[COMPLETED]
Disarankan follow sebelum membaca⚠️
Freya Angelica merasa menjadi gadis paling beruntung. Terlahir di keluarga berkecukupan dan harmonis membuat ia hampir tidak pernah merasakan kesedihan. Ditambah ia memiliki Daniel, kekasih yang memper...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suasana kelas XI IPS 2 terdengar begitu ricuh dikarenakan jam kosong di kelas mereka. Bu Septi, yang seharusnya mengisi pembelajaran tidak dapat hadir karena menghadiri acara pernikahan sang anak. Dari jam pertama hingga jam ketiga mereka bebas dari kegiatan belajar. Kericuhan yang mereka ciptakan tidak akan membuat guru menegur mereka. Saat jam kosong mereka boleh melakukan apapun, dengan catatan jangan ada yang keluar dari kelas sebelum jam istirahat.
Tapi sepertinya kebisingan yang mereka ciptakan tidak berpengaruh bagi Freya, gadis itu sudah tertidur hampir dua jam lamanya dengan posisi kepalanya ia letakkan pada tangannya yang menelangkup di atas meja. Calista sendiri tidak ada niatan untuk membangunkan Freya, biarkan sahabatnya itu beristirahat. Toh Calista juga tengah sibuk dengan novel yang ia baca.
Setelah kejadian semalam, Freya belum menceritakan apapun pada Calista. Tapi Calista bisa menebak jika Freya sedang ada masalah dengan Daniel. Ia bisa bilang seperti itu karena akhir-akhir ini sikap Daniel tidak semanis biasanya. Cowok itu terlalu mementingkan Safira sampai Freya sedikit terasingkan.
Freya memang tidak pernah mengeluh tentang Daniel, sahabatnya itu mencintai Daniel dengan tulus. Buktinya saat Daniel pergi dan pulang sekolah bersama Safira, Freya tidak pernah marah. Sebetulnya ia menyayangkan sikap Daniel yang kurang tanggap, seharusnya cowok itu berangkat ke sekolah mengendarai mobil agar Freya, Daniel dan Safira bisa pulang bersama.
Calista tersentak saat bel istirahat berbunyi dengan nyaring. Lantas ia melirik ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangannya, ternyata Calista terlalu tenggelam membaca novelnya, sehingga waktu terasa bergulir begitu cepat.
Gadis dengan kacamata bertengger di hidungnya itu membereskan beberapa novel yang berada di mejanya. Kemudian ia beralih untuk membangunkan Freya, sebenarnya ia tidak tega karena gadis itu terlihat sangat pulas dalam tidurnya, terbukti dari suara dengkuran halus yang terdengar.
Calista menghentikan ucapannya saat ia melihat sosok Safira berada di pintu kelasnya. Ia juga mengamati pergerakan Daniel, cowok itu langsung beranjak dari duduknya saat melihat sosok Safira. Dari tempat duduknya, Calista bisa melihat jika Safira menggenggam tangan Daniel dan membawanya keluar.
"Bangun dong, Fre. Ntar keburu jam istirahatnya habis," ucap Calista. Ia masih setia menepuk pipi Freya, berharap gadis itu segera bangun dari tidur pulasnya. Sepertinya apa yang Calista lakukan cukup berhasil, Freya terlihat mulai gelisah dalam tidurnya, benar saja lima detik setelahnya mata Freya terbuka.
Freya mengangkat kepalanya dari meja, lalu meregangkan otot tubuhnya yang terasa kaku. Dahinya berkerut saat melihat penjuru kelas telah kosong, hanya menyisakan mereka berdua saja.
"Pada ke mana, Lis? Kok sepi banget?" tanya Freya. Suaranya terdengar serak, efek yang biasa terjadi saat baru tidur.
"Ke kantin, Fre. Udah jam istirahat," balas Calista.