[COMPLETED]
Disarankan follow sebelum membaca⚠️
Freya Angelica merasa menjadi gadis paling beruntung. Terlahir di keluarga berkecukupan dan harmonis membuat ia hampir tidak pernah merasakan kesedihan. Ditambah ia memiliki Daniel, kekasih yang memper...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah empat hari ini Freya selalu pulang dengan Calista. Alasannya, karena Daniel membonceng Safira dan mengantarkan gadis itu pulang. Bintang, kakak Safira meminta Daniel untuk menjaga sang adik.
Kini Freya telah berada di dalam mobil Calista, dari dalam ia bisa melihat Daniel tengah berjalan berdampingan dengan Safira. Freya meremas ujung roknya kala melihat Daniel memakaikan helm untuk Safira. Ia memejamkan mata, berusaha menghilangkan adegan yang baru saja dilihatnya.
"Daniel keterlaluan banget sih," sungut Calista.
"Fre, seharusnya lo larang Daniel buat berangkat dan pulang bareng Safira. Lo pacarnya, Fre, lo yang lebih berhak berangkat dan pulang bersama Daniel," ucap Calista menggebu-gebu.
"Lis, kan Safira lagi kesusahan, wajar aja kalo Daniel bantu dia. Ditambah mereka udah sahabatan dari lama," balas Freya.
Calista menghembuskan napas kasar. "Fre, gue bilangin ya, jangan terlalu baik sama orang lain. Kita nggak tahu isi hati orang yang kita baikin. Gue takut kebaikan lo malah dimanfaatin sama mereka."
Bibir Freya mencabik kesal. Ia kurang suka dengan ucapan Calista. "Kok Calista ngomong gitu sih, Daniel sama Safira nggak bakalan kayak gitu."
"Terserah lo, Fre, yang penting gue udah ngingetin," putus Calista. Menasihati Freya yang selalu berpikiran positif sangat lah sulit.
***
Sepasang ibu dan anak terlihat tengah sibuk dengan kegiatan mereka di dapur, mereka sibuk membuat masakan untuk makan malam nanti. Sang anak yang merupakan seorang gadis sibuk dengan kegiatannya yang berupa memotong sayuran. Si ibu sendiri juga tengah sibuk mencuci daging ayam.
"Gimana sama keadaan Safira, Ya?" tanya Vania sambil melirik ke arah Freya.
"Safira udah masuk sekolah kok, Ma. Cuma dia masih murung, nggak seceria sebelumnya," balas Freya.
"Wajar aja, Ya. Dia baru kehilangan orang yang paling berharga dalam hidupnya. Mama cuma mau pesan, jangan cerita masalah keluarga atau orang tua di depan Safira. Jaga perasaan dia, kehilangan orang tua bukan hal sepele," ucap Vania.
"Iya, Ma."
"Oh iya gimana sama sekolah kamu? Ada kendala atau masalah nggak?" tanya Vania. Daging ayam yang telah beliau cuci kini dipotong dadu.
"Sejauh ini nggak ada masalah apapun kok, Ma. Cuma kendala biasa, Freya nggak paham beberapa materi," balas Freya. Gadis itu terlihat hati-hati saat memotong wortel, terlihat sangat kaku, mengingat Freya membantu Vania masak jika ia insyaf saja.
"Coba kamu cari referensi di internet atau beli buku pendamping," saran Vania.
"Freya malah makin nggak paham, Ma. Pembahasan guru dan buku beda banget. Mungkin Freya bakal tanya sama Calista, siapa tahu dia paham."