Jangan lupa buat vote!
Sebuah motor matic terlihat sedang menyusuri jalan dengan pepohonan di sisi kiri dan kanannya. Motor itu membawa dua orang, seorang driver ojek online dan penumpang yang merupakan seorang siswi SMA.
Motor itu berhenti saat sang penumpang memberi aba-aba. Si penumpang itu turun, tak lupa ia melepaskan helm berwarna hijau milik driver yang merupakan seorang pria berusia empat puluh tahunan.
"Makasih ya, Pak."
"Neng yakin mau di sini sendirian?" tanya driver itu seraya menerima kembali helm miliknya.
"Saya udah sering ke sini kok, Pak," balas si gadis dengan diakhiri seulas senyum tipis.
"Ya sudah kalo gitu, saya duluan ya, Neng," ucap driver.
"Iya, Pak. Hati-hati di jalan."
Tujuh detik kemudian bapak itu pergi meninggalkan si gadis sendirian.
Ya, kalian benar. Gadis itu adalah Freya, ia sengaja datang ke sini sendirian, di tempat yang sama saat ia dan Daniel melakukan pemotretan. Entah mengapa tiba-tiba ia ingin datang ke sini.
Freya menyusuri jalan itu dengan langkah pelan, tak jarang ia sengaja menendang daun kering yang berserakan di jalanan. Freya merasa tenang berada di sini, suara daun-daun yang tertiup angin terdengar begitu merdu. Tak hanya itu, semilir angin yang menerpa tubuhnya membuat pikirannya jauh lebih baik.
Beberapa peristiwa yang terjadi belakangan ini membuat Freya sedikit kacau. Ia merasa jika kejadian-kejadian yang beberapa waktu terakhir menerpanya adalah masalah terberat dalam hidupnya. Jujur saja, Freya tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Sejak kecil ia selalu mendapat keberhasilan dalam hal apapun, entah itu persahabatan, nilai-nilai, ataupun hubungan dengan orang lain selalu berjalan dengan baik.
Freya mendudukkan dirinya di sebuah bangku bercat putih yang berkarat pada beberapa sisinya. Kepalanya ia sandarkan pada sandaran bangku itu dengan mata terpejam. Freya tidak pernah merasakan senyaman ini sebelumnya.
Gadis yang tengah menikmati kenyamanan itu berdecak sebal saat handphone miliknya berdering, menandakan jika sebuah panggilan masuk.
"Lilis," gumam Freya saat melihat jika chairmate-nya lah yang menelponnya. Ia menyiapkan mental sebelum mengangkat panggilan itu, pasalnya Freya sudah menebak jika Calista akan memarahi dirinya.
"Halo, Lis."
"Freya! Lo di mana sekarang? Baru aja gue keluar dari toilet, tapi lo nya nggak ada."
"Gue udah pulang, Lis."
"Freya, jangan becanda ih."
"Gue nggak lagi becanda, gue beneran udah sampai rumah."
Freya menggigit bibir bawahnya, semoga saja Calista percaya jika ia telah berada di rumah. Ia terpaksa harus berbohong kepada Calista, sebab ia butuh waktu sendiri untuk menenangkan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Novela Juvenil[COMPLETED] Disarankan follow sebelum membaca⚠️ Freya Angelica merasa menjadi gadis paling beruntung. Terlahir di keluarga berkecukupan dan harmonis membuat ia hampir tidak pernah merasakan kesedihan. Ditambah ia memiliki Daniel, kekasih yang memper...