pelajar.

Rooftop gedung ini dikelilingi oleh pagar besi setinggi satu setengah meter. Bagian atasnya di beri kanopi untuk melindungi dari sinar matahari di siang hari dan hujan yang turun secara tiba-tiba. Semilir angin yang berhembus membuat para pengunjung semakin betah berada di sini. Ditambah pemandangan kota Jakarta di malam hari sangat memanjakan mata.

Daniel dan Freya memilih meja di salah satu sudut gedung, dekat dengan pagar besi. Selain untuk melihat pemandangan di bawah, Daniel bisa memotret Freya dengan leluasa.

"Sayang, aku fotoin," ujar Daniel.

Freya mengangguk dengan antusias, ia memposisikan diri sembari berpose. Berpose di depan kamera sudah menjadi hal yang biasa bagi Freya. Sebab ia sering ditunjuk Daniel sebagai model fotonya. Keahlian Daniel dalam fotografi membuatnya dikenal oleh puluhan ribu orang di akun instagramnya, tak jarang Daniel mendapat endors, baik produk makanan ataupun lainnya.

Lima menit sudah cukup bagi mereka untuk mendapatkan foto dengan berbagai gaya. Seperti biasa, hasil jepretan Daniel selalu memuaskan. Selain itu pembawaan Freya yang luwes membuat foto-foto itu menjadi lebih bagus lagi.

"Oh iya, kemarin aku dapat endors pakaian cewek, kamu mau kan jadi modelnya?" ujar Daniel.

"Mau, dong. Kapan jadwalnya, Niel?" tanya Freya.

"Belum tahu, sih. Soalnya masih ada beberapa produk yang belum sempat aku foto," ujar Daniel.

"Oke deh, pokoknya ntar kabarin aja," pungkas Freya.

"Siap, Sayang."

Setelahnya hening, Daniel dan Freya memilih fokus terhadap ponsel masing-masing. Freya sendiri memilih membuka WhatsApp miliknya, pesan dari Calista berada paling atas. Senyum Freya terbit saat membaca pesan dari chairmatenya, Calista mengirimnya tugas matematika. Jari-jari lentiknya menari di atas layar ponsel, membuat serangkaian kata untuk membalas pesan Calista. Sebab Calista memberinya jawaban matematika walaupun Freya tidak memintanya.

Freya sangat bersyukur memiliki sahabat sebaik Calista. Sahabatnya itu sangat memahaminya, seluk beluk Freya sudah dipahami oleh Calista. Ditambah Calista tidak pamrih dalam persahabatan mereka.

"Sayang."

Semua pemikiran tentang Calista lenyap begitu saja saat Daniel memanggilnya. Freya mengalihkan fokusnya dari ponsel ke Daniel, alhasil tatapan keduanya bertemu. Hal itu tak berlangsung lama, karena Freya memutuskan kontak mata mereka, alasannya karena Freya salah tingkah ditatap oleh Daniel.

"Ada apa, Niel?" tanya Freya. Tatapannya kini mengarah pada layar ponselnya.

"Freya, kalau diajak ngobrol jangan lihat hp, aku nggak suka," ujar Daniel.

Freya mematikan layar ponselnya, lalu kembali menatap Daniel, tapi tidak pada mata cowok itu. "Kamu mau ngomong apa, Niel?" ujar Freya.

"Besok temen SMP mau adain reuni, aku ikut boleh nggak?" ucap Daniel meminta izin.

"Kenapa tanya gitu ke aku? Pasti boleh lah, asal jangan reunian sama mantan," balas Freya.

"Kamu kan tahu sendiri kalau aku nggak pernah punya pacar sebelum aku pacaran sama kamu. Aku minta izin ke kamu karena ada alasannya, aku mau berangkat bareng Safira," ujar Daniel.

Freya yang mendengar itu menerbitkan senyum di kedua sudut bibirnya. "Aku nggak pernah melarang kamu buat jalan sama siapapun, asalkan tujuannya bukan buat dating."

"Kamu nggak marah?" tanya Daniel keheranan.

"Nggak ada alasannya aku marah sama kamu. Kamu dan Safira udah bersahabat dari lama, nggak mungkin aku melarang kalian buat pergi berdua. Lagipula aku percaya sama kamu kok, Niel," ucap Freya.

"Ini nih yang buat aku sayang banget sama kamu," ucap Daniel. Ia meraih tangan Freya yang berada di atas meja, lalu mengecup punggung tangan milik gadis itu.

Freya menarik tangannya saat seorang waiter mengantarkan pesanan mereka. Sebenarnya tidak masalah jika Daniel melakukan hal itu, namun ia merasa sungkan saat orang lain melihatnya. Ya walaupun ia sering dijadikan pusat perhatian oleh siswa siswi Bluesky, tapi tetap saja rasanya berbeda.

"Makasih, Mas," ucap Freya.

Laki-laki yang berprofesi sebagai waiter iti tersenyum tipis, lalu mengucap, "sama-sama, Kak."

Freya menatap makanan di meja dengan penuh minat. Spaghetti bolognese, lemon squash, onion ring, dan juga strawberry ice cream benar-benar menggoda imannya, dan berakhir Freya menjadi kalap. Habis atau tidak adalah urusan belakangan, yang penting Freya merasa puas karena telah memesan semua ini.

Sebelum memulai menyantap makanannya, Freya memotret makanan itu terlebih dahulu. Freya tersenyum puas setelah mendapat foto yang ia inginkan, lalu meletakkan kembali ponselnya di atas meja.

"Kenapa sih tiap kali kita makan bareng kamu selalu foto makanannya? Padahal aku nggak pernah lihat kamu posting foto makanan di sosmed," tanya Daniel.

"Buat jadi koleksi," balas Freya.

"Oh, kirain buat apaan," ujar Daniel.

Freya tak membalas, ia memilih untuk memulai menyantap makanannya. Selain karena ia lapar, Freya juga penasaran dengan rasa dari masakan yang dijual di kafe ini. Banyak orang bilang bahwa, kafe ini sangat recommended, mulai dari makanan, tempat, harga, hingga pelayanan semuanya memuaskan.

Ternyata penilaian mereka terhadap kafe ini benar adanya, rasa dari spaghetti bolognese yang Freya makan cocok dengan lidahnya, kematangan pastanya juga pas.

"Gimana menurut kamu?" tanya Daniel.

"Aku sih yes," balas Freya.

"Kapan-kapan ke sini lagi mau?" tawar Daniel.

Freya mengangguk antusias. "Mau!"

Hai balik lagi! Yuk kasih sugesti biar bisa fast update😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai balik lagi! Yuk kasih sugesti biar bisa fast update😌

Purwodadi, 4 September 2021

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang