1

77 7 3
                                    

Jangan lupa buat vote ya!

Author POV

Freya menyangga kepalanya dengan kedua tangan yang berbentuk huruf Y. Arah pandangnya terfokus pada sosok kekasih yang tengah menyantap bakso. Bibirnya tak bisa berhenti tersenyum saat melihat pemandangan indah di depannya.

"Freya, kenapa nggak dimakan?" tanya Calista saat melihat nasi soto yang dibeli oleh Freya masih utuh, belum disentuh sama sekali.

"Lilis, pemandangan di depan gue itu nggak bisa di-skip gitu aja," balas Freya tanpa melihat lawan bicaranya.

Percakapan Calista dan Freya membuat Daniel melihat ke arah mereka. Daniel menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah Freya.

"Kenapa kamu lihatin aku kayak gitu?" tanya Daniel.

Freya tetap pada posisinya, lalu berucap, "suka aja lihat kamu makan, damage-nya nambah."

"Aku tahu kalau aku ganteng, tapi jangan lupa makan ya. Atau mau aku suapin?" tawar Daniel.

"Mau banget disuapin sama Daniel," ucap Freya. Lantas ia mengubah posisinya, kini tangan Freya tak lagi menyangga kepala.

Daniel segera meraih mangkuk yang berisi nasi soto, makanan kesukaan Freya. Ia mengaduknya sebentar sebelum menyuapkan sesendok nasi pada Freya.

Gadis itu membuka mulutnya dengan sukarela, ia menerima suapan Daniel. Freya tak peduli jika para penghuni kantin sekolah mencibirnya, yang terpenting ia bahagia dengan perlakuan Daniel.

Sedangkan Calista yang melihat adegan romantis di depan matanya hanya bisa mengucap kata sabar dalam hati. Keuwuan Daniel dan Freya memang tidak ada tandingan.

Hubungan mereka bisa dibilang langgeng, bahkan yang Calista tau, mereka tidak pernah berdebat hebat hingga marahan. Setahun mengenal Freya, Calista jarang sekali mendengar keluhan tentang Daniel, hampir setiap hari Freya bercerita tentang kebaikan dan sikap manis yang dilakukan oleh Daniel kepada Freya.

"Buka mulutnya lagi, Sayang."

Dengan semangat Freya membuka mulutnya kembali, entah mengapa disuapi oleh orang spesial membuat soto yang ia makan terasa jauh lebih enak.

"Pacaran terus, mentang-mentang punya pacar uwu-uwuan nggak inget tempat."

Refleks ketiga manusia itu menoleh ke arah sumber suara. Suara itu berasal dari seorang gadis dengan mangkuk bakso di tangannya, tanpa meminta izin kepada Daniel dan lainnya, gadis itu langsung duduk di sebelah Daniel.

"Makanya cari pacar, biar bisa uwu-uwuan juga," balas Daniel.

Freya dan Calista hanya diam, tapi tatapannya tak beralih pada Safira, adik kelas sekaligus sahabat dekat Daniel. Entah mengapa Freya kurang menyukai sosok Safira, menurutnya Safira terlalu caper dengan Daniel. Tapi Freya selalu menyembunyikannya, tidak mungkin jika ia memperlihatkan ketidaksukaannya secara gamblang.

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang