17

52 4 0
                                    

Jangan lupa vote ya.

"Assalamu'alaikum, Freya pulang!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamu'alaikum, Freya pulang!"

Tidak ada sahutan dari orang rumah, Freya mengangkat kedua bahunya acuh lalu masuk ke dalam rumah. Gadis itu mengernyit heran saat mendengar suara tangis Delia yang terdengar menggema di penjuru rumah. Dengan langkah cepat Freya berjalan menuju kamar sang adik.

Ekspresi cengo ditunjukkan oleh Freya saat telah tiba di kamar Delia. Kamar serba pink milik adiknya itu seperti kapal pecah, seprai yang lepas dari kasur, bantal dan guling telah berada di lantai, boneka dan beberapa mainan gadis cilik itu juga berserakan di lantai. Sedangkan si pemilik kamar tengah meraung-raung di lantai kamarnya.

"Ada apa, Ma? Kenapa Delia nangis sampai kayak gitu?" tanya Freya keheranan. Pasalnya Delia bukan tipe gadis cengeng yang menangis jika kemauannya tidak dipenuhi, dan apa yang dilihatnya sekarang benar-benar membuat Freya keheranan.

"Mama juga nggak tahu, tiba-tiba nangis pas bangun tidur," ucap Vania. Wajah frustasi tercetak jelas, mungkin terlalu lelah menenangkan si bungsu.

Freya memilih mendekat ke arah Delia, ia berjongkok untuk menyamakan tingginya pada sang adik. Wajah adik satu-satunya itu terlihat menyedihkan dengan mata merah dan air mata yang telah membasahi seluruh permukaan wajah ciliknya.

"Ada apa sih, Del? Kenapa nangis kayak gini?" tanya Freya pada sang adik yang masih meraung-raung di lantai.

Bukannya menjawab, Delia malah mengeraskan tangisnya. Freya sendiri hanya menutup kedua telinganya saat mendengar suara tangis Delia yang terdengar nyaring.

"Delia, kamu kayak bayi deh. Malu dong, udah gede hobinya nangis," sindir Freya.

Tidak mempan, gadis itu masih saja menangis. Freya berdecak sebal melihat tingkah sang adik yang sangat menjengkelkan.

"Delia, udah dong nangisnya. Kalo kamu diam kakak beliin es krim sama kinderjoy deh," bujuk Freya.

Sepertinya bujukan yang Freya lakukan berhasil, Delia memelankan tangisnya, hanya terdengar isakan kecil saja. Freya tersenyum senang saat adiknya mau menuruti ucapannya. Dengan telaten ia mengusap air mata yang menggenang di wajah Delia.

"Udah jangan nangis lagi, ntar kalo papa tahu kamu malah dimarahin lo," ucap Freya menakuti Delia.

Delia menurut, ia menghentikan tangisnya. Sepertinya ancaman Freya berhasil membuat Delia takut. Sedangkan Vania yang berada tak jauh dari kedua anaknya hanya tersenyum tipis, untung saja Freya berhasil membujuk Delia. Ia sudah cukup pusing menenangkan anak bungsunya yang hampir satu jam meraung-raung di lantai.

"Karena Delia udah diem, kakak mau beliin Delia es krim sama kinderjoy dulu. Kamu jangan nangis lagi, loh. Awas aja kalo kakak balik dan kamu masih nangis, es krim sama kinderjoy nya nggak jadi kakak kasih ke kamu," ancam Freya.

Delia mengangguk samar.

Freya bangkit dari posisi jongkoknya, kemudian beranjak dari kamar Delia. Langsung saja ia menuju ke garasi rumah, menuju motor scoopy milik mamanya yang terparkir sempurna.

Gadis itu meraih helm miliknya, kemudian naik ke atas motor itu. Freya bisa mengendarai motor, hanya untuk jarak dekat saja, sedangkan jarak antara rumah dan minimarket yang akan ia tuju hanya berjarak kurang dari satu kilometer. Freya masih tremor jika harus mengendarai motor jarak jauh, termasuk untuk pergi ke sekolah, ia mengandalkan papanya dan juga Calista, karena ia juga belum bisa mengendarai mobil sendiri.

Motor scoopy itu melaju dengan kecepatan kurang dari 40 km perjam, pasalnya sang pengendara mengendalikan motor itu dengan sangat hati-hati.

Akhirnya lima menit kemudian ia telah tiba di minimarket, setelah ia melepaskan helm dan mengunci motor, Freya masuk ke dalam untuk membeli es krim dan kinderjoy yang telah ia janjikan kepada sang adik.

Freya meraih keranjang belanja, sepertinya ia juga ingin membeli beberapa camilan untuk dirinya sendiri. Ia berjalan menuju rak yang berisi bermacam snack. Freya mengambil beberapa makanan kesukaannya, kemudian ia menuju ke rak minuman, ia mengambil bermacam minuman mulai dari; susu, soda, minuman teh dan lainnya.

Setelah dirasa cukup, Freya berjalan menuju freezer untuk mengambil es krim kesukaan Delia. Ia mengambil beberapa es krim varian coklat untuk sang adik, karena satu bungkus es krim tidak akan cukup untuk Delia.

Freya menutup kembali pintu freezer itu. Lantas ia beranjak dari sana untuk membayar belanjaan dan mengambil beberapa kinderjoy untuk sang adik, namun langkahnya terhenti saat sepasang manusia yang sangat tidak asing berhenti di depannya.

"Eh Freya, kebetulan banget kita ketemu di sini. Belanja apa, Fre?" tanya gadis yang memakai seragam persis yang ia pakai saat ini.

"Cuma beli beberapa camilan buat adik gue," balas Freya.

"Oh, lo ke sini sendirian? Naik apa? Setahu gue lo kan nggak bisa bawa mobil," ucap Safira.

Freya menyumpah serapahi Safira dalam hati, nada bicara yang Safira tunjukkan memang halus, namun Freya paham jika Safira tengah menyindirnya. Matanya melirik sekilas ke arah cowok yang berada di sebelah kanan Safira, cowok yang kini telah menjadi mantan pacarnya.

"Naik motor," balas Freya cepat.

"Oh. Kalo gitu lo lanjutin belanjanya, soalnya gue juga mau belanja, mamanya Daniel udah nungguin kita soalnya. Gue duluan ya, Fre," ucap Safira, ia menggenggam tangan Daniel, lalu mengajak cowok itu beranjak dari hadapan Freya.

Freya sendiri hanya diam dengan mengucap kata sabar dalam hati berkali-kali, pemandangan yang barusan ia saksikan membuat hatinya kembali berdenyut nyeri. Siapa sih yang tidak sakit hati saat orang yang kita cintai lebih memilih orang lain daripada kita? Padahal rasa cinta yang kita berikan itu tulus, rasanya sungguh tidak adil.

Ia menggelengkan kepalanya, berusaha melupakan kejadian ini. Freya memilih melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda, ia meletakkan keranjang belanjanya di kasir, tak lupa ia memasukkan beberapa kinderjoy untuk adiknya. Setelah membayar belanjaan yang ia beli, ia segera beranjak dari minimarket itu, karena melihat wajah Safira membuat Freya muak.

Purwodadi, 25 Sep 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Purwodadi, 25 Sep 2021

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang